PROBOLINGGO (SurabayaPost.id) – Bank Indonesia (BI) terus berupaya membantu meningkatkan perolehan devisa negara. Untuk itu BI Jatim mendorong koneksitas di berbagai sektor penggerak ekonomi.
Hal itu disampaikan Kepala BI Jatim, Defi Ahmad Johansyah dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi Kantor Perwakilan BI se Jatim di Lava View Lodge Hotel Bromo, Rabu (30/1/2019). Menurut dia, kunci keberhasilan itu ada pada koneksitas yang bersinergi dengan baik.
“Kalau koneksitas itu berjalan baik, maka pertumbuhan ekonomi akan bagus. Inflasi juga bakal terkendali dengan baik,” kata dia.
Untuk itu, terang Defi Ahmad Johansyah, harus dibangun koneksitas yang bagus. Itu tidak hanya terkait dengan infrastruktur.
Namun, lanjut dia, juga antar instansi atau institusi. Baik itu secara eksternal maupun di internal BI sendiri. Dia contohkan seperti antara Perwakilan BI sendiri yang ada di Jatim.
Dijelaskan dia, infrastruktur seperti jalan tol sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Alasannya, tidak hanya memperlancar pergerakan hasil produksi pertanian maupun nonpertanian.
“Mobilitas manusia pun juga menjadi tinggi. Itu sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” kata mantan Kepala Perwakilan BI Propinsi Sumatera Utara itu.
Makanya, tegas pria energik yang akrab disapa Defi ini, BI Jatim tak hanya menjaga inflasi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tapi juga mendorong peningkatan perolehan devisa.
Demi meningkatkan perolehan devisa, kata dia, BI Jatim mendorong program-program terkait peningkatan pariwisata, ketahanan pangan, mengurangi impor dan meningkatkan ekspor.
Menurut dia, dalam bidang pariwisata, Jatim memiliki potensi besar. Hampir setiap kabupaten dan kota di Jatim punya potensi wisata.
Dicontohkan seperti destinasi wisata Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTN BTS)..Lalu destinasi wisata yang ada di Kota Batu, Kabupaten Malang, Banyuwangi dan lain sebagainya.
Menurut Defi semua itu memiliki potensi besar untuk mendatangkan wisatawan mancanegara yang berujung pada perolehan devisa. Sehingga harus digarap dengan serius.
Begitu juga yang terkait dengan ketahanan pangan. Menurut mantan Kepala Divisi Humas BI ini, hampir seluruh komoditas kebutuhan pangan nasional, sekitar 35 persen, disuplai dari wilayah Jatim.
“Potensi itu bisa ditingkatkan untuk terus dikembangkan. Itu tak hanya untuk memenuhi kebutuhan nasional saja. Tapi kita harapkan bisa mengurangi impor. Atau bahkan bisa meningkatkan menjadi komoditas ekspor,” papar Defi.
Untuk itu ada beberapa komoditi yang menjadi fokus BI agar dikembangkan. Disebutkan seperti kopi, padi organik, bawang putih dan lainnya.
Beberapa komoditas yang menjadi konsern BI Jatim itu diharapkan bisa menambah devisa. “Dan yang paling utama adalah minimal bisa mengurangi impor,” kata dia.
Untuk itu, dia meminta Perwakilan BI Malang, Kediri dan Jember bisa mengembangkan komoditas tersebut. “Ya seperti BI Malang kita harapkan bisa mengembangkan bibit bawang putih. BI Jember terkait kopi, BI Kediri terkait coklat dan sebagainya tanpa melupakan pengembangan pariwisatanya,” kata Defi.
Jika semua program itu terlaksana dan berjalan dengan baik, Defi optimistis devisa negara akan meningkat. Sehingga, nilai tukar rupiah stabil. “Itu yang kita harapkan,” pungkasnya. (aji)
Leave a Reply