Rektor IBU Perkenalkan Mahasiswa Asing, Danrem Beri Wawasan  Kebangsaan 

Arturo Diaz Herrera, mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang dari Spanyol saat memperkenalkan diri

MALANG  (SurabayaPost.id) – IKIP Budi Utomo  (IBU) Malang menggelar program orientasi pengenalan mahasiswa baru (Popmaba) di Kartini Imperial Building, Kamis  (26/9/2019). 

Popmaba tersebut berlangsung meriah.  Sebab, Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko mengenalkan mahasiswa asing.  Sedangkan Danrem 083 Baladhika Jaya Malang Kolonel Inf Zainuddin memberikan kuliah umum tentang wawasan kebangsaan. 

Itu karena aksi demo yang terjadi akhir-akhir ini cukup marak. Berdasarkan kondisi tersebut Danrem 083 Baladhika Jaya Malang Kolonel  (Inf) Zainuddin mengingatkan agar bangsa Indonesia belajar terhadap kasus negara-negara besar yang hancur. 

Danrem 083 Baladhika Jaya Malang Kolonel Inf Zainuddin saat memberi kuliah umum trntang wawasan kebangsaan pada Maba IBU Malang di Kartini Imperial Building, Kamis (26/9/2019).

Peringatan tersebut disampaikan Kolonel Zainuddin saat memberi kuliah umum  tentang wawasan kebangsaan pada mahasiswa baru IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Jawa Timur di Kartini Imperial Building, Kota Malang, Kamis (26/9/2019). 

Menurut Zainuddin, Indonesia merupakan  negara besar. “Sebagai negara besar harus belajar pada kasus-kasus hancurnya negara besar seperti Yugoslavia dan Rusia,” jelas dia. 

Makanya, kata dia, agar negara Indonesia tetap kokoh berdiri, semua elemen bangsa bersatu. Kalau semuanya solid, menurut dia,  tak perlu khawatir Indonesia runtuh.  

“Ya  kalau semangat warganya seperti  civitas IBU tak perlu khawatir. Sebab memegang teguh ke-Indonesia-an sebagai wujud nilai kebudiutamaan,” jelas Zainuddin. 

Wali Kota Sutiaji

Hal itu juga diakui Wali Kota Malang Sutiaji. Menurut dia, IBU merupakan kampus yang majemuk. Civitas akademikanya berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia yang memiliki kultur dan budaya beragam.

“Keberagaman kultur dan budaya dari beragam suku bangsa tersebut mampu dibingkai dalam kesatuan NKRI. Sehingga kemajemukan menjadi kesatuan yang  menguatkan,” katanya. 

Makanya dia berharap IBU bisa terus mencetak mahasiswa yang  berkarakter dan mampu mencerdaskan bangsa. Sebab mahasiswa yang berkarakter menurut dia tak hanya mampu dan ahli dalam ilmu pengetahuan serta teknologi.  

Namun, lanjut dia, juga bijak dalam menyikapi setiap persoalan. “Dan yang terpenting tidak mudah menerima informasi hoax dan gampang terprovokasi,” katanya. 

Karena itu dia berharap mahasiswa IBU Malang  serius dan disiplin dalam menembak ilmu. Sehingga bisa menjadi manusia yang utuh. 

Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko

Harapan tersebut mendapat respon positif dari Rektor IBU Malang Dr Nurcholis Sunuyeko. Dia menjelaskan bila tahun 2019 ini ada 1020 mahasiswa baru yang diterima. 

Jumlah tersebut disesuaikan dengan rasio dosen yang dimiliki IBU. Mereka sebagian besar dari berbagai penjuru juru tanah air Indonesia.  “Termasuk dari Papua dan mancanegara,” jelas dia. 

Makanya, pada kesempatan tersebut Rektor Nurcholis Sunuyeko mengenalkan  mahasiswa asing yang jumlahnya 22 orang. Mereka diminta memperkenalkan diri. 

Itu mulai nama, hingga asal negaranya. Mereka pun memperkenalkan diri satu persatu.  

Menurut dia dalam proses pembelajaran mereka tidak lagi menggunakan model konvensional. Namun memakai konsep milenial. 

“Semua mahasiswa diharapkan   sudah terbiasa dengan perangkat IT yang ada. Sehingga proses Pembelajarannya membahagiakan,” jelas rektor yang akrab disapa Yai ini. 

Berdasarkan konsep tersebut, kata dia, tak hanya mahasiswa dalam negeri yang tertarik belajar di kampus IBU. Mahasiswa mancanegara negara pun memilih kampus IBU sebagai tempat studi.  

Dia contohkan seperti mahasiswa asal Amerika, Eropa, Asia, Sudan, Afganistan, Kamboja, Thailand, Palestina dan lain sebagainya. “Mereka, alhamdulillah senang belajar di kampus IBU,” pungkasnya. (lil) 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.