Promosi Lemah, Banyak Potensi Daerah Belum Tersentuh Investor  

Wisatawan asing asal Australia kala berkunjung ke Pasar Burung Mendit di Kota Malang, Jatim.
Wisatawan asing asal Australia kala berkunjung ke Pasar Burung Mendit di Kota Malang, Jatim.

MALANG  (SurabayaPost.id) – Daerah memiliki potensi yang luar biasa. Sayangnya, potensi tersebut masih belum tersentuh investor. Baik itu investor dalam negeri maupun mancanegara. 

“Itu karena promosi kita yang masih lemah. Sehingga potensi besar di daerah tak tersentuh investor,” kata pakar ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Malang  (UMM), Dr Nazarudin Malik, Rabu (21/8/2019). 

Satu di antara potensi tersebut dia contohkan bisnis yang berkaitan dengan hobi. Sebut saja kata dia soal hobi memelihara burung atau kicau mania.

Menurut dia, hampir di seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur –begitu juga daerah lain di Indonesia– yang banyak penghobi burung berkicau.  Bahkan setiap daerah tersebut memiliki pasar burung. 

Sangkar-sangkar burung yang diperjualbelikan di Pasar Burung Mendit, Kota Malang, Jatim.

Sayangnya, kata dia, hampir tidak ada daerah di Jatim  memiliki pasar burung yang representatif. Fasilitas sangat minim kalau tidak mau dibilang memprihatinkan. 

Kondisi semacam itu terang pengurus Muhammadiyah ini, bisa ditengok di Pasar Burung Splendit,  Kota Malang, Jatim. Pasar tersebut terkesan tidak tertata dengan baik. 

Padahal, pasar burung yang ada di atas kawasan Sungai Brantas itu sering dikunjungi wisatawan asing dari mancanegara. Selain itu,  menyerap banyak tenaga kerja. Baik itu yang berkaitan dengan SDM yang menjadi pedagang langsung maupun tak langsung. 

Misalnya, dia contohkan,  tenaga untuk pengadaan pakan dan obat-obatnya atau vitamin buat burung. Selain itu pengadaan    sangkar burung . 

Namun, semua itu menurut pakar ekonomi yang juga  dosen dari UMM, Dr Ahmad Muhyi belum membuat investor tertarik untuk berinvestasi. “Itu karena para investor belum paham bagaimana potensi yang ada di bisnis hobi burung itu,” kata dosen ekonomi UMM ini, Rabu (21/8/2019). 

Makanya dia berharap para pemegang kebijakan mau mempromosikan potensi tersebut.  Sehingga, potensi yang ada di daerah bisa tersentuh investor.  

“Potensi itu tidak hanyaberkaitan dengan hobi burung loh. Hobi-hobi lainya juga bisa. Termasuk juga dengan potensi wisata,  kuliner, kerajinan dan lain sebagainya. Potensi itu perlu dipromosikan sehingga menarik investor untuk berinvestasi, ” kata dia.

Hal tersebut juga diakui Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Farah Ratnadewi Indriani. Menurut dia, promosi terkait potensi daerah harus terus ditingkatkan.  

Dia menjelaskan untuk meraih peluang investasi global, daerah di Indonesia harus siap dengan investasi yang berdaya saing. Dalam era pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, investasi berperan strategis sebagai kunci penggerak tumbuhnya lapangan kerja, pemberdayaan manusia serta pemerataan pembangunan. 

“Makanya, daerah, khususnya provinsi, harus lebih inovatif dalam mempersiapkan kegiatan-kegiatan promosi investasi.  Baik itu bagi investor internasional maupun investor dalam negeri,” kata dia.

Untuk itu, Farah Ratnadewi Indriani berharap agar  promosi investasi di daerah lebih canggih lagi. Menurutnya harus   memanfaatkan berbagai kemudahan teknologi informasi yang ada.  

“Daerah perlu menggunakan metode yang inovatif untuk mendukung upaya menawarkan peluang investasi yang ada. Fokus utamanya adalah pengembangan Business Model yang baik sesuai potensi daerah dan peluang investasi yang ada,” ujarnya.

