BATU (SurabayaPost.id) – Anggota DPRD Kota Batu Sujono Djonet dari Fraksi Partai NASDEM, Senin (29/11/2021) menilai tata kelola Kota Kota Batu secara umum belum maksimal dan standar Kota Kecamatan.
Karena, menurut dia, idialnya sebuah Kota Pariwisata, atau sebuah Kota Kawasan Ibu Kota, atau wajah kota, menurutnya zona – zona lain yang mendukung idialnya sebuah kota apalagi Batu, Agro Kota Wisata.
“Ada beberapa kaitannya seperti kejadian banjir kejadian dengan gejolak – gejolak sosial terkait pasar, dan terkait pusat – pusat ekonomi menandakan belum secara baik merencanakan akan Kota Batu ini kedepan,” kata Djonet.
Itu, kata dia, kalau kota sudah direncanakan secara baik dengan harapan – harapan masayarakat, menurutnya masyarakat akan mengamini rencana kota.
“Karena tau jelas programnya diarahkan atau dibuat seperti apa kedepan nya, maka tidak ada alasan masyarakat menolak.Kalau itu memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat dan bisa menjawab kebutuhan secara sosial,misalnya soal lingkungan,” paparnya.
Maka, papar dia, harus ada keseimbangan didalam pembangunan sebuah kota.Satu potensi mendasar kota ini,kata dia, adalah agro pertaninya harus diperhatikan lahan – lahannya.
“Itu harus menjadi prioritas untuk di lindungi.Dalam arti pertanian harus gemuyu ( tertawa) nandur saknandur (nanam menanam ) mereka senang karena kondisi lahannya sehat dan subur,” ungkapnya.
Selanjutnya, ungkap dia, berbicara tentang pertanian persoalannya, menurut dia, ada dilahan. ” Lahan pertanian yang tidak cukup sehat itu harus diremajakan ada refitalisasi lahan.Ini penting untuk menggaerahkan petani – petani kita bercocok tanam.Sehingga para petani tersebut tidak naik kehutan dan merambah hutan untuk bercocok tanam,”terangnya.
Itu, terang dia, faktor – faktor penting, yang menurutnya tidak bisa menghentikan masyarakat yang memang latar belakangnya petani.
“Tapi pemerintah harus memperhatikan bagaimana ketika lahan petani tidak sehat.Sudah otomatis mereka akan mencari lahan yang sehat sedangkan lahan tersebut ada dihutan, dan itu tidak terkontrol,” tandasnya.
Olehkarena itu, tandas dia, melalui dinas pertanian, dirinya mengaku sering menyampaikan bahwa membangun pertanian Kota Batu, bukan hanya sekadar menghabiskan anggaran setiap tahum dan hanya mengugurkan kewajibannya saja.
“Tapi tidak bisa menjawab kebutuhan petani.Ini yang menurut saya penting.Itu salahsatu bagian rencana kota ini untuk membangun bagaimana pertanian dan pariwisata ini bisa seimbang,” ujarnya.
Karena,ujar dia, di batu pariwisatanya sudah bergeliat, menurut dia, pertaniannya harus sama juga bergeliat. Artinya jangan ada salah satunya yang tenggelam.
“Ini penting karena potensi dasar Kota Batu ada di dua itu. Agro dan Pariwisata .Inilah yang harus terang manakala revisi RT RW sudah dilakukan, nanti harus benar – benar hati – hati dan disediakan kebutuhan lahan petani yang akan datang,” sarannya.
Sehingga ,kata dia, kedepan bagaimana batu ini, bisa dibangun dengan tetap memperhatikan dua pontesi dasar itu. “Agro dan Parwisata harus ada keseimbangan.Termasuk bagaimana karena performen kota kita ini masih standar kota kecamatan.Kota belum layak atau edialnya sebagai kota yang konon mempunyai nama sebagai kiblat pariwisata,” ungkapnya.
Terlebih, ungkap dia, didalamnya belum diatur bagaimana sirkulasi transportasi , dan bagaimana pula ruang – ruang publik dan bagaimana yang menjadi menambah performen kota ini, yang layak sampai ke kota ramah lingkunngan, dan layak dikunjungi, serta ramah dengan wisatawan termasuk kota yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Batu.Kemudian, secara umum bisa belajar degan baik menempuh pendidikan dengan tenang dan tidak ada kekerasan sosial dan sebagainya.
“Ini tentu harus ditingkatkan terutama kalau perencanaannya bagus maka kota ini akan terlihat perilaku manusianya itu akan sendirinnya menyesuaikan dengan perencanaan yang baik.Disitulah sebenarnya kita itu akan dikatakan ramah dan tidak , manakala dilihat dari sebuah perencanaannya,” jelasnya.
Jadi, jelas dia, kita belum bisa melihat seperti ada perencanaan RTRW nya,terlebih menurutnya belum terselesaikan. ” Karena sampai hari ini kita belum bisa melihat seperti apa perencaannya Kota Batu.Maka ini harus segera diperhatikan kedepannya,” mintanya.
Kembali lagi, lanjut dia, perencanaan yang baik sebuah kota dasarnya adalah pertanian dan pariwisata. “Ini dibangun secara seimbang untuk pembangunan yan ramah lingkungan dan ramah segalanya dari segala sisi termasuk masyarakatnya bagaimana tingkat kepuasan masyarakat ketika kota ini dibangun harus mencapai titik tinggi.Disitulah tanda – tanda keberhasilan pemetintah,” timpalnya. (Gus)
Leave a Reply