Kehidupan Pasca Covid-19

Prof. Daniel Mohammad Rosyid

Jika kita belajar dari Pandemi ini, maka kita seharusnya menyadari bahwa banyak hal dalam kehidupan kita perlu kita tinjau kembali. Sekarang saja dunia telah memasuki resesi, mungkin bahkan depresi. Dampak pandemi ini akan dalam, luas dan lama. Peta geopolitik dan geoekonomi global akan berubah setelah ini. Bill Gates mengatakan bahwa Pandemi ini mengoreksi gaya hidup kita sebelumnya yang keliru.

Gaya hidup boros dan hedonistik selama paling tidak 50 tahun terakhir telah mengakibatkan ketimpangan sosial dan kerusakan ekosistem alam. Sebelum Pandemi ini, perubahan iklim dan pemanasan global adalah ancaman eksistensial manusia sebagai spesies terorganisir. Setelah lockdown di hampir seluruh bagian dunia, ekosistem seolah diberi kesempatan untuk istirahat memulihkan diri.

Perubahan iklim dan pemanasan global boleh jadi telah melahirkan Covid-19. Ini adalah cara alam membalas ulah tangan manusia yang selama ini bertingkah bagai superman ingin menaklukan alam semesta, bahkan Tuhan penciptanya. Manusia kini seolah takluk di hadapan makhluq berukuran nano ini.

Papan lontar gaya hidup boros dan hedonistik itu adalah sistem indoktrinasi paksa massal yang disebut persekolahan. Persekolahan adalah instrumen teknokratik penyiapan syarat budaya bagi gaya hidup konsumtif, boros, eksploitatif yang menyuburkan hutang. Model manusia idealnya adalah American yang konsumsi energi perkapitanya mencapai 7000 liter setara minyak/tahun. Ini 10 kali lebih banyak daripada konsumsi energi perkapita rata-rata orang Indonesia.

Hari ini, stastitik korban Covid-19 di AS adalah yang terbesar di dunia dengan kasus terjangkit mencapai lebih 500ribu kasus dengan kematian mencapai 20ribu. Ini lebih parah dari pada kasus di Italia, bahkan China sekalipun. Bandingkan dengan Indonesia dengan kasus terjangkit kurang dari 5000 dengan kematian masih kurang dari 500. Peradaban yang sangat kecanduan minyak (oil obese) adalah peradaban yang rapuh, jika bukan sakit.

Penting dicermati bahwa saat ini harga minyak dunia sedang jatuh mencapai rekor terendah selama paling tidak sepuluh tahun terakhir. Negara-negara OPEC baru saja sependapat untuk menurunkan produksi setelah membanjiri dunia dengan minyak untuk menjatuhkan shale oil yang banyak diproduksi AS. Shale oil ini sebagai pengganti minyak mentah biasa lebih mahal biaya produksinya sekaligus lebih merusak lingkungan, tapi sumbernya melimpah di AS.

Mobil sebagai tradisi AS adalah penciri utama this americanized world. Fareed Zakaria telah membayangkan sebuah dunia setelah AS : a post-American world. Saat banyak manusia dipaksa belajar dan bekerja di rumah, jalanan lengang tanpa mobil berkeliaran, kita sudah menyaksikan kehidupan baru itu. Belajar ternyata tidak harus di sekolah dan bekerja tidak harus di pabrik. Keduanya bisa dikerjakan di rumah bersama keluarga. Ini bukan darurat, tapi normal yang baru.

Gunung Anyar 15/4/2020

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.