Berantas Balita Kurang Gizi, Dinkes Gresik Sasar 6.908 Penerima PMT

GRESIK (SurabayaPost.id)-Dinas Kesehatan Pemkab Gresik setiap harinya mendistribusikan menu lengkap dan tambahan kudapan kepada 6,908 orang Penerima Makanan Tambahan (PMT) lokal. PMT adalah program intervensi balita kurang gizi untuk meningkatkan gizi anak agar status gizi dan kondisi gizi sesuai dengan umurnya.

“Program baru ini menyasar sebanyak 6.908 penerima PMT Lokal yang tersebar dihampir seluruh kecamatan di kabupaten Gresik. Tentu kegiatan ini membutuhkan upaya ekstra yang sungguh-sungguh, dan dukungan berbagai pihak,” kata dr Mukhibatul Khusnah M.Kes. Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Gresik, Rabu (13/12/23).

Dikatakan dr Khusna, pemberian PMT Lokal dilaksanakan setiap hari, dengan menu pencegahan balita stunting, balita gizi kurang dan Bumil ( ibu hamil) KEK (Kekurangan Energi Kronik). Menu PMT lokal yang disediakan dalam satu minggu dibagi menjadi dua, yaitu menu lengkap dan kudapan.

“Untuk menu makanan lengkap, berupa nasi, lauk, sayur dan buah dilakukan dua hari. Sedangkan 5 hari sisanya, adalah menu kudapan tinggi protein yang mengandung protein hewani, seperti telur, ikan, daging dan ayam serta pelengkap seperti puding buah atau minuman,” terangnya.

Ditambahkan, menu tinggi protein yang disusun mengacu kepada menu dari kementrian kesehatan dan disesuaikan dengan daya penerimaan sasaran serta kemudahan mencari bahan pangannya di Kabupaten Gresik.

“Ada beberapa menu yang kurang disukai, atau sulit pembuatan serta pengirimannya, sehingga daftar menu mengalami beberapa penyesuaian,” imbuhnya.

Karena jumlah sasaran yang cukup banyak dan lokasi tersebar luas, diakui Kadinkes, hal ini membutuhkan waktu yang cukup agar pendistribusian PMT sampai ke sasaran.

Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kendala, , Dinkes menyebarkan sejumlah petugas untuk memantau hingga ke desa dan tempat penyedia katering.

“Agar PMT nya tidak bermasalah, kita sarankan ke penyedia katering untuk menambah sarana masak dan tenaga masak. Untuk pengiriman agar tidak telat, kita sarankan menambah tenaga pendistribusian,” katanya.

Dinas kesehatan juga memberikan pemahaman, kepada kader dan sasaran penerima, melalui Puskesmas bahwa PMT Lokal yang disediakan hanya bersifat tambahan dan tidak menggantikan menu utama yang sudah disediakan keluarga.

“Salah satu pemahaman yang kita sampaikan, bahwa menu makanan anak berusia lebih dari satu tahun sudah sama dengan untuk orang dewasa. Hanya dalam pemberiannya perlu pendampingan orang tua, untuk pembiasaan pada anak,” ujar Kadinkes.

Diakui dr Khusnah, menu-menu yang disediakan pada PMT Lokal mungkin jenisnya sama dengan yang dijual penjaja makanan pada umumnya tetapi sebetulnya, kandungannya lebih diperkaya protein hewani.

“Misalnya menu sempol ayam, tentu sangat berbeda dengan sempol yang dijual oleh penjaja makanan biasa. Sempol yang diberikan pada PMT Lokal diperkaya dengan protein hewani, yaitu daging ayam dan telur,” tegasnya.

Kader juga harus memberikan pemahaman, bahwa kudapan yang diolah dengan cara menggoreng, boleh dikonsumsi oleh balita karena balita juga memerlukan lemak sebagai sumber asupan gizi.

Kadinkes mengaku telah memerintahkan kepada bidan desa, sebagai penanggung jawab wilayah desa, bekerja sama dengan kader, untuk menerima, mendistribusikan dan melaporkan setiap hari kepada dinas kesehatan tentang pelaksanaan PMT Lokal.

Jika ada hambatan soal distribusi, atau makanan yang rusak, dinas kesehatan akan menegur penyedia, sekaligus memintakan penggantian makanan yang rusak.

“Pemkab Gresik melalui Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan segala perbaikan, untuk penyediaan PMT Lokal yang memadai dan bermanfaat bagi masyarakat kabupaten Gresik,” pungkasnya. (***)