KESALAPAHAMAN MAKNA DALAM WACANA IKLAN VIT (SEMANTIK BAHASA)

Windi Erica Sari

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia 

Universitas Muhammadiyah Malang

windi1194@gmail.com 

Periklanan merupakan salah satu bentuk informasi produk dan jasa dari produsen kepada konsumen, dan bentuk pesan dari sponsor melalui media. Periklanan adalah proses komunikasi tingkat lanjut yang memungkinkan audiens mendapatkan informasi paling penting yang benar-benar perlu mereka ketahui. Periklanan merupakan salah satu alat dalam portofolio promosi yang terdiri dari lima alat. Periklanan adalah pesan penjualan yang paling meyakinkan, yang secara langsung menargetkan pembeli potensial terbesar dari produk atau layanan tertentu dengan biaya terendah. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah untuk merubah atau mempengaruhi sikap masyarakat, dalam hal ini tentunya sikap konsumen. Munculnya iklan bertujuan untuk memperkenalkan produk dan jasa kepada konsumen sehingga dapat membangkitkan pengaruh konsumen. Ini akan mendorong perubahan perilaku konsumen, yang memang diinginkan oleh produsen. Selain itu, iklan itu sendiri memiliki beberapa tujuan tertentu, antara lain membentuk pemahaman tentang produk atau merek baru; menginformasikan kepada konsumen tentang karakteristik dan keunggulan produk atau merek; membentuk pemahaman tertentu tentang produk atau merek; membentuk selera atau selera produk atau merek. Bujuk konsumen untuk membeli produk atau merek yang diiklankan. Sasaran tersebut pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan respons konsumen terhadap produk perusahaan, sehingga menghasilkan keuntungan penjualan jangka panjang

Periklanan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh banyak perusahaan maupun perorangan. Dalam periklanan, pemasang iklan (disebut sponsor) harus membayar sejumlah tertentu kepada media. Oleh karena itu, menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, periklanan adalah “komunikasi non personal melalui berbagai media melalui perusahaan, organisasi nirlaba, dan individu, dengan biaya tinggi”.

    Dalam beberapa tahun terakhir, periklanan telah meningkat secara substansial. Hal ini sejalan dengan peningkatan pesat jumlah media yang ada dan yang baru muncul. Penyebabnya adalah pesatnya perkembangan faktor teknologi dan media elektronik. Dengan munculnya stasiun TV kabel dan non-kabel baru, meningkatnya penggunaan komputer dan telepon genggam, meningkatnya penggunaan Internet, dan berkembangnya industri hiburan, dunia pertelevisian telah berkembang pesat. Menurut penelitian Murray dan Jenkins (1992), pengembangan periklanan telah melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap distribusi kendaraan, (2) tahap eksposur kendaraan, (3) tahap eksposur iklan, (4) tahap persepsi iklan, (5) ) Tahap diseminasi iklan (6) Tahap respon penjualan.

Setiap perusahaan ingin produknya cepat laku, sehingga memberikan kesan berbeda pada produknya dalam iklan, seperti pada iklan air mineral VIT. Pada iklan ini digambarkan keramaian di restoran nasi padang, dimana pada saat itu terdapat pembeli yang sangat banyak. Setiap pembeli ingin pesananya cepat diantarka, ada yang juga yang ingin mejanya dibersihkan. Pada saat itu terdapat beberapa pelayan yang melayani pembeli, tetapi ada satu tokoh pelayan yang menjadi pemeran utama dipangil dengan sebutan “uda”. Uda berusaha melayani pembeli dengan sangat baik, walaupun suasana saat itu kurang kondusif dan banyak yang memangil-mangil namanya. Puncak iklan ini terdapat pada saat pembeli laki-laki yang berbadan gepal memangil pelayan tersebut “Uda, ada otak nggk?” seketika semua pembeli yang berada pada restoran nasi padang tersebut langsung menoleh dan terkejut, bahkan ada juga yang menyiapkan ponselnya untuk mendokumentasikan jika ada pertengkaran. Akan tetapi setelah minum air mineral VIT, pelayang yang dipangil uda itu membawa masakan otak sapi dan menyugukan pada lelaki berbadan gepal tersebut, “ini otaknya pak” seketikah para pembeli lain menghela nafas dan berkata “Oooo.. beli otak” Pada iklan air mineral VIT terdapat makna polisemi yang menyebabkan kesalah pahaman, seharusnya yang dimaksud adalah otak sapi untuk dimakan, akan tetapi disangaka pikiran dari manusia. 

Kesalahan tersebut terjadi karena katanya memiliki makna polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dimana antar maknanya memiliki pertalian makna yang erat. Makna-makna dalam kata polisemi memiliki pertalian makna yang erat. Pertalian makna ini dapat dirunut melalui penarikan benang merah makna yang menghubungkan makna-makna tersebut. Adapun kepolisemian suatu kata dapat ditentukan berdasarkan kriteria penentuan polisemi Palmer (1995: 102 – 108), Lyons (dalam Pateda, 2001: 219), dan Chaer (2002: 103)

Dalam kalimat “Uda, ada otak nggk?” memiliki makna pertama adalah otak sapi untuk dimakan dan makna kedua otak pemikiran manusia. Yang terdapat kata dasar otak, sebagai organ untuk berfikir. Sehingga bisa saja terjadi kesalapahaman makna apabila cara penyampaianya salaha. (*)

#Nama                     : Windi Erica Sari

No HP              : 085745784377

Pendidikan          : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia                   Universitas Muhammadiyah Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.