Minimalisir Kerumunan, Kota Malang Pilih Salurkan Bansos Via Bank

Wawali Sofyan Edi Jarwoko saat menyerahkan bantuan pada warga

MALANG (SurabayaPost.id) – Pemkot Malang memilih menyalurkan bantuan sosial (Bansos) via bank. Alasannya untuk meminimalisir kerentanan kontak fisik, saat penyaluran Bansos untuk tunai atau non-natura.

“Ada 2 (dua) pertimbangan, yang pertama kaidah yang dilekatkan pada masa darurat Covid 19 yakni jaga jarak dan interaksi. Pertimbangan berikutnya adalah prinsip efektifitas karena untuk pola atau model bantuan (paket) sembako diperlukan tahapan pengadaan yang itu membutuhkan proses (waktu) yang lebih panjang lagi,” ujar Kabag Humas Pemkot Malang Widianto, Minggu (3/5/2020).

Ditambahkannya, dengan pola yang dilakukan saat ini saja, sebagian masyarakat masih menilai ada kelambatan. “Kami maklumi, karena situasi memang demikian, sementara dalam penyelenggaraan pemerintahan ada mekanisme yang harus dilalui ada beberapa tahapan,” katanya.

Tahap satu langkah refocusing dan realokasi atau bahasa sederhananya pergeseran dan pengalihan anggaran. Tahap kedua Proses pelaporan hasil refocusing dan realokasi oleh Pemda (Pemkot) ke Pemerintah Pusat (Kementerian Keuangan dan Kemendagri), dan ini dimungkinkan dikembalikan oleh Pemerintah Pusat untuk dilakukan revisi terlebih dahulu.

Sedangkan tahap ketiga Penyusunan revisi / perubahan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) dan DPA (Dokumen Penggunaan Anggaran) setelah terefocusing dan terealokasi.

Tahap keempat Beriringan dengan tahapan yang ada dilakukan pendataan dan validasi bantuan sosial Kelompok Penerima Manfaat (KPM), dengan klaster terpilah :
a. KPM yang bersumber dari bansos Pemerintah Pusat (APBN)
b. KPM yang bersumber dari bansos Pemprov Jatim (APBD Pemprov)
c. KPM yang bersumber dari bansos Pemkot Malang (APBD Kota Malang)
(catatan : setiap KPM berbasis KK, dan masing masing KK tidak boleh mendapat lebih dari satu sumber bansos)
Tahap 5 : Pencairan dan penyaluran bantuan, didalamnya juga ada proses penginputan data rekening penerima bansos dan penerbitan buku tabungan utk KPM

“Prosesnya memang berliku, yang itu mungkin juga tidak semuanya memahami. Sementara di lapangan sudah banyak bantuan bantuan sosial dari non pemerintahan, sehingga tidak menyalahkan apabila ada sikap membandingkan. Itu semua kami lihat sebagai bentuk motivasi sekaligus antusiasme masyarakat dalam mewujudkan nilai nilai gotong royong, “ujar Wiwid, kabag Humas Kota Malang menanggapi beberapa pertanyaan publik terkait bansos kota Malang.

Sementara itu, Walikota Malang Sutiaji menegaskan bahwa berkaitan dengan bansos harus memperhatikan ketepatan sasaran dan aspek sebaran cakupan yang akan diberi bantuan.

“Kita maunya simple, namun dalam beberapa kali rakor bansos bersama kementerian, Pemerintah (Pusat) wanti wanti untuk validitas penerima. Kelayakan, kepatutan dan hindari double atau tumpang tindih penerima selalu dipesankan. Karenanya verifikasi benar benar kita lakukan yang untuk kota Malang dibantu teman teman akademisi, saat ini punya aplikasi SiBansos (Sistem Bantuan Sosial). Basisnya NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan KK, sehingga sistem akan menolak dengan sendirinya bila satu KK sudah terima bantuan, lalu coba dimasukkan untuk terima bantuan dari sumber yang berbeda, ” urai Sutiaji.

Dari sisi cakupan atau sebaran, disampaikan dia bila data terus bergerak dinamis. “Pada tahap awal yang kita sasar adalah data yang bersumber dari DP3P2KB (Dinsos, red) yang notabene adalah data keluarga pra sejahtera atau pun kelompok rentan (didalamnya juga difable, red),” jelasnya.

Untuk kelompok ini terjaring 10.688 jiwa. Kelompok berikutnya, pada tahap I dan juga sudah diterimakan adalah klaster dari PKL di lingkungan sekolah dan pekerja seni dengan jumlah yang terjaring sebanyak 1.364 jiwa. Selanjutnya, yang juga sudah disalurkan adalah klaster yang dibawah binaan Disporapar sebanyak 394 penerima bantuan dan yang dalam proses untuk segera disalurkan PKL di bawah binaan Diskopindag, sebanyak 2.500 pedagang.

“Asumsi kami total warga yang tercover bansos (pusat, pemprov dan pemkot) sebanyak lebih kurang 85 ribu KK/ jiwa, “urai Sutiaji, Walikota Malang. Insya Allah minggu minggu ini, bansos akan terlahir secara simultan,” ambah pria penghobi bulutangkis tersebut. (Lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.