MALANG (SurabayaPost.id) – Dinas Sosial Pemprov Jatim mengajak semua elemen untuk memberdayakan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) atau kaum disabilitas. Ajakan tersebut disampaikan Kepala Dinsos Jatim, Dr Alwi MHum usai membuka acara Konsolidasi dan Integrasi Pengembangan Kesejahteraan Sosial di Hotel Olino Garden Malang, Rabu (26/8/2020).
Menurut Alwi yang mantan Plt Sekda Kota Batu ini, jumlah kaum disabilitas di Jatim belasan ribu. Mereka yang masih dalam pembinaan UPT sevanyak 4.500 PPKS.
Sedangkan yang yang lulus pembinaan jumlahnya mencapai 15.000 PPKS lebih. “Mereka butuh sentuhan pemberdayaan. Apalagi pada masa wabah Covid-19 ini,” jelas Alwi.
Dijelaskan pria berdarah Madura ini bila belasan ribu kaum disabilitas itu memiliki potensi. Sebab, mereka sudah dibekali keahlian atau keterampilan yang memadai.
Keahlian dan keterampilan mereka itu, menurut Alwi akan sia-sia jika tidak diberdayakan. Makanya, dia berharap agar seluruh Dinsos kota/kabupaten serta dinas atau lembaga serta institusi lainnya punya kepedulian terhadap PPKS itu.
Menurut Alwi, keahlian dan keterampilan mereka luar biasa. “Bahkan tak sedikit yang melebihi orang-orang normal,” jelas dia saat didampingi Staf UKS (Usaha Kesejahteraan Sosial) Dinsos Jatim, Ngatini.
Hanya saja, tandas dia, mereka membutuhkan bantuan. Mereka, kata Alwi, tak mungkin bisa bersaing dengan kondisi yang secara fisik memiliki keterbatasan.
Untuk itu, dia berharap agar PPKS itu dibantu sehingga bisa berdaya. Bantuan itu, menurut dia, bisa berupa permodalan atau akses pemasaran produk yang dihasilkan.
Itu karena banyak di antara PPKS itu yang menjadi perajin. Misalnya, perajin tas, souvenir hingga garmen atau seragam sekolah.
“Untuk memberdayakan para PPKS itu bisa lewat permodalan. Itu bisa saja mengalirkan dana CSR atau PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) pada mereka, selain membantu memasarkan produknya. Sehingga kesejahteraan mereka meningkat,” papar dia.
Karena itu kata dia, perlu ada integrasi program pengembangan kesejahteraan sosial bagi PPKS. Sehingga usaha mereka tidak stagnan.
Sementara itu, beberapa binaan Dinsos Jatim dihadirkan dalam acara konsolidasi tersebut. Mereka diminta memberikan testimoni terkait usaha yang ditekuni setelah menjalani pembinaan.
Di antara mereka adalah pengelola DNT Colection, Darto dan Timbul. Selain itu Ngatigun Colection yang kembangkan pasangan suami istri (Pasutri) Ngatini dan Gunawan.
DNT Colection bergerak di bidang pembuatan tas. Pasutri yang berdomisili di Desa Belung Guntaran, Poncokusumo, Kabupaten Malang ini sering mendapat order pembuatan tas.
“Tas yang diorder pada kami tidak hanya tas sekolah atau dompet yang dipesan toko emas. Kami juga sering dapat order untuk tas umroh dan haji,” kata Timbul yang diamini Timbul.
Dari pesanan tersebut, pasutri PPKS ini bisa mendapatkan pendapatan beromzet sekitar Tp 5 juta. Keuntungan yang didapat sekitar Rp 2 juta per bulan.
Sedangkan pasutri Ngatini dan Gunawan selama mengelola Ngatigun Colection mengaku sering dapat order jahitan seragam sekolah. “Itu mulai dari SD, SMP hingga SMA,” kata Ngatini yang diamini Gunawan.
Dalam sebulan, kata Ngatini, orderan itu bisa mencapai 100 potong baju seragam. Dia mempekerjakan empat orang sesama PPKS.
Keuntungan bersih yang diperoleh selama sebulan sekitar Rp 2 jutaan. “Cukuplah untuk hidup di desa,” kata dia.
Semua itu diakui pengelola DNT Colection maupun Ngatigun berkat pembinaan dari Dinsos Jatim. Karena itu mereka berterima kasih pada Dinsos Jatim yang telah memberikan pembinaan dan bantuan selama ini. (aji)
Leave a Reply