MALANG (SurabayaPost.id) – Fasilitasi pasien disabalitas di seluruh Puskesmas Kota Malang hingga mendapat penghargaan Innovative Government Award. Dari Kemendagri, Yang mewakili Dinkes Malang untuk penerimaan penghargaan itu juga salah satunya dari 16 Puskesmas yang ada di Bhumi Arema yakni Puskesmas Janti mewakili terima penghargaan Innovative Government Award 2018. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta pada 7 Desember. Perlu diketahui bahwa penghargaan tersebut diperoleh Dinkes kota Malang atas terobosan di 16 Puskesmas, dengan inovatif bagi disabilitas netra yang dinamakan Braille E-Ticketing Extraordinary Information (Brexit). “bener, kami (dinkes) baru saja mendapatkan penghargaan dari Kemendagri terkait inovasi kami Ramah Disabilitas Netra. Karena inovasi ini baru pertama kali ada di Indonesia,” ungkap Kepala Puskesmas Janti, Endang Sulistyowati ditemui di Kantornya, Rabu (12/12) yang mengakui kalau mewakili Kadinkes yang berhalangan hadir karena bersamaan dengan giat di Kemenkes. Penyediaan sarana Brexit berupa pencetakan e-tiket dan papan nama ruangan dalam huruf braille merupakan langkah konkrit dalam mewujudkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau sesuai misi ramah disabilitas netra. Bahkan harapan kedepan tak hanya itu, Puskesmas Janti juga menyediakan beberapa fasilitas bagi pasien tunanetra seperti, di antaranya yakni, guiding block atau jalur penuntun dan petunjuk bagi disabilitas tunanetra, dengan menggunakan ubin berwarna kuning dengan garis lurus dan bertekstur bulat. “Dari depan gerbang puskesmas itu sudah ada guiding block, kemudian ada tangga khusus untuk disabilitas,” bebernya sembari menunjukkan lokasi guiding block. Lebih jauh dikatakannya, kalau masuk ke dalam puskesmas pasien disabilitas tunanetra telah disiapkan karpet merah untuk menuju ruang pemeriksaan maupun ruang tunggu ramah disabilitas. “Ada karpet merah untuk akses jalannya,” paparnya.
Bukan hanya berfokus pada disabilitas netra saja, melainkan Puskesmas Janti juga bakal membuat ramah disabilitas yang lainnya.“Harapannya di tahun 2019 sudah bisa mewujudkan tidak hanya ramah disabilitas netra saja melainkan semua disabilitas dapat terlayani dengan baik,” tegasnya.
“Di depan itu aksesnya kan sudah ada handrail itu kan sudah ada untuk pasien cacat fisik, kemudian untuk pasien tunarungu kami sudah punya sense antrean yang menyebutkan nomor antrean seperti di Bank. Karena pasien tunarungu itu kan hanya bisa melihat saja,”pungkasnya. (drz)
Leave a Reply