BATU (SurabayaPost.id) – Komisi C, DPRD Kota Batu melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (3/5/2020). Aksi Sidak komisi C tersebut terkait pemanfaatan gas metan untuk warga sekitar TPA yang ditargetkan segera terealisasi dalam beberapa bulan mendatang.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Komisi C dari PDIP Khamim Tohari ,S sos pada saat Sidak di TPA Tlekung, Rabu (3/6/2020).
Menurut Khamim, tak bisa dipungkiri kalau akan lepas dari bau yang tidak sedap akibat sampah sehingga terkadang mengusik warga sekitar.
“Dari itu, kita tekankan kepada mereka semua yang terdampak adanya bau sampah tersebut. Setidaknya masih merasakan dampak manfaatnya,dan itu bisa menggunakan gas metan,” katanya.
Itu, kata dia, seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Arief As Sidiq, bahwa sudah ada yang memanfaatkan gas metan. Terutama untuk warga setempat meski belum keseluruhan.
“Ada sejumlah 300 KK, sedangkan yang membutuhkan nantinya sekitar sejumkah 800 KK.Dan sisanya sejumlah 500 KK lagi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ungkap dia, Komisi C berharap supaya semua warga sekitar bisa memanfaatkan. Jumlah warga di sana sejumlah 800 KK.
” Kami bersama rekan – rekan Komisi C, berupaya dalam bulan – bulan ini semuanya supaya bisa terealisasi dan segera rampung,” harapnya.
Selain itu, harap dia, kedepannya sampah – sampah dari setiap desa sudah dikelola. Hal itu seperti yang sudah jadi kosep DLH.
“Desa dan kelurahan bisa mengolah sampah sendiri. Sehingga di TPA Tlekung ini hanya tersisa sekitar 20 persen saja pembuangan sampah yang dipusatkan di TPA itu,” tandasnya.
Sampah – sampah itu, kata dia dikelola sendiri. Dia sebutkan seperti yang sudah berjalan di Desa Tulungrejo dan Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji.
Sementara itu, Kepala DLH Arief Assidiq membenarkan terkait dengan itu dan mengaku lega. “Alhamdulillah mendapat kunjungan dari Komisi C, DPRD Batu. Kami sangat gembira dan merasa bersyukur. Sehingga ada gagasan dan masukan serta evaluasi dengan suport – suportnya,” ujarnya.
Untuk itu, ujar dia pengelolaan TPA Tlekung tersebut diharapkan ada penyempurnaan. Meski begitu, ia mengaku sudah mengupayakan sebagus mungkin.
Menurut dia kontur tanahnya agak ke atas meski sudah ditutup tanah. Sehingga pada saat melakukan pengelolaan, gas metannya menguap terbawa angin. Itu yang terkadang menyebabkan bau kurang sedap.
Apalagi, terang dia, pada saat gerimis. Untuk itu Arief mengaku sudah melakukan pengurukan dengan tanah. Sehingga sampah – sampah itu diyakini sudah tertutup dengan tanah.
“Solusi jangka panjangnya yang kita lakukan untuk memberdayakan desa mandiri dengan pengelolaan sampah berbasis desa. Sebab setiap desa ini difasilitasi mesin dan SDM dari desa setempat,” katanya.
Dengan demikian, ia berharap di tahun 2021 mendatang sampah – sampahnya sudah tidak dibawa lagi ke TPA Tlekung. “Jadi semuanya dituntaskan pengelolaan di masing – masing desa. TPA Tlekung nantinya cukup menerima sampah dari Desa Tlekung sendiri dan dari Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu,” tegasnya.
Itu semua, tegas dia karena untuk menjalin kesinambungan pemanfaatan gas metan dari sampah. Gas metan itu menurutnya telah dimanfaatkan lebih dari 300 kepala keluarga (KK).
“Warga di wilayah Desa Tlekung ini memanfaatkan gas metan untuk energi memasak buat sehari hari. Dan itu masih ada potensi dari warga yang membutuhkan gas metan ini,” katanya.
Kemudian, kata dia, di semester kedua nantinya supaya sudah bisa membantu pengembangan fasilitas gas metan. Itu untuk kepentingan warga setempat.
“Kami targetkan di tahun 2021 mendatang sisanya KK sejumlah 500 tersebut supaya sudah terpasang gas metan semua,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply