BATU (SurabayaPost.id ) – Blusukan sambung dulur Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Kota Batu Firhando Gumelar dari tarik tambang hingga ke tarian sanduk.
Itu dilakukan menurut Mas Gum sapaannya Firhando Gumelar ini,karena rasa ingin tahunya tentang Kota Wisata Batu secara utuh dan detail.
“Sepeti halnya giat tarik tambang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, beberapa hari lalu. Tangan saya gemetar saat itu.Ternyata menarik talinya susah sekali dan tidak ada gerakan sama sekali.Kegiatan seru ini harus tetap dilanjutkan di desa – desa , selain sebagai hiburan juga memperkuat gotong – royong dan kerjasama antara warga agar tetap semangat olahraga tarik tambang,” ujar Mas Gum, Kamis (15/8/2024)
Dari zona sejuk, menuju batu sejuk mengudara, menurutnya permainan olahraga tarik tambang jenis permainan tradisional sederhana, yang menggunakan tali tambang sebagai alat permainannya.Permainan ini sering diperlombakan pada saat momen tertentu.
“Tarik tambang adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok, serta membutuhkan kekuatan dan kekompakan para pemainnya. Manfaat utama dalam permainan tarik tambang dapat dilihat dari segi sosial dan kesehatan para pemainnya. Secara sosial, tarik tambang dapat melatih kekompakan dan kerja sama setiap anggota dalam sebuah regu, serta melatih kepemimpinan dan daya juang,dan tradisi ini tetap terjaga, ” ungkapnya.
Permainan ini,ungkap dia, dapat dilihat melalui kuda – kuda dan sikap pasang yang dilakukan sebelum tarik tambang dimulai.Sisi lain Bacawali yang didukung Partai Golkar, Demokrat, dan PAN tersebut menyampaikan ketika sambung dulur gelaran sanduk di Kelurahan Dadaprejo,Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
“Saya selalu penuh semangat ketika sambung dulur dari dusun ke dusun.Sedang sekali bisa menyambangi Kelurahan Dadaprejo dan menyambung silaturahmi dengan saudara – saudara disana,” katanya.
Itu kata dia,ditambah dengan meriahnya suasana tarian sanduk di sepanjang jalan. Menariknya lagi, menurut Mas Gum tengah ditemani Bapak – bapak dan Ibu – ibu penari sanduk dengan goyangan khas dan lincah.
“Ternyata semangat muda beliau – beliaunya dalam menari sanduk lebih unggul daripada usia muda,” puji dia.
Dengan gerakan tariannya merupakan penggambaran orang yang bercocok tanam dan musik yang dimainkan adalah musik khas Madura. Pakaian yang digunakan penari sanduk adalah pakaian adat khas Madura.
“Untuk para penari pria menggunakan riasan mata yang menimbulkan kesan tegas serta memakai kumis. Sedangkan, penari wanita memakai aksesoris tambahan bunga yang diselipkan di rambut dan menggunakan gincu berwarna mencolok atau sesuai dengan warna baju,” lanjutnya.
Ia katakan tari sanduk di Kota Batu merupakan kota kecil di daerah Malang Raya yang diapit oleh Kota Malang dan Kabupaten Malang.
“Kota Batu mengembangkan sektor pariwisatanya sehingga mendapat julukan Kota Wisata Batu atau disingkat KWB.Kendati berasal dari Madura, tari sanduk sangat dikembangkan di Kota Batu. Tarian ini menggabungkan budaya Madura dan budaya yang berkembang di Kota Batu,” ucapnya.
Lanjutnya tari sanduk menjadi populer di Kota Batu karena kerap ditampilkan di Malang Raya,khususnya bumi Kota Batu.(Gus)