BATU (SurabayaPost.id ) – Berawal karena mimpi kecilnya, yang senafas dengan owner Lembah Metro Resto. Puluhan seniman menggelar pameran lukisan dengan mengusung tema, Mengurai Garis’ dalam rangkaian pameran September Art Month (SAM) yang dihelat di Lembah Metro Resort, Kota Batu, Sabtu (14/9/2019).
Sebanyak 23 seniman itu terdiri dari sembilan seniman dari Aliansi Kreator Mahardika Art Purwisari dengan 18 karya. Lantas seniman yang dari Gorontalo, ada sejumlah 14 seniman dengan menampilkan 14 karya.
Praktis dari sejumlah 23 yang bergabung, dengan total karya seninya yang dipamerkan sejumlah 32 karya seni drawing yang mewarnai dinding Lembah Metro Resort.
Yang perlu diketahui, pada pameran tersebut dibuka langsung oleh pelukis ternama dari Kota Batu Koeboe Sarawan.Menurut Koeboe Sarawan terkait pameran yang tergabung dalam SAM tersebut, merupakan wadah bagi seniman di Jawa Timur dalam menampilkan karyanya.
“Berawal dari mimpi kecilku yang sama dengan mimpi Owner Lembah Metro Resto, Bambang Suharto, jadi SAM yang merupakan wadah bagi seniman di Jatim maka terwujud dengan memamerkan karya seninya,” kata Koeboe Sarawan yang sapaan akrabnya Koeboe.
Dengan demikian, digelarnya event tersebut, Koeboe berharap mampu bisa mengangkat seniman di Jatim ke tingkat nasional.
Selain itu ia berharap pula mampu mengangkat Kota Batu melalui seni dan budaya. “Agar tak hanya mengangkat Kota Batu melalui sektor pariwisatanya saja. Jadi melalui SAM setidaknya mampu mendatangkan wisatawan ke Kota Batu.Dan wisatawan tidak sebatas hanya berwisata.Tapi mereka juga bisa menikmati karya seni dari seniman di Jawa Timur,” harapnya.
Maka dari itu, lanjut dia, SAM di Kota Batu, Koeboe meyakini tak akan kalah dengan daerah – daerah yang lain. Seperti halnya, yang di Bali sebagai destinasi pariwisata budaya.
Lebih – lebih dengan dorongan owner Lembah Metro Resto, Bambang Suharto. “Itu diawali dengan mimpi kecilnya yang senafas dengan mimpi saya. Sehingga sejalan. Selain itu beliaunya pecinta seni yang punya sepis dan ruang untuk para seniman, maka mimpi – mimpi kecil itu jadi terwujud,” tandasnya.
Lantas tandas dia, karena tidak sedikit pula para seniman yang lahir dari tangan – tangan yang bertalenta, maka keindahan Kota Batu jadi tolak ukur di Jatim.
Kendati demikian, kesadaran dari teman – teman seniman bukan karena keindahan eksotika. “Dengan beragamnya para seniman di Bumi Kota Batu, bakal memberikan tawaran yang bisa menjadi barometer yang punya jam terbang bagus. Dengan keberadaannya SAM yang sudah diawali sejak tiga tahun silam, dengan batas kekaryaan dan penciptaan konvensional dari teman – teman yang sering bercengkrama dengan banyak pihak,” katanya.
Meski begitu, lanjut dia ,dalam berkarya yang menjadi sebuah problem dan tantangan. Tapi menurut Koeboe harus tetap disyukuri, karena lahir di buni batu, telah diberi anugerah sebagai pelukis dan sebagai makhluk yang tidak memikir komoditi.
“Pelaku pelukis tidak pernah bermimpi tidak akan hidup. Namun ketika lukisan itu mulai mendapat apresiasi orang, maka lukisan itu bersama SAM muncul jaringan dengan ling – ling di luar,” timpalnya
Sementara itu, Bambang Suharto, mengaku karena dirinya sebagai pecinta seni, maka dalam perjalan hidupnya yang terbesit bakal menetap di Kota Batu,alasannya.
“Selain saya dilahirkan di Kota Batu, maka saya ingin berbuat sesuatu di Kota Batu. Bersama para seniman, yang berbuat di Kota Batu dengan beragam karya – karya seninya, maka Kota Batu batu bakal lebih terkenal, dan menjadi Kota yang bermartabat. Sehingga tak hanya dijuluki sebagai Kota Wisata saja, bahkan bisa dinobatkan sebagai Kota seni,” sergahnya.
Dengan keinginan lewat mimpi kita yang senafas dengan mimpinya para seniman, maka bisa menyatu dan berkolaborasi demi kemajuan Kota Wisata Batu.
“Pecinta seni harus berkolaborasi dengan para pelaku seni di bumi nusantara, terutama di Bumi Malang Raya ini,” seru Bambang (Gus)
Leave a Reply