SURABAYA (SurabayaPost.id) –Seiring dengan sulitnya pengurusan ISBN untuk buku-buku terbitan Indonesia, Iqro Semesta menyerukan kedaulatan literasi. Jangan bergantung pada regulasi internasional, tapi buatlah regulasi sendiri tentang pencatatan penerbitan buku dalam negeri.
Itulah kesimpulan utama dialog literasi Bulan Bahasa di Kampus Universitas Wijaya Kusuma pekan lalu.
Teguh W. Utomo selaku pemateri mendesak pihak berwenang di Indonesia untuk meminta International ISBN Agency di London untuk menambah jatah nomor untuk Indonesia.
“Jika tidak, Perpustakaan Nasional RI sebagai Badan Nasional ISBN yang berwenang menerbitkan sendiri ISBN versi Indonesia (Indonesian Serial Book Number),” kata Teguh, penggiat literasi yang juga pengelola Iqro Press itu kepada media (25/11).
Bambang Prakoso, Ketua Yayasan Iqro Semesta, mengingatkan ISBN bukan penentu mutu buku bagus atau tidak. Yang lebih menentukan itu materi tulisan atau kapasitas penulisnya. “Kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam al-Ghazali itu ditulis sebelum zaman ISBN. Kitab yang ditulis abad ke-12 itu sampai sekarang dikaji di pesantren-pesantren seluruh dunia,” kata Bambang yang juga Kepala UPT Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma itu.
Ada pun Aditya Akbar Hakim menyebut, “Indonesia negara hebat, DNA kita negara kuat, tak boleh ada alasan untuk minder bila akan rilis ISBN versi kita sendiri, masyarakat jangan dipersulit bila hendak mengurus ISBN” tegas Penulis Lintas Negara sekaligus Pendidik menutup sesi dialog tersebut.
Iqro Semesta berencana terus adakan dialog serupa. Merutinkan di setiap bulan, sampai pihak terkait “sadar” dan rilis ISBN versi Indonesia.
Leave a Reply