Indahnya Berwisata  Heritage di Kampoeng Kajoetangan

Arsitektur gaya tempoe doeloe jadi favorit selfi pengunjung
Arsitektur gaya tempoe doeloe jadi favorit selfi pengunjung

MALANG (SurabayaPost. id) – Kajoetangan, itulah destinasi wisata di Kota Malang yang menjadi jujugan wisatawan. Kampoeng (Kampung) yang terkenal sejak jaman penjajahan itu, kini berbenah untuk mengembalikan keelokan kampung yang terkenal dengan nama Kampoeng Kajoetangan.

Surabayapost. id berkesempatan menyusuri kampung lawas yang terkenal dengan rumah kuno sejak zaman Belanda itu. Heritage Kampoeng Kajoetangan, itulah kampung lawas yang berada di Jl Basuki Rahmat, Kecamatan Klojen, Kota Malang  Jawa Timur.

Setiap pintu masuk akan punya rute berbeda, tapi seluruh kawasan bisa diakses lewat jalur mana pun. Kampoeng Heritage dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Dengan biaya masuk Rp 5.000, kamu sudah bisa eksplor ke semua tempat, plus dapat peta rute wisata dan post card bernuansa vintage.

Nurma Adi Putri (22), salah satu pengunjung pose dengan sederet barang antik

Lokasi Kampoeng Kajoetangan mudah dicari. Anda bisa mencari di Google Maps, nanti akan terlihat Jl Jenderal Basuki Rachmat Gang IV, Kauman, Klojen, Malang, Jawa Timur. Namun, kalian bisa masuk melalui beberapa titik, salah satunya lewat Jalan Semeru, Jalan Arif Rahman Hakim gang 2 (gapura utama), dan Jalan Dorowati.

Kampoeng Heritage Kajoetangan melingkupi tiga RW yakni RW 01, RW 09, dan RW 10. Jadi memang luas banget. Menurut peta, terdapat sekitar 30 titik wisata yang bisa kamu temui, tapi tak semua rumah merupakan rumah kuno. Tempatnya tersebar ke beberapa area dengan nuansa berbeda. Beberapa awak media mencoba menelusuri area wisata yang berada di wilayah RW 9.

“Banyaknya rumah kuno peninggalan Belanda inilah, pemerintah Kota Malang menjadikannya sebagai wisata. Ini bakal terus dikembangkan, terutama fasilitas dan kebersihannya,” tutur Ketua RW 9 Edy Hermanto.

Galeri musik di Kampoeng Heritage Kajoetangan

Seperti areal kampung yang kami kunjungi via Jl Jenderal Basuki Rachmat ini. Lokasi ini terdiri dari rumah-rumah kuno yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan terawat baik hingga sekarang. Paling hanya dilakukan sedikit restorasi pada rumah-rumah tersebut, supaya keadaannya tetap terawat meski termakan usia.

Terdapat lebih dari 10 rumah kuno di kawasan ini. Setiap rumah punya nama lengkap beserta penjelasannya. Seperti di antaranya Rumah Penghulu yang sudah ada sejak 1920, Rumah Jengki, hingga rumah paling tua yang sudah berdiri sejak 1870. Selain itu, hampir di setiap dinding tembok terdapat aneka ragam lukisan yang menggambarkan era tempoe doeloe.

Beberapa awak media pun mencoba selfie di setiap titik lokasi, seperti di lokasi tembok bergambar bangunan kuno layaknya rumah menir Belanda dengan Andong (kereta kuda) serta sepeda pancar tempoe doeloloe. Selain itu juga ada gazebo layaknya pendopo dengan hiasan foto lawas dan aksesoris pesawat telepon zaman dulu.

Sudut Kampoeng Heritage Kajoetangan

Tak hanya itu, awak media juga menjajal selfie di Galeri Musik. Disitu tampak peralatan musik yang masih berfungsi dengan sederet jenis alat musik, seperti guitar, drumb, piano dan perlengkapan musik lainnya. Galery musik itu milik Alm Soewi Sosilo yang pemusik era 1950 – 2005.

Pagi ini, Surabayapost berhasil menemui salah satu pengunjung. Dari kejauhan tampak tiga dara berusia kisaran 22 – 24 tahun. Mereka tampak selfi disetiap sudut Kampoeng Kajoetangan. Mereka tampak riang. Senda gurau diantara ketiga gadis setiap usai pose diheritage kajoetangan.

” Tempatnya bagus untuk berfoto. Rumahnya masih bergayabarsitektur Belanda dengan atap pelana dan atap perisai. Gak cuma itu, di sekitar rumah juga terdapat tembok-tembok yang telah disulap jadi spot foto selfie dengan mural,” ucap Nurmi Adi Putri yang kala itu bersama Fina Dwi Handayani dan Gita Nurindahsari.

Nurma pun mengakui keindahan Kampoeng Kajoetangan. Ia bersama dua rekan kerjanya sengaja berkunjung ke Kampoeng tersebut untuk memastikan apa yang selama ini dia dengar.

Salah satu sudut destinasi wisata di Kampoeng Heritage

“Wah, memang betul – betul bagus Mas. Warga sini pada ramah dan spot fotonya semua oke,” tutur dara asli Pakisaji, Kabupaten Malang tersebut.

Mangkanya, Nurma berharap agar Kampoeng Kajoetangan semakin dipercantik lagi. Dara 22 tahun itupun merasa puas bisa berwisata dengan biaya murah namun sangat menakjubkan.

“Semoga Kampoeng Heritage Kajoetangan semakin banyak dikunjungi wisatawan,” tutupnya. (lil).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.