GRESIK (SurabayaPost.id)- Minyak goreng harga Rp 14 ribu langka di pasaran. Warga terdampak, termasuk para pengusaha makanan. Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan mendatangi pengusaha kerupuk di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Mujid sapaan akrabnya mendatangi pengusaha kerupuk di Desa Putat, Kecamatan Menganti, Gresik. Politisi PDIP itu melihat langsung proses pembuatan kerupuk di tengah langkanya minyak goreng Rp 14 ribu. Para pengusaha kerupuk mencari minyak goreng hingga keluar kota. Harganya berkisar Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per liternya.
Harga minyak goreng itu masih di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga biaya produksi kerupuk lebih tinggi dari sebelumnya.
Mujid berharap Diskoperindag Gresik turun ke pengusaha-pengusaha kerupuk di Menganti.
“Setelah ini saya koordinasi dengan Diskoperindag untuk turun membantu UMKM. Terutama minyak goreng yang masih mahal dan langka. Padahal pemerintah mulai pusat sampai pemkab Gresik gelar operasi pasar harganya sudah distandarkan Rp 14 ribu per liter. Kenyataan di lapangan bahan baku minyak goreng masih langka,” papar Mujid, Senin (28/2/2022).
Mujid menambahkan, pengusaha kerupuk milik Sutino yang sudah 30 tahun beroperasi itu juga mengeluhkan harga tepung tapioka yang ikut naik. Kondisi ini harus menjadi perhatian Pemkab Gresik.
Berdasarkan data yang diterimanya, sudah ada tiga produsen kerupuk rumahan yang gulung tikar.
“Diskoperindag perlu turun lagi, pengrajin rumahan mulai kerupuk, tahu, tempe biar didata berapa yang kembang kempis, berapa yang berhenti beroperasi itu perlu di data. Kami perlu data itu pemkab harus hadir ke UMKM,” terangnya.
Mujid akan membantu pengusaha kerupuk dengan membantu pengajuan bantuan alat melalui dana hibah. Sehingga produsen kerupuk rumahan bisa bertahan.
Tidak hanya mengunjungi saja, Mujid ikut memborong dua kantong kerupuk besar. Kerupuk itu kemudian dibungkus dan dibagikan kepada warga.
Salah satu pengusaha kerupuk yang masih bertahan adalah milik Sutino. Lokasinya berada di Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Pria berusia 59 tahun itu kurang lebih sudah 30 tahun menjadi pengusaha kerupuk, baru kali ini mengalami situasi paling parah kelangkaan minyak goreng.
Sutino yang memiliki puluhan anak buah tidak punya pilihan lain selain terus produksi kerupuk. Pasalnya, para pekerjanya itu menggantungkan nasib pada usaha kerupuk miliknya.
“Kalau saya berhenti produksi, kasihan mereka mau makan apa ? Baru kali ini minyak goreng langka paling parah. Ditambah lagi tepung tapioka harganya juga ikut naik,” kata Sutino.
Kerugian yang dialami Sutino cukup besar. Biasanya dia menghabiskan minyak goreng 180 kilogram dengan harga Rp 12 ribu per liter. Sekarang harga minyak goreng mencapai Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per liternya. Kata Sutino dikalikan saja berapa setiap hari. Kemudian sudah satu bulan lebih minyak goreng langka.
“Nyari minyak gorengnya keliling Gresik. Paling jauh sampai Surabaya,” tambah Sutino. (adv)
Leave a Reply