MALANGKOTA – Penggugat hak asuh anak, Awangga Wisnuwardhana (43), warga Kota Malang, mengaku kecewa dengan putusan hakim Pengadilan Agama (PA) Kota Malang, Rabu (08/02/2022).
Pasalnya, kedua anaknya, tetap memilih tinggal dengan mantan istrinya. Padahal, gugatan diajukan dikarenakan perangai mantan istri dirasa kurang baik.
“Ya, kami kecewa dengan putusan hari ini. Karena, dasar gugatan kami karena mantan istri dari klien kami terlibat narkoba, tidak dijadikan pertimbangan. Menurut hakim, kasus narkoba terjadi sebelum tahun 2020,” terang Dr Yayan Riyanto, SH, MH dan Verridiano L F Bili SH MH kuasa hukum penggugat, Selasa (08/02/2022).
Padahal, lanjut Yayan, maksud dari penggugat, hanya untuk mengasuh. Sementara, mantan istrinya tetap bisa berinteraksi dengan anaknya. Selain itu, penggugat merasa mampu memberikan kebutuhan materi untuk anaknya.
“Untuk anak yang pertama, sudah memilih ikut ayahnya. Sementara, anak yang nomor 2 dan ke 3, ikut ibunya. Tapi klien saya ini, merasa tidak ada akses untuk interaksi dengan anaknya. Saat ditanya hakim, anak ke 2 dan ke 3 memilih ikut ibunya,” lanjut Yayan.
Yayan menjelaskan, dalam drama sidang gugatan Awangga untuk hak asuh ketiga anaknya melawan mantan istrinya berinisial TWYN, 40, telah berjalan selama berbulan-bulan, dan hakim tidak mempertimbangkan sejumlah bukti, saksi dan fakta persidangan untuk membuat keputusan itu.
“Hakim tidak menghiraukan keterlibatan TWYN dan suami barunya dalam kasus narkotika, dan hakim tidak mempertimbangkan kondisi finansial dari tergugat yang kami anggap sulit untuk menghidupi secara layak pada anak-anak tersebut,” jelas dia.
Selain itu, lanjut Yayan, hakim tidak mempertimbangkan sikap tergugat TWYN yang tidak memperbolehkan kliennya bertemu dan berkomunikasi dengan anak-anaknya.
“Dengan putusan ini, kliennya siap mengajukan banding, dan dalam waktu 14 hari setelah salinan putusan kami terima besok (Rabu 9/2) kami akan mengajukan banding,” terangnya.
Terpisah, Kepala PA Malang, Misbach mengaku bahwa semua penggugat maupun tergugat yang tidak terima dengan putusan hakim, bisa mengajukan banding.
“Kami persilakan, kalau tidak puas, boleh saja banding. Tetapi, kami sebagai Kepala PA Malang, tidak bisa mengintervensi keputusan hakim,” tandasnya.
Leave a Reply