
BANYUWANGI (SurabayaPost.id) – Komitmen PT Telkom Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan laut kembali dibuktikan melalui Program Konservasi Penyu yang diselenggarakan di Pantai Manyar, Ketapang, Banyuwangi pada Rabu (25/06/2025).
Program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Telkom yang bekerja sama dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai mitra pelaksana dan melibatkan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) serta Pokmaswas Gumuk Kantong.
Acara dimulai dengan penuh khidmat melalui pemutaran lagu Indonesia Raya, diikuti oleh sambutan dari perwakilan komunitas konservasi, pemerintah desa, hingga lembaga pelestarian laut.
Acara dibuka dengan sambutan dari Susianto M. Sharoni selaku perwakilan dari Pokmaswas Gumuk Kantong yang mengapresiasi kolaborasi kegiatan konservasi penyu serta pemberian bantuan kepada Pokmaswas.
“Kegiatan ini adalah angin segar bagi gerakan masyarakat dalam melindungi telur penyu yang selama ini rentan oleh alam dan ulah manusia,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Wastono selaku Kepala Desa Sumbersewu yang menyatakan bahwa dukungan dan sinergi antara dunia usaha dan masyarakat perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian alam dan makhluk hidup di dalamnya.
Sementara itu, Bayu Dwi Handoko selaku BPSPL Denpasar Wilayah Kerja Banyuwangi menyatakan dukungannya terhadap model konservasi penyu berbasis komunitas dan teknologi. Menurutnya, Program Konservasi Penyu dan Pelepasliaran 1.000 ekor tukik penyu ini merupakan upaya konkrit dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati.
Puncak acara ditandai dengan simbolisasi penyerahan bantuan konservasi penyu dari Telkom kepada BSTF, dilanjutkan dengan penyerahan Bantuan alat konservasi inovatif Inkubasi Tanpa Pasir dan Save Ari-Ari Penyu (INTANSARI) kepada Pokmaswas Gumuk Kantong. Bantuan yang diberikan nantinya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan keberhasilan penetasan telur-telur penyu secara aman dan efisien.
Nugroho Adi Pracoyo selaku perwakilan dari manajemen PT Telkom Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini merupakan dukungan Telkom terhadap pencapaian SDGs poin 14 tentang Pelestarian Ekosistem Laut dan Wisata Bahari.
“Seperti yang telah disampaikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), penyu termasuk spesies yang terancam punah. Data WWF mencatat bahwa dalam 30 tahun terakhir, lebih dari 1,1 juta penyu telah diperdagangkan secara ilegal. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki perairan yang luar biasa, menjadi habitat alami dari tujuh spesies penyu di dunia,” ujarnya.
“Enam spesies hidup di perairan indonesia dan empat di antaranya berada di Banyuwangi. Telkom berharap, kontribusi kecil melalui kegiatan konservasi penyu dan dukungan kepada kelompok pemerhati lingkungan Pokmaswas Gumuk Kantong ini dapat memberikan manfaat nyata serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta menjaga kelestarian alam melalui kolaborasi lintas sektor. Mari kita rawat bumi ini bersama, menuju masa depan yang lestari.” tambahnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan testimoni kegiatan konservasi penyu dari Remaja Peduli Lingkungan dan edukasi dari BSTF tentang konservasi penyu di Banyuwangi, serta sejarah pengembangan alat inkubasi penetasan telur penyu tanpa pasir yang kini digunakan dalam pelestarian.
Acara ditutup dengan pelepasliaran 1.000 tukik penyu ke laut lepas yang menjadi simbol harapan bahwa langkah kecil hari ini akan membawa perubahan besar bagi masa depan kehidupan di bumi. (**).