BATU (SurabayaPost.id) – Detail Engineering Design (DED) pembangunan Pasar Induk Kota Batu telah disosialisasikan. Konsep yang diusung adalah green building. Meski begitu, Pemkot Batu berjanji akan tetap mengakomodir aspirasi pedagang.
“Sesuai janji Bu Wali (Wali Kota Dewanti Rumpoko, Red) saat sosialisasi DED. Kami diminta untuk mengakomodir aspirasi pedagang,” kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskoumdag) Kota Batu, Eko Suhartono yang diamini Sekretaris DPKPP, Bangun Yulianto, Selasa (14/9/2020).
Bahkan, lanjut dia, Diskoumdag bersama DPKPP (Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan) diminta menyiapkan tiga konsep. Itu sebagai alternatif untuk konsep pembangunan Pasar Induk Kota Batu yang dianggarkan Rp 200 miliar tersebut.
Dijelaskan dia bahwa sesuai yang ditawarkan konsultan dari PT Saranabudi Prakarsaripta sebagai pemenang tender DED, konsep pembangunan pasar induk tersebut adalah green building (bangunan hijau). Konsep itu dipaparkan Ahli Ahli Arsitektur dari PT Saranabudi Prakarsaripta, Kuspiadi.
Sesuai yang dipaparkan, Pasar Induk Kota Batu itu dibuat tiga lantai. Kondisi tersebut disesuaikan dengan gradasi kontur tanah yang mencapai selisih 17 meter dari timur dan barat.
Pasar tiga lantai itu pun hanya dibangun 60 persen dari total luas lahan 4 hektar lebih. “Jadi lahan yang ada tidak total bangunan,” jelas dia.
Rinciannya, terang dia, dari tiga lantai itu untuk lantai pertama seluas 14,197 meter persegi. Itu bakal ditempati pedagang yang berjualan dagangan basah.
Makanya, bakal ada los daging, kios bunga, kios tukang, kios rombeng, kios kelontong. Selain itu los sayur dan los buah-buahan.
Sedangkan di lantai dua areanya seluas 13,625 meter persegi. Lahan seluas itu akan dimanfaatkan untuk toko emas, pakaian, bank, KUD, pracangan dan kios palen.
Sementara di lantai tiga untuk cafe, PKL dan co working space. Harapannya, agar bisa dijadikan tempat nongkrong sambil menikmati keindahan panorama alam Kota Wisata Batu (KWB).
Dia menjelaskan bahwa pembangunan pasar itu dibuat tiga lantai karena gradasi kontur tanah mencapai 17 meter dari timur ke barat. Sehingga kontur tanah yang tidak rata itu harus digradasi.
Cara tersebut, kata dia, untuk meminimalkan angka pengeluaran. Sebab, tidak perlu melakukan pengurukan untuk meratakan, tapi cukup disiasati dengan melakukan gradasi tanah.
Apalagi, kata dia, konsep pembangunannya harus ramah lingkungan dan penggunaan sumber daya secara efisien. Sehingga perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan dan renovasi serta pengolahan limbahnya harus dihitung secara matang.
Berdasarkan pertimbangan itu, kata dia, green building menjadi pilihan yang dinilai paling tepat. Alasannya, karena menerapkan aspek-aspek dan proses yang ramah lingkungan.
Itu mengingat, terang dia, aspek green building ada empat yang menjadi fokus perhatian. Di antaranya penerapan material, penggunaan energi, penggunaan dan pengelolaan air. Selain itu aspek kesehatan, keamanan dan kenyamanan penghuni baik pedagang maupun pengunjung.
Disamping itu, terang dia tujuan utama penerapan konsep green building adalah meminimalkan dampak. Baik itu yang disebabkan dalam bangunan maupun selama pelaksanaan dan penggunaan.
Karena itu, tutur dia, pasar yang memiliki luas total 43.497 meter persegi terdiri dari main lobby dan 3 lantai utama. Sehingga pasar tradisional itu memiliki penampilan modern.
“Nanti di pintu masuk akan dipasang display informasi. Harapannya agar masyarakat yang akan berbelanja bisa mendapat informasi terkait Pasar Batu tersebut,” jelasnya.
Saat disinggung terkait fasilitas apa saja yang bakal dipersiapkan di Pasar Induk Kota Batu tersebut, Eko mengaku sangat lengkap. Itu mulai dari sarana ekonomi hingga fasilitas sosial dan fasilitas umum.
Dia sebutkan seperti lift, eskalator, tempat bongkar muat, lahan parkiran, jalan akses melingkar yang mudah dijangkau. Selain itu fasilitas tempat ibadah dan beberapa fasilitas lainnya.
“Termasuk dengan adanya jalan yang melingkar. Hal itu, tujuannya agar tidak terjadi kemacetan di Jalan Dewi Sartika Kota Batu,” harapnya.
Menurut Eko di lantai dua Pasar Besar tersebut, nantinya akan setara paving Pasar Sayur. Sehingga pengunjung bisa mengakses dari situ.
Kendati begitu, diakui dia bila desain pembangunan pasar yang menggunakan anggaran dari APBN itu dibawah kendali Kementerian PUPR. Untuk itu perlu terus disosialisasikan. Terutama dengan para pedagang. “Sehingga aspirasi pedagang mulai dari unit 1 hingga unit 5 dan PKL bisa terakomodir,” tukasnya.
Karena itu kata dia, kekurangan dan kelebihan konsep awal itu bisa segera dikomunikasikan dengan baik. “Makanya, kami akan melakukan komunikasi secara intensif. Sehingga program untuk 3.306 pedagang ini terealisasi lebih cepat. Pedagang bisa segera menikmati pasar yang bersih dan sehat. Sehingga banyak orang tertarik masuk pasar,” pungkasnya sembari memohon doa restu semua warga Kota Batu. (Gus/Adv)
Leave a Reply