MALANG (SurabayaPost.id) – Demi meraih sukses tentu ada trik atau strategi yang harus dilakukan. Untuk itu,Ikhwan Marzuqi, mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menguraikan resep menggapai kesuksesan.
Mahasiswa angkatan 2015 ini, dalam bukunya berjudul 50 Things That Bring You to Success menjelaskan bila “Sukses” itu relatif. “Setiap orang mempunyai definisi sukses. Sebab, tidak ada definisi pakem tentang apa itu sukses,” tegas Ikhwan Marzuqi, Senin (19/11/2018) sebagaimana rilis yang dikirim humas UMM.
Bagi Ikhwan, langkah mencapai kesuksesan dimulai dari menemukan definisi sukses itu sendiri. Barulah, beranjak mengejar arti kesuksesan itu.
Meski begitu, dia menegaskan dalam buku yang diterbitkan PT Elex Media Komputindo itu bahwa ketika mengejar sukses tidak harus bekerja keras, namun juga bekerja cerdas.
Makanya, di buku tersebut Ikhwan membahas 50 hal yang menjadi resep kesuksesan bagi setiap orang. Salah satu contoh kerja cerdas, sambung Ikhwan, yakni mengawali segala sesuatu dengan ketulusan dan doa. “Bukan usaha dulu baru doa,” terang dia.
Melainkan, lanjut Ikhwan, sejak menjalani proses sedari awal, tengah, dan akhir harus diiringi doa dan ketulusan. Ia menilai, kebanyakan orang seringkali memposisikan doa di akhir setelah usaha.
“Menurut saya itu kurang tepat, karena sudah memposisikan sang pencipta (Allah SWT, red.) nomor dua setelah usaha kita. Jadi harus selalu dalam kondisi berdoa agar kita tetap berjalan dalam bimbingannya,” lanjut pria yang pada tahun 2017 juga menerbitkan buku Spiritual Enlightenment: Kenali, Cintai dan Sayangi Pencerahan Spiritual.
Makanya, sukses menurut definisi Ikhwan, bisa menikmati hidup dengan kondisi yang dimiliki. “Bisa bahagia, bisa damai, dan tenang dengan apapun yang sudah kita miliki,” jelas dia.
Ia mengatakan bahwa definisi kesuksesan tidaklah muluk-muluk, asal bisa menikmati hidup dengan yang dipunyai. Dalam buku setebal 200-an halaman itu, ia juga menyatakan bahwa dalam usaha mencapai kesuksesan, orang harus membiasakan hidup dalam kesederhanaan.
Itu, sambung Ikhwan, agar ketika seseorang sudah sukses tidak terlena dan melakukan hal yang tidak perlu. Seseorang juga kerap merasa tidak cukup atas pencapaiannya, lantaran tidak mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
“Maka memiliki kesederhanaan agar bersyukur dengan setiap pencapaiannya. Dan hanya menginginkan apa yang dibutuhkan. Rasa itu yang perlu dimiliki,” tandas Ikhwan.
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Abd. A’la saat mengomentari buku Ikhwan dengan luas. Dia menyatakan, kepiawaian penulis mendialogkan nilai-nilai Islam substantif dan nilai-nilai kemanusiaan universal, menjadikan buku ini bukan hanya mampu menjelaskan dan menggapai kiat-kiat meraih kesuksesan. Tapi juga makna hakiki keberhasilan dan kebahagiaan.
“Lebih dari itu, karya Ikhwan dengan telak menggugat keberagamaan kita, tanpa harus menyinggung kita. Dalam ungkapan lain, kita merasa gagal atau sedih. Karena kita beragama hanya sebatas, lahiriah semata, keberagamaan kita harus holistik-transformatif,” pungkas Abd. A’la. (ai/ah)
Leave a Reply