Fauzan Jadi Rektor Lagi, Ketum PP Muhammadiyah: UMM Harus Jadi Kekuatan Penggerak 

Dr H Fauzan MPd saat dilantik menjadi  Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2020-2024 oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof  Dr Chairil Anwar di Auditorium BAU Kampus III UMM, Sabtu (8/2/2020) malam.

MALANG (SurabayaPost.id) –  Dr H Fauzan MPd terpilih dan dilantik lagi menjadi  Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2020-2024. Pelantikan  tersebut dilakukan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof  Dr Chairil Anwar di Auditorium BAU Kampus III UMM, Sabtu (8/2/2020) malam.

Dalam pelantikan tersebut dihadiri Menko PMK, Prof Dr Muhadjir Effendy, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, MSi, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof. Dr. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. 

Selain para tamu undangan. Di antaranya Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Wawali Malang Sofyan Edi Jarwoko, pimpinan Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), pimpinan Muhammadiyah serta organisasi otonom, dosen, karyawan, dan aktivis mahasiswa.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si  memberi ucapan selamat pada Rektor UMM Dr H Fauzan MPd

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si  menyampaikan selamat menunaikan amanah kepada Fauzan. “Kami percaya, dengan pengalaman selama empat tahun ke belakang Pak Fauzan akan mampu membawa Universitas ini menjadi kekuatan penggerak, sekaligus menjadi pusat keunggulan,” ungkap Haedar.

Dalam pidatonya Fauzan mengatakan, UMM mengusung cita-cita dan tekad yang dituangkan dalam semboyan, “UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa”. Semboyan ini mengandung spirit kemanusiaan yang dalam, yang disarikan dari cita-cita besar KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah. 

“Sebagai salah satu amal usahanya, UMM harus selalu  memberikan manfaat bagi umat dan bangsa,” katanya.

Itu karena, lanjut dia, dinamika kehidupan global kini dan mendatang akan terus melahirkan berbagai tantangan. Tantangan itu merupakan sebuah keniscayaan yang semua orang harus menghadapi dan menyelesaikannya. 

Menko PMK Prof Dr Muhadjir Effendy bersama Ketum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi

Oleh karena itu, tegas dia,  tidak ada pilihan lain kecuali membangun sinergisitas yang berkualitas dan luas dengan semua lapisan masyarakat. “Hal itu  tanpa membedakan ras, agama, suku, dan golongan,” jelas dia.  

Makanya, kata dia, UMM sebagai institusi pendidikan telah lama menyadari bila  peranannya tidak hanya mengemban misi akademik. Namun, juga mengemban misi keumatan dan kebangsaan. 

“Hanya dengan cara demikianlah, kami meyakini akan tercipta generasi bangsa yang unggul dan beradab. Generasi yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan melalui kampus ini,” ditegaskan Fauzan.

Di periode keduanya memimpin, Fauzan mengaku bakal melanjutkan upaya menjadikan kampus yang memiliki peran lebih. Terutama  dalam perubahan dan dinamika masyarakat.

Rektor Fauzan dapat ucapan selamat dari Uskup Admaja

 “Saya masih harus kerja keras. Perguruan tinggi, khususnya UMM, tidak boleh jadi objek perubahan. Tapi, harus jadi aktor perubahan yang berperan besar dalam dinamika masyarakat, keumatan, dan kebangsaan,” katanya. 

Beberapa target capaian turut dia sematkan dalam target di periode duanya. Salah satu capaian yang hendak diraihnya yakni mengejar rekognisi internasional. 

Upaya itu  bakal disajikan dengan memperbanyak prestasi dan kerja sama di tingkat internasional. Upaya memperkuat output dari UMM turut menjadi target.

 “Kami ingin meningkatkan kualitas SDM mahasiswa kami. Muaranya, mencetak alumni yang berkualitas,” tuturnya.

Ketua BPH UMM, Prof. Dr. H. A. Malik Fadjar, M.Sc.

Sementara itu  Ketua BPH UMM, Prof. Dr. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. mengatakan bahwa pelantikan Rektor UMM periode kedua ini memang agak khusus. Sebab hal itu merupakan  momentum dalam rangka membangun komunikasi, membangun suasana kebangsaan. 

“Bangsa ini tentu saja perlu terus-menerus direkatkan dan itu sekaligus menggarisbawahi semboyan yang selalu didengungkan. Yakni ‘Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa’,” pesan Malik. (aji)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.