Farah menjelaskan bahwa daerah merupakan ujung tombak dalam meningkatkan masuknya investasi ke Indonesia. “Silakan optimalkan kantor Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di delapan wilayah kerja seluruh dunia untuk memfasilitasi kerjasama antara mitra investor dengan berbagai provinsi Indonesia,” paparnya. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Ratu Silvy Gayatri memberikan saran senada. Dia menjelaskan bahwa profil investasi daerah yang ditawarkan harus berkelanjutan, memiliki dampak positif dan jangka panjang. 

“Sebuah proyek investasi provinsi harus memberikan paket informasi yang lengkap. Konektivitasnya jelas serta keuntungan yang didapatkan oleh pihak investor juga meyakinkan,” ungkapnya.

Sementara Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra menegaskan bahwa kegiatan promosi dan pengawalan investasi merupakan tugas seluruh stakeholder yang terlibat. 

“Kalau di Jawa Tengah kami memiliki Keris Jateng yang merupakan sinergi dari pemerintah, Bank Indonesia dan seluruh pihak yang terlibat dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian khususnya investasi di wilayah Jawa Tengah,” lanjutnya. 

Master Class Promosi Investasi Daerah yang sudah diresmikan di ICE BSD Tangerang (14/03/2019) lalu merupakan program pelatihan bertahap. Hal itu kata dia  untuk mendukung pemerintah Provinsi menyusun portofolio investasi yang tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan calon investor di wilayah kerja IIPC. 

Program itu kata dia dirancang oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerjasama dengan Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).  Menurut dia, komitmen nyata Provinsi terlihat dari antusiasme perangkat dinas yang hadir. 

Alasannya, lebih dari 60 peserta yang merupakan perwakilan Dinas Penanaman Modal Pusat Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dari 29 Provinsi di Indonesia hadir di acara teraebut. Mereka saling berbagi informasi dan pembelajaran tentang cara efektif mengembangkan investasi lestari di provinsi. 

CEO PT Rimba Makmur Utama Indonesia Dharsono Hartono  yang menjadi salah satu narasumber kunci dari pihak swasta menyampaikan bahwa semua provinsi di Indonesia pasti punya peluang untuk menjadi besar. “Yang membedakan antara yang sukses dengan yang tidak adalah pola pikir jangka panjang dan ketangguhan – tidak mudah menyerah meskipun sulit,” imbuh pria yang saat ini dikenal sebagai salah satu hero terkait pengembangan pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.

Dalam sesi Speed Networking, peserta daerah berinteraksi secara langsung dengan perwakilan IIPC yang siap menjemput bola dan menyampaikan kepada investor-investor di 8 kota yang mewakili masing-masing kawasan, di antaranya  London, Tokyo, Taipei, Sydney, Abu Dhabi, New York, Seoul, dan Singapore. 

Para perwakilan BKPM di 8 kota tersebut menceritakan dengan lugas terkait komoditas dan sektor yang paling menarik bagi investor di wilayah kerjanya. Selain itu perwakilan IIPC menyampaikan pula kegiatan promosi tahunan yang dapat menjadi sasaran strategis bagi misi promosi provinsi. Beberapa kesempatan jangka pendek yang disampaikan adalah Indonesia Investment Forum di Singapura dan Indonesia Infrastructure Summit di London. 

Rangkaian acara MasterClass ini ditutup oleh Indra Darmawan, Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM yang menyampaikan bahwa salah satu pertanyaan kunci yang harus dijawab oleh setiap provinsi adalah sesuatu apa yang membuat suatu provinsi memiliki daya saing lebih dibanding provinsi lain. 

“Provinsi harus memanfaatkan program MasterClass ini untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi dari IIPC dan mengembangkan profil proyek yang baik agar mudah dipasarkan. Sepuluh Provinsi terbaik akan diseleksi untuk mengikuti pelatihan pengembangan pengemasan proyek investasi pada bulan Juli di Surabaya,” pungkasnya. 

Selanjutnya, BKPM akan menggelar ‘Investment Showcase’ pada bulan November mendatang. Menurut dia  provinsi terbaik akan meraih gelar ‘Regional Investment Champion’.

“Provinsi trrbaik itu nanti  dipromosikan langsung oleh seluruh IIPC di dunia. Promosi trrsebut dilakukan pada semua calon investor di wilayah kerja mereka masing-masing sepanjang tahun 2020,” pungkasnya.  (aji) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.