BATU (SurabayaPost.id) – Setelah mendapat sorotan dari kalangan dewan dan masyarakat serta warga Medsos terkait harga masker dan lambatnya penyalurannya masker kepada masyarakat Kota Batu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu angkat bicara, Rabu, (29/4/2920).
Yang perlu diketahui terkait berita yang dilansir sebelumnya, Pemerintah Kota Batu melalui BPBD telah menganggarkan pembelian masker sejumlah 10.000 pcs dengan harga Rp 8.000 per cps, yang dipesan melalui UMKM yang tersebar di tiga Kecamatan di Kota Batu.
Sehingga mendapat kritikan dan sorotan dari kalangan anggota DPRD Batu dan kalangan masyarakat terkait harga per pcs nya dinilai terlalu mahal dan penyalurannya lambat.
“Saat ini sudah ada sejumlah 600 pcs nasker yang sudah jadi.Itu dipesan dari UMKM di Kecamatan Batu sejumlah 300 pcs masker.Dan di Kecamatan Bumiaji sejumlah 3000 pcs marker,” kata Agung.
Dengan begitu, karena jumlah pesanannya sejumlah 10000 pcs masker yang terbagi di setiap Kecamatan di batu. ” Dari sejumlah 10.000 pcs masker yang sudah jadi baru sejumlah 6000, artinya sisanya sejumlah 4000 pcs masker tersebut tinggal menunggu dari hasil produksinya UMKM dari Kecamatan Junrejo. Dan harga masker tersebut per pcs nya senila Rp 7 000,” ungkapnya.
Dengan begitu, ungkap dia,dengan penjelasan awal Agung, bahwa harga per pcs nya senilai Rp 8000.Menurut Agung terkait besaran Rp 8000 tersebut, diklaim termasuk dengan pembayaran pajaknya.
” Ya, seharga Rp 8000 tersebut, maksud saya dengan pemotongan pahaknya,” kelit Agung.
Selanjutnya Agung menyarankan terkait nama UMKM nya agar ditanya kepada fasilitator dari masing – masing Kecamatan.
“Untuk Ke Camatan Batu Sekertaris Lurahnya ( Seklur) Ngaglik dan Kecamatan Bumiaji Sekcam Bumiaji,” tandasnya.
Sedangkan yang di Kecamatan Junrejo , tandas dia, masih dalam proses pengajuan contoh masker sesuai spesifikasi teknis yang diajukan sesuai standar satgas pusat.
“Yang di Kecamatan Bumiaji silahkan di konfirmasi kepada Sekcam Bumiaji, Bambang Suliyan.Dan yang di Ngaglik Seklurnya Bu Fifi,’ terangnya.
Maka dari itu, menurut Agung yang jadi hingga Jumat depan, totalnya sejumlah 6000 pcs. Meski begitu, saat Agung di ditanya terkait mekanisme pembagian masker kepada masyarakat nantinya seperti apa. Sayangnya Agung tidak memberi penjelasan yang detail dan rinci.
Dari sisi lain berdasarkan informasi sumber Surabayapost.id yang layak dipercaya, terkait pesanan masker yang disebutkan tersebar di tiga Kecamatan itu patut dipertanyakan.
Menurut Sumber ini, penjelasan Agung tersebut beda dengan sebelumnya. Harganya jadi turin setelah mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
“Dari harga awal, masker pe pcs nya seharga Rp 8000 , sekarang turun menjadi seharga Rp 7000.Kemudian, apa yang telah disampaikan sebelumnya di media,awalnya mengaku belum mengerti proses dan berapa jumlah masker yang sudah selesai.Tapi dalam pernyataannya pada hari ini, telah mengklaim yang jadi sejumlah 6000 pcs,” katanya.
Terkait dengan ini semua, menurut sumber ini, ada berapa UMKM yang ahli dibidang produksi masker di setiap Kecamatan.Selain itu, menurut dia, mekanisme pembayarannya seperti apa termasuk kualitas maskernya.
” Karena ini semuanya yang dipergunakan adalah uang negara, maka supaya tidak terjadi adanya dugaan tindak pidana korupsi.Setidaknya aparat penegak hukum (APH) segera turun dan menyelidiki kebenarannya. Tujuannya agar hati – hari dalam menggunakan uang negara.Dan jangan sampai terindikasi ada yang memanfaatkan menggarong uang negara pada saat sedang diterpa kesusahan Covid – 19 ini,” pungkasnya (Gus)
Leave a Reply