Seniman Beramal Lewat Pameran untuk Korban Covid-19

MALANG (SurabayaPost.id) – Tak ada rotan, akar pun jadi. Pepatah itulah yang mendasari para seniman Kota Malang untuk berbuat pada sesama di masa pandemi Covid-19. 

Itu karena wabah virus mematikan tersebut masih belum bisa dikendalikan. Akibatnya, masyarakat didera beragam kesulitan. Terutama yang berkaitan dengan masalah ekonomi. 

Berangkat dari kondisi serba sulit itulah sebanyak enam seniman Kota Malang menggelar pameran amal. Tujuan mereka mengetuk sesama untuk peduli pada korban yang terdampak wabah Covid-19. 

Untuk itu, seniman perupa menggelar pameran amal bertajuk “NEWLIFE solidArity”. Pameran tersebut digelar di Warkop LUMPANG Space & Cafe milik Sulistyo Dion. Tepatnya  di Ruko Mutiara Jingga Residence jl. Loncat Indah BB-9 Tasikmadu, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. 

Pameran itu berlangsung mulai  24-30 Oktober 2020 dengan menyuguhkan 25 karya. Karya tersebut  dengan beragam pokok perupaan, gaya dan corak ekspresinya. 

Menurut koordinator pameran, Masari Arifin,  Jumat  (30/10/2020), dalam pameran itu ada enam seniman yang memamerkan karyanya. Di antara mereka ada Anjanis Maliki yang menampilkan empat karya.

Selain itu  Bustaf Abid yqng menyajikan dua karyanya. Lalu ada  Gatot Arbun memyuguhkan lima karyanya. Juwari Tamanadji memqmerkan sebanyak  lima karyanya. Kemudian, Masari Arifin lima karya dan S Drajad memamerkan empat  karyanya. 

Menurut Masari, karya yang terjual selama pameran, hasilnya  50% akan disumbangkan kepada yayasan sosial dan mereka yang mengalami dampak berat Covid-19. Dia berharap lewat pameran tersebut setidaknya seniman turut berpartisipasi dalam menggalang dana untuk korban Covid-19. 

“Ya, itulah bagaimana pentingnya tolong-menolong,  saling peduli antar manusia. Bahkan  saling menguatkan di tengah wabah yang penuh  ketidakpastian ini,” jelas Masari Arifin.

Untuk itu Masari dkk mengajak, mengetuk empati seluruh pecinta seni, pemerintah dan dinas terkait. Bahkan kolektor serta masyarakat pada umumnya.  

Masari berharap mereka bisa bersama-sama berpartisipasi dalam perhelatan pameran tersebut. Sehingga bisa berbuat yang bermanfaat bagi sesama. 

Masari yakin dengan spirit kebersamaan dan solidaritas sesama, maka akan bisa terbangun sinergi. Baik itu  antara pelaku seni, budaya maupun semua elemen masyarakat  di Kota Malang. 

Itu mengingat, tutur dia, pandemi virus yang bermula dari Wuhan China tersebut berpengaruh sangat besar terhadap segala aspek kehidupan masyarakat. Sebab,  tutur dia, membaca fenomena sosial dewasa ini menjadi menarik lantaran masyarakat ke depan harus beraktivitas kembali secara “berdamai” dengan virus Corona.

Semua itu menurut dia untuk menciptakan kenormalan baru dalam kehidupan. Manusia sebagai makhluk sosial, tegas dia, tentu mengalami gagap tradisi dengan adanya pembatasan berkumpul, berinteraksi dalam bentuk tatanan baru

kehidupan. 

Diakui Masari,  ada aspek positif dan negatif dari situasi menantang tersebut. Sebab  turut membentuk dinamika masyarakat agar segera bangkit dari keterpurukan. 

Karena itu menurut dia, dalam situasi sulit ini, lahir berbagai gerakan sosial yang kreatif dan solidaritas kemanusiaan. Semua itu untuk mengurangi beban masyarakat dari tekanan ekonomi yang berat. 

“Semua itu merupakan fenomena sosial yang akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat ke depan. Seniman sebagai bagian dari masyarakat turut pula merasakan dampaknya,” ungkap Masari. 

Bahkan, lanjut dia,  banyak seniman yang memandang kondisi wabah itu dengan keterbatasan sebagai sumber inspirasi dan kreativitas dalam berkarya.  Menyikapi dampak pandemi Covis-19 dan sebagai bentuk kepedulian itulah, terang dia, enam  seniman Kota Malang menggelar pameran amal bertajuk “NEWLIFE solidArity” tersebut.  

Karena itu dia sangat berharap pameran amal itu bisa memberikan manfaat. “Khususnya bagi korban yang terdampak Covid-19,” pungkasnya. (lil) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.