
Selama ini, kata dia, di Kota Malang bencana alam bisa seperti banjir longsor, gempa dan lainya. Dan beruntung, sudah di sekitar 2.000 orang mendapatkan pelatihan. Diharapkan, dari orang yang sudah mendapatkan pembinaan, bisa menyampaikan ke warga lainya.
Tercatat, sekitar 53.000 orang yang perlu mendapatkan ilmu kesiapsiagaan bencana. Dan hal itu, tidak harus dengan formal. Mungkin bisa dari Camat, Lurah juga bisa menyampaikan ke yang lain. Lewat diskusi atau kegiatan di wilayah RT RW, hingga Kelurahan.
” Mungkin bisa lewat sambutan di tingkat Kecamatan, Kelurahan saat sedang ngopi dan lainya. Itu langkah untuk menekan, meskipun tidak dengan acara formal seperti ini,” lanjut Wahyu.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Drs Prayitno menjelaskan, bahwa sekitar 70 warga di Kota Malang tinggal
di lokasi rawan bencana, yakni 39 Kelurahan, dari 53 kelurahan.
“Masyarakat harus kita beri edukasi secara tatap muka. Kalau sosialisasi saja lewat medsos bisa masuk, di sini ada pelatihannya juga. Bagaimana cara mengamankan diri, cara menggunakan alat dan lainya,” terang Prayitno.
Selain itu, kata dia, di musim kemarau masyarakat mengidentikkan dengan kebakaran. Hal itu, lebih dekat dengan tusinya Damkar. Tetapi BPBD tetap support mendampingi damkar di tanggap bencana.
“Selain itu, temen temen di Keltang, bisa ikut memberikan bantuan. Termasuk akses wilayah yang berpotensi kebakaran, untuk mitigasinya kita boleh, tetapi sifatnya supporting dan lainya,” pungkasnya. (lil).