BATU (surabayapost.id) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati berkunjung ke Kampung Ramah Anak di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Kamis (27/2/2020).
Dia pun sangat mengapresiasi Kampung Ramah Anak tersebut. Sebab dia yakin konsep kampung tersebut bisa dijadikan role model di Indonesia.
Makanya saat berkunjung ke Kampung Ramah Anak dia bersama Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. Mereka didampingi Wakil Wali Kota Batu, Ir Punjul Santoso MM dan Forkopimda serta beberapa Kepala OPD Pemkot Batu.
Awalnya Menteri PPPA itu meninjau kampung sempit yang disulap oleh warga sebagai ruang bermain dan belajar yang ramah anak. Perkampungan itu didesain dengan interior beragam gambar menarik. Terutama di tembok dan jalan seluruh kampung.
Bahkan ada pojok literasi di rumah salah satu warga. Sehingga tempat bermain anak-anak berada di latar depan rumah – rumah warga.
Konsep lingkungan semacam itu sangat diapresiasi Menteri PPPA yang akrab disapa Bintang itu. Apalagi Kampung Ramah Anak itu digagas masyarakat, forum anak, Pemdes hingga Pemkot Batu.
“Saya mengapresiasi yang setinggi-tingginya. Ini suatu hal luar biasa dan pertama kalinya ada konsep kampung yang memperhatikan anak-anak sebagai penerus bangsa,” kata Bintang.
Menurut Bintang, Kampung Ramah Anak tersebut ada karena partisipasi dari tingkat grassroot. Dia sebutkan seperti Kepala Desa dan didukung Pemkot Batu.
Selain itu adanya partisipasi luar biasa dari masyarakat. Hal itu kata dia, tercermin dari seluruh rumah warga yang dibuka selebar-lebarnya untuk dimanfaatkan sebagai aktivitas anak-anak bermain dan belajar.
“Kalau seperti itu dilakukan di seantero nusantara akan sangat luar biasa. Bahkan barangkali apa yang terjadi viral belakangan seperti kasus kekerasan dan perundangan terhadap anak tak akan terjadi,” puji Bintang.
Itu, kata Bintang karena waktu luang dilakukan kegiatan positif. Seperti halnya olahraga, berkesenian, bermain, dan membaca dimulai dari TK. Semua itu kata dia tak ada paksaan kepada anak-anak.
“Kedatangan kami ke Kampung Ramah Anak ini, diinisiasi oleh Komnas Perlindungan Anak sejak 2017 lalu. Bahkan Komnas Perlindungan Anak telah membina lebih awal dan melindungi anak-anak Indonesia pada umumnya dan Kota Batu pada khususnya di tingkat grassroot sesuai potensi daerah,” paparnya.
Makanya, papar dia, konsep Kampung Ramah Anak itu dalam waktu dekat akan direplikasi dan dibawah ke lain daerah. Itu akan mengikuti situasi dan kondisi daerah lain.
Meski begitu, wanita kelahiran Denpasar Bali 24 November 1968 ini, mengaku ada hal yang lebih penting. “Konsep dasar yang harus dijalani adalah adanya perhatian dan partisipasi luar biasa dengan kampung dikelola anak melalui forum anak. Ini juga akan jadi solusi terhadap kasus kekerasan terhadap anak. Karena anak adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Itu karena, tegas dia bukan orang tua saja. Namun juga karena telah memberikan motivasi dan wahana bagi anak-anak.. “Karena itu perlu pengembangan lainnya seperti budidaya ikan. Ini agar anak-anak tidak hanya main gawai saja,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menambahkan, jika Kampung Ramah Anak itu merupakan bagian dari bagaimana menjaga anak-anak dari tindak kekerasan. Itu dilakukan seluruh kampung.
“Walaupun gang ini sempit tapi bagaimana partisipasi masyarakat memberikan ruang dan akses bagi anak-anak. Ya untuk mengatur desa atau rumahnya atau dirinya sendiri,” sarannya.
Melalui kampung ramah anak ini, lanjut dia, bisa melindungi anak-anak agar tidak tergantung dari gawai. Untuk itu, dia berharap bisa diaplikasikan ke sebagai pilot project di desa-desa lain dengan dukungan Pemerintah Desa.
“Pasalnya saat ini Pemerintah Desa bisa memanfaatkan DD/ADD. Itu bisa dialokasikan untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak hingga lansia,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Batu, Ir Punjul Santoso MM juga berharap Kampung Ramah Anak Punten bisa direalisasikan di semua desa dan kelurahan. Sehingga mampu meminimalisir terjadinya kekerasan pada anak di Kota Batu.
Itu karena kata dia, kegiatan dan pengawasan semua elemen masyarakat berjalan dengan baik. “Adanya kampung-kampung layak anak, juga diharapkan mampu membuat Kota Batu bisa meraih predikat kota layak anak (KLA) yang lebih tinggi lagi. Yakni KLA Utama. Kota Batu diketahui telah meraih tingkat Madya sebanyak 6 kali berturut-turut,” tutur Punjul.
Oleh karena itu, lanjut Punjul, untuk kedepannya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak diminta bersinergi dengan dinas lain. Disebutkan seperti Dinas Perpustakaan dan Dinas Lingkungan Hidup untuk menyediakan ruang baca bermain dan belajar di tiap desa dan kelurahan.
Pada kesempatan tersebut Bintang juga ditemani oleh Forkopimda untuk berkunjung ke Pasar Wisata Bring Raharjo. Pasar tersebut dikelola Karang Taruna Desa/Kecamatan Junrejo, Kota Batu (gus/adv)
Leave a Reply