YOGYAKARTA (SurabayaPost.id) – Bank Indonesia (BI) Jatim menghimbau UMKM, merchant dan SPBU (stasiun pengisian bahan bakar) segera menggunakan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran.
Himbauan tersebut disampaikan Kepala KPw BI Jatim, Difi A. Johansyah usai menjadi narasumber sumber dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi Jatim di Angkringan Pendopo, Yogyakarta, Kamis (22/8/2019).
Menurut dia, dengan memakai QRIS, banyak keuntungan dan manfaat yang diperoleh. “Sebab transaksinya bisa cepat dan aman,” kata dia saat didampingi Kepala Divisi SP-PUR KPw Jatim, Abrar, Kepala KPw BI Kediri Musni Hardi Kasuma Atmaja dan Kepala KPw BI Malang, Azka Subhan A.
Dijelaskan Difi A Johansyah bahwa dengan QRIS itu pembayarannya bisa pas. Tak perlu ada uang kembali dan tidak ribet.
Selain itu, kata dia, bisa terhindar dari uang palsu. Sebab, uang yang diterima bisa langsung masuk rekening banknya. “Jadi aman dari uang palsu dan tindakan kejahatan,” jelas pria yang selalu responsif ini.
Cara pemanfaatan QRIS pun, lanjut dia, mudah dan gampang. Itu karena, terang dia, masyarakat tinggal mendownload aplikasinya saja.
Sedangkan aplikasi tersebut menurut dia sudah ada di masing-masing smartphone atau handphone berbasis android. “Saat transaksi tinggal memfoto barcodenya, transaksi selesai, ” kata dia.
Menurut dia, QRIS sebagai salah satu alat untuk bertransaksi akan diberlakukan secara nasional, efektif mulai 1 Januari 2020. Hal itu, terang pria yang akrab disapa Difi ini, untuk menyatukan alat transaksi bermacam-macam ATM yang dikeluarkan masing-masing bank.
Menurut Difi, lewat QRIS ini, ATM sudah kurang efektif lagi. Alasannya, karena QRIS hanya pakai handphone. “Cukup pakai QRIS di handphone bisa transaksi di mana saja dan kapan saja karena berstandar internasional. Dan itu saat didampingi Kepala Divisi SP-PUR KPw Jatim, Abrar, Kepala KPw BI Kediri Musni Hardi Kasuma Atmaja dan Kepala KPw BI Malang, Azka Subhan A. sangat aman,” tutur dia.
Dijelaskan dia bila dia negara-negara maju saat ini sudah menggunakan QRIS. Disebutkan dia seperti negara-negara maju, China dan beberapa negara Asean. Misalnya, Singapura, Malaysia, Thailand dan lain sebagainya.
“China merupakan negara paling besar menggunakan QRIS. Sebab pedagang sayur pun di sana pakai QRIS. Sedangkan bagi Indonesia ini merupakan lompatan yang sangat maju,” katanya.
Makanya, kata Difi, BI sangat antusias. Itu karena, terang dia, QRIS ini bisa mendorong sektor ekonomi riil atau konsumsi dan pariwisata.
“Untuk itu, merchant dan bank diharapkan pakai QRIS. Sehingga masyarakat bisa melakukan transaksi dengan mudah, cepat dan gampang,” katanya.
Meski begitu, Difi menegaskan bahwa QRiS ini tak mempengaruhi keberadaan uang tunai. Menurut dia, uang tunai tetap dibutuhkan.
“Negara maju juga tetap menggunakan uang tunai. Hanya saja, uang pecahan kecil yang beredar. Kalau bawa uang banyak di negara maju bisa dicurigai. Khawatir uang palsu,” jelas dia.
Karena itu dia menghimbau agar UMKM dan SPBU, merxhan serta ritel bisa pakai QRIS UNGGUL. Sehingga bisa melakukan transaksi pembayaran dengan cepat, mudah dan aman. (aji)
Leave a Reply