Pemkot Malang All Out Melawan Wabah Covid-19

Wali Kota Sutiaji didampingi Wawali Sofyan Edi Jarwoko memberikan keterangan pers terkait penanganan wabah Covid-19

MALANG (surabayapost.id) – Wabah virus corona (Covid-19) benar-benar membuat kewalahan semua pihak. Untuk itu Pemkot Malang habis-habisan alias all out dalam melawan wabah virus mematikan itu.

Buktinya, Wali Kota Sutiaji bersama Wawali Sofyan Edi Jarwoko tak hanya menyiapkan anggaran Rp 37,310 miliar. Namun juga akan menerapkan physical distancing (PD) berskala besar.

“Untuk melawan wabah virus corona ini kita tak bisa bergerak sendiri. Semua pihak harus terlibat,” kata Sutiaji, Kamis (2/4/2020).

Untuk itu, kata dia, tema HUT Kota Malang yang ke-106, pada 1 April 2020 mengambil tema Satu untuk Malang. Kota Malang bebas dari wabah virus corona.

Itu mengingat, kata dia, sebagian masyarakat masih memandang perkembangan corona bukan sesuatu yang perlu diwaspadai. “Bisa kita lihat 2 – 3 hari pasca dikabarkan 3 PDP positif sembuh, publik merespon seakan Kota Malang sudah aman (jalan raya ramai kembali, red),” jelas dia.

Wali Kota Sutiaji menggelar Rakor terkait penanganan wabah Covid-19

Makanya dia merasa prihatin di antara kabar gembira karena masih ada wabah yang membahayakan. Padahal dia sudah sering kali menyampaikan agar tidak lengah.

Alasannya, wabah Covid-19 belum berakhir. Menurut dia angka ODR (Orang Dengan Resiko), ODP (Orang Dalam Pantauan) serta PDP (Pasien Dalam Pengawasan) masih terus bertambah.

Menurut Walikota yang juga pengurus NU Kota Malang ini, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jatim sekarang menambah kriteria baru. Yakni OTG (Orang Tanpa Gejala). “Mereka adalah orang orang yang memiliki kontak erat dengan konfirm positif,” positif.

Apalagi, kata alumni IAIN Malang tersebut, kini 68 persen tenaga kesehatan yang menangani Covid 19 juga mengalami kondisi drop. Belum lagi realitas APD (Alat Pengaman Diri) semakin menipis dan makin sulit.

“Informasi itu saya dapatkan setelah video conference dengan direktur /pimpinan rumah sakit di Kota Malang. Jadi jangan lengah,” kata orang nomor satu di Kota Malang ini mengingatkan.

Menurut dia semua pihak bisa membantu mengatasi kondisi tersebut. Caranya dengan mencegah agar PDP tidak terus bertambah. “Kunci utama saat ini adalah physical distancing,” jelas dia.

Untuk itu dia berencana memperluas dan memperbesar skala physical distancing. Dia meminta agar sementara waktu beraktifitas di rumah saja.

“Saya bersama Pak Kapolresta dan Pak Dandim sepakat untuk mengetatkan orang yang masuk ke kota Malang. Nanti aaat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan di Malang Raya, maka semua pendatang, termasuk pemudik, begitu sampai di Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang), tidak akan dapat langsung bertemu keluarga.

Alasannya, karena akan dikarantina dulu tak kurang dari 14 hari. “Ini salah satu opsional yang muncul dan dimungkinkan dilakukan pada hasil rapat koordinasi Forkopimda se Malang Raya di Pendopo Kabupaten Malang (1/4/2020),” jelas dis.

Ditegaskan dia hal itu memang membuat tidak nyaman. Namun, katanya, kondisi kedaruratan, harus dipertimbangkan untuk lakukan.

Karenanya, dia berpesan kepada warga Kota Malang dan Malang Raya, untuk tidak mudik dulu. “Demi keamanan, ” pesan Pak Aji.

Kapan PSBB diberlakukan di Malang Raya, kata dia, secepatnya. Itu setelah dikonsep bersama (Pemda Malang Raya) dan diajukan ke Gubernur terlebih dahulu sebagaimana diatur dalam PP 21 tahun 2020.

Pembatasan gerak itu sendiri tidak berlaku di antara 3 (tiga) daerah Malang Raya. Artinya warga Kota Malang bisa bergerak ke kabupaten maupun ke kota Batu.

Demikian pula sebaliknya. Walikota Malang juga menginfokan rencana penyiapan dan penyediaan rumah isolasi untuk PDP yang sudah dinyatakan sembuh. Sebab mereka tidak bisa langsung kembali ke rumah masing-masing.

“Ini semacam transisi sebelum sepenuhnya pulang. Nanti akan dirumuskan teknisnya oleh tim Satgas Gugus Covid 19,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Sutiaji mengaku menyiapkan anggaran Rp 37,310 miliar untuk menangani kasus wabah Covid-19 ini. Hal itu mengacu pada perkembangan dampak kasus virus corona yang terjadi.

Untuk itu jam operasional semua aktivitas usaha harus tutup pukul 20.00 wib. Itu mengurangi sentuhan antar manusia dan juga melakukan penyemprotan disinfektan di banyak tempat dan lokasi.

“Kita telah rumuskan beberapa langkah antisipasi dan intervensi akan dampak yang mungkin terjadi. Saya sudah minta Pak Sekda untuk memangkas dan mengalihkan beberapa anggaran kegiatan, termasuk juga pemangkasan untuk perjalanan dinas agar dipergunakan dalam penanganan Covid 19,” jelas dia.

Semua itu kata dia untuk melindungi warga yang terdampak secara langsung. Menurut dia telah terproyeksi total anggaran sekitar Rp 37, 2 miliar. Didalamnya sudah termasuk angka alokasi pada Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 2,150 M,” kata Sutiaji.

Sekda Wasto selaku Ketua Satgas Covid 19 Kota Malang mengatakan penambahan anggaran penanganan Covid 19 diperuntukkan dalam bentuk bantuan sosial kepada warga kota yang terdampak. Diantaranya seperti PKL, para penyandang disabilitas tuna netra yang selama berprofesi jasa refleksi (pijat), maupun warga rentan sosial dan miskin.

Selain hal itu, penambahan anggaran juga untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid 19, yang berkonsekuensi terhadap kapasitas rumah sakit rujukan.

Pembahasan dan perumusan anggaran serta rujukan kegiatan yang akan disasar, kata dia, juga menghadirkan dan melibatkan Ketua DPRD, Kejaksaan Kota Malang dan Polresta Malang.

Karena itu kata dia, RSUD yang menjadi disiapkan rumah sakit rujukan, selain 4 yang sudah ditetapkan. Di antaranya RSSA, RST, RS Lavalette dan RS Panti Waluyo. Untuk itu dialokasikan sekitar Rp 15 miliar.

Ditambahkan pula oleh pria penghobi renang dan lari ini, bila postur anggaran penanganan Covid 19, terurai Rp 2,150 miliar dari BTT, sebesar Rp 9, 9 miliar bersumber dari Dinas Kesehatan

Itu kata dia dipergunakan antara lain untuk penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), pengadaan alat kesehatan dan penunjang Laboratorium Kesehatan, pengadaan unit SiCo dan bahan desinfektan. Pemkot akan menginjeksi warga terdampak, dengan alokasi sebesar Rp 10, 260 miliar.

Karena Pemkot Malang tak hanya menyiapkan dana Rp 37,310 miliar untuk menangani wabah virus corona. Namun juga melakukan berbagai gerakan yang melibatkan masyarakat. Sehingga kondisi Kota Malang menjadi benar-benar normal kembali. (lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.