GRESIK (SurabayaPost.id) — Wakil Bupati Jombang Sumrambah menilai, kehadiran DeDurian Park menjadi pelopor. Tidak saja tempat wisata Agrowisata, tetapi juga tempat Training dan Outbond Pelajar.
” Melahirkan tempat wisata, sekaligus tempat edukasi tidaklah mudah. Namun saya lihat DeDurian Park mampu mewujudkan. DeDurian Park menjadi pelopor. Ini menjadi kebanggan warga Jombang,” tegas Sumrambah.
Meski baru berusia 1 tahun, Agrowisata DeDurian Park yang berlokasi di Segunung Carangwulung Jombang makin moncer. Sejumlah area tampak tertata rapi, ragam spot, kolam renang anak, cafe, gazebo-gazebo yang indah, menjadi daya tarik pengunjung.
Sejumlah wisatawan nusantara dan asing mulai datang menikmati keindahan alamnya. Apalagi lokasinya terletak dibawah Gunung Anjasmoro. Menempati area 6 ha, ia hadir menjadi semangat bagi kemajuan Wonosalam.
” Kami melihat DeDurian Park di Goegle, dan datanglah kami ke Jombang. Wuih…alamnya indah. Jombang ternyata punya pesona, ” tegas..mahasiwa asal Myamnar yang sedang ambil studi S2 di Unair Surabaya dengan menggunakan bahasa Inggris fasih.
Ia berjanji mengajak kawan-kawannya dari berbagai negara dikampusnya untuk menikmati keindahan alam. “Saya akan ajak mahasiswa program internasional dari beberapa negara lain ke DeDurian Park,” tuturnya.
Ifantara, seorang wisatawan lain mengaku puas saat ia menginap di DeDurian Park.
” Saya menikmati malam tahun baru dan tidak tidur di hotel tapi di Gazebo yang ditata artistik, menyatu dengan alam, kontur tanah dibiarkan alami, sangat kultural,” tegas Ifantara asal Jakarta.
” Tolong pertahankan konsep alami ini. Anak saya jadi pengalaman kena tanah becek dan itu “mahal” harganya bagi kami yang tinggal di kota. Saya jadi ingat Bill Gate si penemu Teknologi tinggi Microsoft yang mengajak anak-anak kembali ke alam,” tambahnya.
Sapto Bino, Founder Tirto.id dan pengusaha sukses dari Jakarta bahkan menilai, banyak tempat yang eksotik dan menarik dikunjungi.
“Tapi DeDurian Park tampaknya bukan sekadar menawarkan eksotika, tapi konsep lokasi yang diisi kegiatan dengan muatan konten yang bermakna. Meski tempatnya memang eksotik di lereng Pegunungan Anjarmoro yang indah dan perlu digali potensinya,” tuturnya.
” Saya pernah ke sana di awal-awal pembangunan DeDurian dan mendapat informasi dari para pengelolanya. Kalau rencana-rencana bisa diwujudkan, saya bahagia bila DeDurian Park bisa memberi makna baru bagi Jombang khususnya dan Indonesia umumnya dengan tawaran alternatif peradaban baru di masa depan. Bukan hal mudah, perlu komitmen dan konsitensi,” tegas editor pria kelahiranbJombang yang juga konsultan IT perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.
Membangun peradaban baru ini, juga ditegaskan Dr.Suparto Wijoyo, pakar lingkungan hidup Indonesia dan pengajar Pasca Sarjana Unair Surabaya.
” DeDurian Park hadir bukan sekadar tempat wisata. Tetapi membangun peradaban baru. Ia hadir menyatu dengan masyarakat, menyatu dengan alam. Aktivitasnya multi dimensi,” tegasnya.
Dr Suparto mengaku ia bersama banyak orang bangga menjadi members DeDurian Park karena tidak sekadar membangun kebun durian yang representatif, tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan pelatihan, anak-anak bangsa.
” Saya bahagia melihat sekolah-sekolah dari Surabaya, Sidoarjo, Jombang dan kota lain di Jawa Timur mulai datang ke DeDurian Park untuk digembleng mentalnya, diubah mindsetnya agar menjadi anak yang tangguh dan berkarakter.”
Bahkan Pakar Hukum Lingkungan ini senang saat pekan lalu diajak Poktan Segunung menanam di Sumber Air.
“Ini menandakan DeDurian Park menyatu dengan masyarakat Segunung Wonosalam. Apalagi ngopeni mata air. Ini menunjukkan membangun peradaban.”
Mirza, pengunjung lain yang juga members Kebun Berkah DeDurian Park mengaku bangga melihat perkembangannya.
” Baru satu tahun tapi sudah memperlihatkan konsepnya futuristik. Kebun Durian dipandu Agrowisata dan Outbond Edukasi, menunjukkan punya prospek luar biasa.”
Sementara itu, Yusron Aminulloh, Founder dan Sekaligus Dirut DeDurian Park menyebut, bahwa lahirnya DeDurian Park tidak lepas bantuan semua pihak. Baik para pendiri, members yang merupakan para guru besar Unair, ITS, para dokter, pengusaha dan banyak kalangan yang ingin melahirkan area kebun durian produktif, sekaligus agrowisata dan edukasi.
” Kami bangga menjadi orang Jombang, karena pemkab Jombang juga memudahkan semua proses perizinan. Ini menandakan birokrasi welcome terhadap invetasi. Kalau ada yang menyebut perizinan sulit dan berbelit, itu tidak benar. Birokrat Jombang terbuka dan sangat mendukung kami,” tambah Yusron, wartawan senior yang sekarang pulang kampung.
Yusron mengaku Jombang sebagai kota santri harus dijaga izzahnya.
” Meski kami buka Agrowisata, tetapi kami lebih dominan edukasinya. Selama 1 tahun ini sudah 21 kegiatan Camp, Training, acara keagamaan, pendidikan karakter bagi pelajar juga kami gelar. Insya Allah selama 2020 kami rancang 99 acara.”
Yusron menyebut, 33 Event Pendidikan Karakter, 33 Event Hiburan, Inovasi dan Kreativitas, 33 Event Family Gathering, Meeting, Reunin Komunitas.
“Alhamdulillah sudah pecah telur 3 acara diawal januari ini. Insya Allah 99 acara bisa kami capai dengan niat ikut membangun SDM bangsa,”pungkasnya.
Mirza, pengunjung lain yang juga members Kebun Berkah DeDurian Park mengaku bangga melihat perkembangannya.
” Baru satu tahun tapi sudah memperlihatkan konsepnya futuristik. Kebun Durian dipandu Agrowisata dan Outbond Edukasi, menunjukkan punya prospek luar biasa.”
Pernyataan Mirza dikuatkan Firman seorang dosen asal Surabaya.
” Ini bukan tempat wisata biasa. Tapi komplit dengan edukasi dan releginya. Indahnya mendengar alunan ayat suci, disediakan Musholla, bahkan perpustakaan kecil.” (Anang)
Leave a Reply