BATU (surabayapost.id ) – Buah apel di kawasan Kota Batu dipastikan diserang jamur mata ayam. Kepastian itu terungkap setelah Wakil Walikota Batu Punjul Santoso dan Sekda Zadim Effisiensi bersama tim Cepat Respon Opini Publik (CROP) dari Dinas Pertanian Kota Batu turun langsung ke kebun apel milik warga di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jumat (13/3/2020).
Menurut Wawali Punjul Santoso, giat bersama Sekda dan Kepala Dinas Pertanian serta beberapa dinas yang lain tersebut,bertujuan untuk melihat langsung dari keluhan masyarakat.
“Bahwa dua bulan terakhir ini khususnya apel di Kota Wisata Batu terserang jamur mata ayam,” kata Punjul.
Dengan begitu Punjul dan Sekda Zadiem Effisiensi bersama Kepala Dinas Pertanian Sugeng Pramono serta berapa OPD lainnya menyisir apel – apel yang busuk di kebun.
Apel trsebut dipetik dan dimusnahkan dengan ditimbun dalam tanah. Tujuannya agar jamurnya tidak menjalar ke kebun apel yang lain.
“Contohnya semacam ini, dan ini sudah tidak bisa dikonsumsi lagi.Dan ini adalah salah satu bentuk kepedulian dari Pemerintah Daerah Kota Batu.Melalui dinas pertanian ,kita bersama Pak Sekda dan tim anggaran ( Timgar ) agar melihat dari dekat dan yang sebenarnya keluhan dari para petani,” katanya.
Karena kata dia, apel yang ada di Kota Wisata Batu,diharap nantinya melalui dinas pertanian supaya segera memberantas jamur mata ayam.
“Ini tidak hanya dari petani dan dari Dinas Pertanian dan OPL maupun kelompok tani saja. Tapi Balidesro juga kita libatkan untuk meneliti apa penyebab semua ini. Salah satunya di tempat kebunnya Pak Kadhis ini,” katanya.
Selain itu menurut politisi PDIP ini, umurnya pohon apel tersebut sudah sekitar 20 sampai 30 tahun,artinya juga perlu peremajaan.
Apalagi menurut dia, sekitar 2 sampai 3 bulan ini,kebun tersebut sudah tidak dirawat lagi karena terdampak jamur mata ayam.
“Makanya nanti agar membersihkan di antara sanitasinya, serta buah – buahnya yang sudah membusuk ini kita petik. Lalu kita masukkan kelubang dan kita tutup agar tidak menular di kebun – kebun yang lain,” terangnya.
Kemudian terang dia, petani diharap melakukan pemotongan diranting – ranting pohon apel dan penyemprotan obat dan sebagainya, dan untuk kedepannya.
“Para petani agar tidak merasa sendiri dalam menanggulangi penyakit jamur mata ayam yang mengancam gagalnya panen para petani apel ini.Kita bersama stakeholder termasuk dari forum Kecamatan dan Kades setempat yang sama – sama hadir disini. Bahwa ikon apel itu dari daerah lain tapi dari daerah Batu,” tandasnya.
Dengan kejadian ini dia khawatir dengan adanya oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kuatirnya memanfaatkan dan memproses semacam sari apel dan sebagainya.Meski ada beberapa jenis apel di Kota Batu, tapi yang banyak disasar sejenis apel manalagi.Tapi yang apel rumbiuti dan beberapa jenis apel lainnya masih bisa bertahan,” terangnya.
Untuk itu, terang dia, penyebaran jamur tersebut yang harus dilakukan, pertama dirontokkan dan ditanam. Sedangkan yang kedua lanjut dia, harus ada pemotongan ranting – ranting nya agar bisa sinar matahari masuk, dan di bawahnya juga harus bersih, oleh karena itu, Punjul berharap kepada Kepala Dinas terkait yang hadir.
“Pak Chory dan Pak Sekda serta Pak Edy Murtono, sebagai tim penganggaran (Timgar) untuk menambah anggaran dalam mengatasi persoalan ini. Karena ini sudah merupakan hal yang penting supaya segera ditanggulangi,” pesannya.
Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Kota Batu Sugeng Pramono mengaku sudah mendata, menurutnya kurang lebih luas lahannya sejumlah 10 sampai 20 hektar.
“Jadi kita sejak awal Februari keliling ke masing – masing wilayah. Ada tiga wilayah yang belum kita kunjungi. Wilayah Punten, Giripurno dan Tulungrejo. Jadi di tiga desa tersebut masuk Kecamatan Bumiaji. Karena apel ikonnya Kota Batu, maka kami targetkan sebelum musim kemarau persoalan ini supaya bisa rampung,” janjinya.
Sementara itu pemilik kebun apel dengan luasan 2000 meter persegi Kadhis mengaku sejak 5 tahun silam jamur mata ayam tersebut sudah ada.Meski begitu, Kadhis mengaku tidak separah seperti di tahun ini.
“Ini yang terparah dan sulit untuk dikendalikan.Jadi petani melakukan keputusan untuk tidak merawatnya. Biasanya kebun saya ini bersih tidak seperti ini.Berhubung saya kalau menyemprot dalam minggu satu kali dan memerlukan dana senilai Rp 400 ribu.Maka saya putuskan tidak saya rawat,” kata Kadhis.
Karena lanjut Kadhis bakal memakan biaya yang banyak. Sehijģga Kadhis meyakini bakal merugi.
“Dengan luas kebun 2000 meter ini, setiap kali panen bisa meraih uang kisaran Rp 20 juta.Itu dalam setahun dua kali panen.Tapi karena sekarang telah diserang jamur mata ayam seperti ini,jadi saya sudah putus asa,” ungkapnya.
Sekadar diketahui serangan jamur mata ayam untuk apel yang di Kota Batu sejenis apel manalagi. Di Kecamatan Bumiaji jumlah luas kebun apelnya sekitar 1.200 hektar, sejumlah 2.245 petani dengan titik lshan sejumlah 3.650 titik kebun.untuk Desa Bulukerto sejumlah 187 hektar, dengan jumlah titik 855 kebun, dan dikelola sejumlah 385 Kepala Keluarga ( KK). Untuk yang di Desa Tulungrejo seluas 512 hektar lebih, dengan jumlah 1.503 titik kebun lagi. (Gus)
Leave a Reply