MALANG (surabayapost.id) – “Luar biasa”. Itulah yang terucap dari para fans God Bless saat konser di Graha Cakrawala UM, Rabu (4/3/2020).
Ungkapan kepuasan para fans band legendaris itu bisa dimaklumi. Sebab mereka merasa dipersatukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya lewat konser Ngalam Ngerock Kembali.
“Ini konser luar biasa. Kami sebagai fans tak hanya dipertemukan dengan God Bless. Tapi juga dengan sesama pecinta musik rock. Jadi kami seperti berguna, ” kata Anang, fans God Bless.
Menurut dia, fans God Bless yang hadir tak hanya dari Malang Raya. Namun ada juga yang dari Bandung, Jakarta, Bali dan lain sebagainya. Mereka berkumpul, bersatu dan bereuni menikmati konser band yang lahir tahun 1973 itu.
Pujian senada dilontarkan Wali Kota Malang, Sutiaji, Danrem 083/Baladhika Jaya, Kol Zaenuddin, serta Wawali Malang Sofyan Edi Jarwoko serta Wawali Batu Punjul Santoso. “Konser kali ini benar-benar mantap,” kata Kol Zaenuddin yang diamini mereka.
Mereka merasa puas karena penampilan God Bless dinilai sangat luar biasa. Sebab, para personel band yang digawangi dua arek Ngalam itu tampil energi dan all out.
Padahal usia mereka sudah di atas 70 tahun. Kecuali Fajar Satriatama (drummer) yang masih berusia sekitar 40 tahun lebih.
Mereka tampil sangat prima. Padahal, God Bless baru saja ‘habis-habisan’ di panggung JogjaROCKarta, Stadion Kridosono Jogjakarta, Minggu (1/3/2020).
Permainan solo gitaris Ian Antono mengawali konser yang digelar menyemarakkan HPN 2020 itu. Ian membawakan melodi lagu nasional Padamu Negeri.
Setelah itu, God Bless membawakan lagu Bla Bla Bla dari album Semut Hitam yang dirilis 1988 silam. “Karena senjata, karena kuasa, karena bla bla bla,” nyanyi Ahmad Albar di konser yang didukung SmartFrend, BI Malang, OJK Malang dan lainnya.
“Selamat malam Malang, luar biasa sekali. Senang sekali kita bisa bertemu dalam acara Ngalam Ngerock Kembali ini,” sapa Iyek – sapaan akrab Ahmad Albar.
Di set kedua konser yang dipromotori Yoga Adhinata itu, God Bless langsung menggebrak dengan Kehidupan. Lagu yang cukup familiar. Penonton pun kompak bernyanyi.
“Pikirkan, renungkan…. pikirkan… bilakah mereka semua, kau pikirkan…,” crowd bergemuruh ketika mendengar reef dari album Semut Hitam tersebut.
Band yang terbentuk tahun 1973 itu lalu melanjutkan set dengan Menjilat Matahari. Lagu usai, Rumah Kita jadi lagu keempat God Bless. Tempo dibuat pelan. Penonton bernyanyi bersama.
Lagu Rumah Kita seolah mewakili perasaan gitaris dan backing vocal God Bless, Ian Antono. Pasalnya, ia seolah bernostalgia dengan kembali ke “rumah” tempatnya dulu disebarkan, Kota Malang. Sebelumnya, Dia akui sudah tak sabar menyambangi kota tempat ia dibesarkan itu.
Melanjutkan, God Bless lantunkan lagu karya Donny Fattah. Sesaat dinyanyikan, tempo meninggi. Animo tinggi dari warga Malang yang hadir membuktikan Malang masih jadi barometer musik rock di Indonesia.
Dalam penampilannya malam ini, God Bless beberapa kali membawakan lagu secara akustik. Mulai dari Balada Sejuta Wajah dan Syair Kehidupan.
“Malam panjang.. remang-remang, di dalam gelap daku dengarkan, syair lagu kehidupan,” crowd kompak bernanyi.
Mulai VIP hingga Festival nampaknya hapal dengan dua lagu di atas. Beberapa tak ingin ketinggalan mengabadikan lewat gawai mereka.
“Asik, asik… Ngalam asik banget,” puji Iyek.
Tak ingin penonton beristirahat, God Bless justru melanjutkan penampilan dengan lagu hits lainnya, Panggung Sandiwara hingga Bis Kota. Membawa malam makin meriah di Graha Cakrawala. Drummer mereka, Fajar Satritama bahkan sempat unjuk gigi menjelang akhir sesi. Hal itu yang kemudian sukses hasilkan riuh tepuk tangan dari penonton.
Band yang rutin jadi lineup JogjaROCKarta Festival itu jelas menyelesaikan dahaga penggemar musik rock Kota Malang malam ini. Total, God Bless nyanyikan sekitar 12 lagu. Mulai tempo tinggi, rendah hingga kembali meninggi lagi.
“Kita jumpa lagi di lain kesempatan, Malang memang luar biasa,” tutup Iyek menyudahi sesi dengan Semut Hitam yang dinyanyikan bareng penonton. (lil/gus)
Leave a Reply