Sukses, Kepala BI Jatim Apresiasi Artcofest yang Digelar BI Malang 

Kepala BI Jatim Difi A Johansyah )empat dari kanan) dan Kepala BI Malang Azka Subhan Aminurridho (empat dari kiri) minum kopi bersama Anggota DPR RI Andreas Susetyo, Ketua OJK Malang Sugiarto Kasmuri dan lainnya.

MALANG (SurabayaPost.id) – Kepala Bank Indonesia (BI) Jatim, Difi A Johansyah mengapresiasi Artcofest yang digelar BI Malang di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya  (UB) Malang, Sabtu (30/11/2019).

Menurut dia, Artcofest yang juga dihadiri Anggota DPR RI Andreas Susetyo itu merupakan  upaya untuk mencari role model dalam berinvestasi. “Sebab tidak rugi investasi di kopi, ” kata dia.

Itu, lanjut juta dia, asal ada perbaikan dan peningkatan mutu. Perbaikan  mutu itu mulai hulu hingga hilir. Yakni sejak dari petani hingga kopi itu disajikan dalam bentuk minuman.

Kepala BI Jatim Difi A Johansyah

Hal itu mengingat, terang dia, saat ini kopi sudah menjadi gaya hidup. Terutama kaum milenial.  “Sehingga daerah yang tidak punya kopi seperti Jabar justru mulai melirik kopi,” kata dia.  

Makanya dia menilai wajar jika animo masyarakat,  khususnya kaum milenial antusias merespon Artcofest yang baru pertama kali digelar. Sehingga pengunjung di Samantha Krida UB membludak. Bahkan pintu masuk sempat ditutup.

Untuk itu, para barista atau pelaku usaha  kedai dan cafe kopi berharap Artcofest digelar secara rutin. “Ya bisa jadi agenda tahunanlah, minimal,” harap pengelola Kolega Kopi, M Rizky Alfiansyah Hidayat.

Harapan peserta Artcofest itu bisa dimaklumi. Sebab, Artcofest yang digelar BI Malang dengan menggandeng Jagoan Indonesia sebagai creative consultant serta J Entertainment sebagai Event Organizer, terbilang sukses. Sebab Artcofest itu digelar sebagai bentuk kolaborasi antara kopi dan seni.

“Artcofest  mengolaborasikan industri kopi dengan potensi seni lokal. Tujuannya untuk menjadi sebuah kesatuan sinergi kreatif dan memberikan nilai tambah bagi pembangunan ekonomi lokal,” kata Kepala KPw BI Malang, Azka Subhan Aminurridho. 

Kepala BI Malang Azka Subhan Aminurridho

Selain itu, lanjutnya, Artcofest ini sebagai media promosi kopi lokal; business matching dan kolaborasi stakeholders dalam ekosistem dan industri kopi yang diharapkan dapat meningkatkan transaksi ekonomi. 

“Juga penguatan rantai nilai kopi yang lebih efektif dan efisien dalam mendorong nilai tambah kopi, serta sebagai wadah peningkatan kapasitas dan keahlian pelaku kopi lokal untuk menghasilkan kopi yang berkualitas,” terangnya.

Di Artcofest, tidak sekadar menampilkan stand kopi lokal. Setidaknya berbagai kegiatan digelar di even ini, antara lain Pasar Kopi, Malang Brewers Competition, Panggung Literasi Kopi, Business Talk “Digital Payment & Inclusive Development”, serta Coffee Talk “How to be Competitive in the Age of Uncertainty”.

Yang menarik, Malang Brewers Competition merupakan kompetisi Brewers Cup pertama di Malang menggunakan standar sistem penilaian internasional (WBRC). 

Kegiatan ini diikuti 18 orang brewers yang telah diseleksi sebelumnya. “Kami hadirkan juri-juri yang sudah berpengalaman baik di level lokal maupun global (bersertifikasi Internasional),” kata Azka.

Hal ini, lanjut Azka, untuk mencetak bibit-bibit baru barista lokal dan juga menghadirkan sebuah “ambience” dunia atas kopi-kopi lokal Indonesia yang berkualitas.

Azka pun melanjutkan even ini merupakan salah satu komitmen BI Malang mendukung stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan BI dengan kebijakan fiskal. “Yang pada gilirannya dapat membantu pengendalian Current Account Deficit (CAD),” tuturnya. 

CAD atau defisit transaksi berjalan ini, sambungnya, menjadi sumber tantangan bagi stabilitas nilai tukar yang merupakan bagian dari tugas BI yaitu menjaga stabilitas nilai rupiah.

“Komitmen BI dalam membantu pengendalian CAD salah satunya terwujud dengan mendorong produk-produk UMKM, pertanian, dan perkebunan agar dapat menembus pasar ekspor,” paparnya.  

Sejalan dengan itu, Azka menyebut BI Malang saat ini turut mengembangkan komoditas kopi sebagai komoditas potensial ekspor di dua wilayah yaitu kopi di wilayah Malang Selatan dan kopi di Kabupaten Pasuruan.  

Bahkan BI Malang melakukan berbagai program untuk mengembangkan kopi mulai dari hulu ke hilir. “Itu semua kami lakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia di Jember serta lembaga terkait lainnya,” tutupnya sembari berharap Kota Malang bisa menjadi Kota Kopi.   (aji) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.