BATU (SurabayaPost.id) – Segudang pengalaman bidang birokrasi Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kota Batu Sujono Djonet, berharap ada penyegaran sejumlah SKPD Pemkot Batu karena banyak bukan pada bidangnya.
“Pak Aries Pj Walikota baru mempunyai pengalaman segudang birokrasi dan paham bagaimana dilingkungan birokrasi.Kami legislatif, adanya indikasi kotak – kotak dan kelompok- kelompok dilingkungan birokasi Pemkot Batu segera berakhir,” kata Djonet, Sabtu (04/02/2023).
Itu, menurutnya momentum sekarang ini, adanya Pj Walikota, istilah adanya suka tidak suka, diharap sekarang sudah hilang.
“Yang ada satu atap dimana dibawah Amongtani, yang ada adalah profesionalisme ketika ada semacam kebijakan yang diambil pimpinan atau ditingkat SKPD atau apa, berdasarkan prestasi atau mungkin, pilih kewajaran harus dikedepankan,” ungkapnya.
Ketika disinggung dengan keberadaan Pj Walikota baru, apakah perlu ada penyegaran mutasi jabatan para SKPD ?
“Birokrasi, mutasi hal yang wajar dan
perlu adanya penyegaran – penyegaran.Banyak di Pemkot Batu tidak pada tempatnya.Artinya banyak yang bukan pada bidangnya penempatan SKPD, begitu ditempatkan dia gagap apa yang mau dikerjakan,” lanjutnya.
Karena bukan bidangnya, dan tidak mempunyai ilmu disitu. Demikian Djonet menyampaikan pepatah.
“Ada pepatah ketika sesuatu dijalankan oleh orang bukan ahli dan pada bidanya, tunggu saat kehancurannya. Kita tidak mau Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menjadi sepeti itu. Apalagi Pak Aris latar belakangnya di Provinsi Jatim tentu kami berharap untuk memaksimalkan Pemkot Batu,” harap dia.
Dengan memaksimalkan Pemkot, menurut Djonet, orang – orang yang duduk banyak bukan pada bidangnya.
“Artinya selama SKPD tidak sejalan dengan yang lain, itu salahsatu menjadi pemicu, dan itu menjadi pembicaraan kenapa si A misalnya, bukan pada bidangnya kok ditempatkan disitu.
Sementara mungkin ada yang lebih sesuai, artinya banyak pertanyaan pertanyaan muncul ketika tidak mendasar dalam menempatkan orang – perorang itu,” ujarnya.
Itu, ujar dia, salah satu pemicunya.
Lanjutnya,beda kalau berdasarkan profesional dan pada bidangnya tentu akan mengurangi hal seperti itu.
“Pertama dengan dasar suka tidak suka dalam menempatkan SKPD.Harapan kami jauhkan hal seperti itu, kita ini bicara profesional dalam mengelola pemerintahan butuh profesional hal ini sesuai bidangnya masing – masing,dan jangan sampai mengesankan sepeti mengatur “Manajemen Keluarga” minta Djonet.
Kalau manajemen keluarga, menurut politisi Nasdem ini, dengan cara suka dan tidak suka.
“Contoh terkait dengan sering terjadinya mutasi jabatan sebelumnya.Itu menjadi catatan kita selama ini.Belum apa – apa masih hitungan bulan, atau seumur jagung sudah dipindah, ini menjadi catatan kami di DPRD.
Bagaimana tau prestasinya ketika belum ada kesempatan untuk membuktikan bagaimana dia bekerja dengan hasil yang dilakukan, dan itu kerap terjadi di Pemkot Batu sebelumnya,” jelasnya.
Terkait dengan mutasi – mutasi sebelumya, itu menjadi pertanyaan dirinya dengan dasar apa mutasi mutasi model – model bongkar
pasang seperti itu ?.
“Satu bulan, dua bulan kemudian dipindah, disitulah dalam mutasi itu jelas – jelas tidak matang, baru duduk sudah dipindah ke dinas lain.Momentum sekarang dengan Pj Pak Aris berlatar belakang birokrasi, dan catatan – catatan kita Pemkot Batu selama ini, Gonta – ganti mutasi -mutasi seperti bongkar pasang,” keluhnya.
Itu, menurutnya tidak wajar,dan segera dievaluasi jangan sampai nantinya mutasi ini menjadi ruang untuk hal – hal bukan karena pertimbangan profesional atau berprestasi,tapi terindikasi diluar itu.
“Pemkot Batu,bagaimana bisa berjalan dengan baik, ketika ada rasa dihantui perasaan tidak nyaman, akhirnya setengah – setengah dalam bekerja.
Kedua, tentu ada rasa terlindungi jadi bagaimana para ASN ini mengambil keputusan dalam bekerja bisa nyaman,”ungkapnya.
Karena, lanjutnya,artinya bahwa Kepala Daerah, Sekertaris Daerah harusnya memberi arahan pendampingan dengan maksimal, ketika memutasi orang – orang itu, bisa berhasil dalam bekerja.(Gus)
Leave a Reply