BATU (SurabayaPost.id) – Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari minta Pemkot Batu memanfaatkan seluruh aparatur sipil negara ASN untuk melakukan sosialisasi masalah sampah hingga level RT/RW.
Permintaan Khamim sapaan akrab politisi PDI Perjuangan ini, Rabu (07/09/2023) terkait dampak tempat pembuangan akhir TPA Tlekung di tutup, banyak oknum masyarakat buang sampah sembarangan.
“ASN di Kota Batu sekitar 3000 orang. Jika setiap Jumat mereka digerakkan untuk sosialisasi ke RT/RW untuk mengatasi persoalan sampah. Kami yakin masalah persampahan bisa segera teratasi,”kata Khamim, Kamis (7/9/2023).
Untuk itu, ia berharap Pemkot Batu bisa segera tindaklanjuti dan kerahkan para ASN dalam mengatasi sampah di Kota Batu.
“Permasalahan sampah di Kota Batu makin hari makin menjadi.Proses pilah sampah di masing – masing desa belum teratasi dengan baik, sekarang malah disusul persoalan baru dengan teror buang sampah sembarangan oleh oknum masyarakat.Saya kuatir Kota Pariwisata Batu malah jadi kota pariwisata sampah,”seru Khamim.
Oleh karena itu, Khamim minta segera dibuat surat edaran (SE) Wali Kota tentang sosialisasi tersebut.
“Kemudian dalam SE itu juga harus ada sanksinya. Agar semua ASN yang diterjunkan bekerja. Jangan yang kerja hanya tiga. Sedangkan yang puluhan orang hanya foto-foto seolah olah supaya terlihat sedang bekerja,” sindir Khamim.
Setelah SE tersebut dikeluarkan, Khamim berharap setiap hari Jumat ASN bisa turun ke masyarakat. Jika semuanya turun, dia menyakini dampaknya akan sangat luar biasa.
“Dalam penanganan sampah di Batu perlu campur tangan banyak pihak.
Mengingat setiap hari ratusan ton sampah yang dihasilkan Kota Batu, penanganan sampah – sampah yang baru, kini belum teratasi secara maksimal.Lantas bagaimana tumpukan sampah yang di TPA kisaran jutaan ton tersebut apakah dibiarkan bersarang di TPA,”tanya dia.
Yang dikuatirkan lagi, menurut Khamim oknum masyarakat akan membuang sampah di wilayah luar Kota Batu.
“Misal di wilayah Karang Ploso,atau di Pujon wilayah Kabupaten Malang, ini akan menambah persoalan baru karena warga setempat akan merasa terusik dengan sampah – sampan tersebut nantinya,”ungkapnya.
Lantas ungkap dia, Kota Batu sedang disibukkan dengan sosialisasi memilah sampah dan penanganannya seperti apa? lalu ditambah permasalahan baru dengan teror sampah dibuang sembarangan.
Seperti diketahui sepekan TPA Tlekung ditutup tujuannya bisa menyelesaikan masalah dengan warga desa setempat, lantaran ditutupnya TPA atas kehendak warga sekitar.
Dengan perjalanan waktu,penyelesaian polemik sampah tersebut hanya berlaku bagi warga Desa Tlekung, sekarang malah menjalar pada 24 desa/kelurahan di Kota Batu.
Itu tercermin dengan adanya sampah – sampah di sejumlah penjuru Kota Batu yang dibuang oleh oknum masyarakat sembarangan. Itu apakah merupakan kekesalan sebagian warga, atau mereka tidak punya jalan lain dalam memusnahkan sampah-sampah, sehingga memilih jalan pintas” dibungkus, lihat kanan kiri dirasa aman, lalu dibuang”.(Gus)
Leave a Reply