GRESIK (SurabayaPost.id)–Tidak semua Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM melakukan intimidasi, mengancam dan bahkan pemerasan terhadap pejabat ditingkat pemerintah desa (pemdes). Sejumlah kepala desa mengakui masih ada LSM yang kini berubah nama Orkemas (organisasi kemasyarakatan) itu justeru membantu kesulitan kepala desa saat pejabat pemdes mendapat intimidasi gerombolan yang mengaku sebagai orkesmas dan sekaligus mengaku berprofesi sebagai wartawan.
“Ngakunya mereka wartawan ya sekaligus LSM (Orkemas). Kami tahu mereka hanya mencari-cari kesalahan, agar kami takut ngakunya LSM ya wartawan. Disaat kami mendapat intimidasi seperti itu, kami selalu minta pendapat ke Pak Novan (Novantoro Ketua Orkemas Lembaga Pemantau Birokrasi atau LPB). Makanya kami berpendapat, tidak semua LSM memeras dan melakukan intimidasi,” kata Moko Kepala Desa Raci Kulon, Kecamatan Sidayu saat dikunjungi di kediamanya, Minggu (4/6/23).
Ia mengaku banyak di bantu Novan saat dirinya dan pejabat di Pemdes Raci Kulon mendapat intimidasi dari para gerombolan yang kebanyakan datang dari luar Gresik. Moko juga menganggap Novan yang ketua Orkemas LPB sebagai mitra kerja karena bisa membantu jika ada masalah yang berkaitan dengan kedatangan Orkemas yang tujuanya hanya mencari kesalahan ujung-ujungnya memeras.
“Tadi saya juga konsultasi dengan Pak Novan, karena saya mendapat pesan WhatSapp (WA) dari seseorang yang mengaku sebagai wartawan ya juga sebagai LSM. Isi WA-nya ya modus, pertama mengancam akan memberitakan, akan melaporkan. Lalu kirim nomor rekening. Tadi Pak Novan bilang katanya gak usah di tanggapi. Ya sudah kami tidak merasa melakukan apa yang dituduhkan. Dan kita juga sudah banyak paham soal wartawan itu apa, produk jurnalisitk itu apa sari teman KWG. Jadi sekarang tidak ada soal,” ungkapnya.
Muslih, Kepala Desa Pundut Trate Kecamatan Benjeng juga mengatakan hal yang sama. Muslih mengaku meski sekarang sedang ramai berita soal Okersmas memeras dirinya masih akrab dengan Novantoro Ketua Orkesmas LPB.
“Meskipun ramai berita LSM memeras kades, saya dengan Pak Novan tetap akrab. Karena kami tidak pernah diperas sama LPB. Justeru kami banyak dibantu mengkomunikasikan hal hal yang berkaitan dengan rencana pembangunan desa. Yang kami salah LBP memberikan pengarahan agar kami tidak salah langkah melaksanakan dan penggunaan anggaran desa,” ujar pria pensiunan PT Pertamina ini.
Saat dikonfirmasi tetkait pengakuan sejumlah kepala desa itu Novan hanya menjawab dengan santai. Ia meminta agar wartawan melakukan ricek ke kades-kades yang mengenal dirinya. Ia bahkan mengaku memegang data dan nama Orkesmas dan gerombolan orang yang mengaku sebagai wartawan lalu memeras kades.
“Silahkan nama Novan di cek ke kades yang kenal saya sebagai pimpinan LSM LPB. Kades di ujung Gresik selatan sampai ujung Gresik utara insya Allah kenal saya semua. Kalau ada yang mengaku pernah saya peras silahkan kita buktikan. Saya sebenarnya banyak membantu kades kades yang mendapat intimidasi dan bahkan diperas. Saya asa datanya. Hanya saja kami ini masih memiliki rasa kasihan. Semua butuh uang. Tapi jangan memeras dan intimidasi,” kata Novan
Sementara itu pantauan dilapangan, LBP tidak nampak gusar dengan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok organisasi profesi kewartawanan di Gresik dan Kodim 0817 Gresik untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi kepala desa dan perangkat desa yang kerap mendapat teror dari gerombolan yang mengaku sebagai wartawan dan Orkemas.
“Saya justeru senang dengan kegiatan ini, agar teman-teman kepala desa bisa bekerja dan ngantor di kantor desa. Selama ini mereka khususnya yang kantornya dipinggir jalan jarang ngantor. Ya karena memang banyak oknum yang kerap menakut nakuti yang ujungnya minta uang. Kalau memang kades punya masalah korupsi laporkan ke APH. Tetapi jika tidak terbukti kami akan meminta kades untuk melaporkan balik mereka. Karena kades juga memiliki tanggungjawab moral kepada masyarajat di desa yang mereka pimpin,” pungkasnya.
Leave a Reply