GRESIK (SurabayaPost.id)— Sebanyak 55 petani durian didampingi Dinas Pertanian Pemkab Temanggung, Rabu (18/12) mengunjungi Kebun Berkah DeDurian Park Segunung Carangwulung, Wonosalam Jombang.
” Mereka para petani Temanggung yang dikawal pegawai Pemkab melakukan studi banding dan dialog dengan manajemen DeDurian Park,” tegas Djoko Setyono, Komisaris DDP yang langsung menerima peserta.
Dari dialog itu mereka gelisah terhadap kondisi anak muda sekarang yang enggan menjadi petani.
” Kami dapat informasi, DeDurian Park bisa melibatkan anak-anak muda Melineal dalam bertani,” tanya Waluyo, asal Desa Nropoh, Kranggan, Temanggung.
Pertanyaan itu menjadi bahan menarik. Dan Damanhuri, sarjana Pertanian UB Malang yang menjadi manager kebun DeDurian Park (DDP) menjelaskan tentang cara anak muda mau ikut bertani.
” Utamanya, ada manajemen. Ada pembagian tugas antara petani senior dan yunior. Yang Yunior punya ilmu, tapi minim pengalaman, nah keduanya dipadu,” tegasnya.
Damanhuri menambahkan, kalau kebun punya manajemen, ada kantor, ada pembagian tugas, ada plan dan schedule, maka anak muda pasti semangat terlibat.
” Yang utama juga kebersihan kebun, wajah kebun yang cantik dan indah menjadi kebanggaan anak muda terlibat. Dan itu di DDP dilakukan.
Sementara dalam dialog lain, para petani Temanggung juga gelisah. Karena memiliki durian unggulan Diponegoro, tapi belum diverifikasi dan mendapat sertifikat.
” Nanti DDP akan menjadi mediator bagi keinginan itu. Karena disini ada Prof Reza yang menjadi konsultan utama DeDurian Park,” tegas Djoko Setyono.
Dialog bahkan berkembang membahas tambahan usaha lain sebagaimana disampaikan Yanto Klanceng, yang usaha utamanya Madu dari jenis Tawon Klanceng.
” Wah menarik pak Yanto. Kami perlu belajar juga ke Temanggung,” tegas Djoko
Suasana saling belajar di Kebun menjadi lebih menarik. Bermaiyah, belajar bersama dalam bertani, saling sinau, adalah pola diterapan DeDurian Park. (Anang)
Leave a Reply