Kreatif adalah sikap atau perbuatan yang bermakna positif. Tetapi bila kreatifitas kebablasan karena tidak dilandasi dengan sikap tenggang rasa dan ilmu bakal menjadi bumerang ke dirinya sendiri. Kali ini ada kreatifitas yang viral tapi ‘menistakan’. Mungkin akibat saking kreatifnya, seorang anggota DPR yang terhormat di wilayah kota dengan sebutan Kota Santri ini ‘kebruk’an’ (tertimpa) masalah.
Tentu dengan masyarakat yang pernah percaya dan menjadikanya dia sebagai wakil rakyat. Karena dan diduga untuk memperkokoh dia dan kelompok sebagai manusia sakti tahu sebelum terjadi, kini dia jadi tersangka penistaan agama Islam
Dia adalah Nur Hudi Didin Arianto anggota DPRD Gresik Fraksi Nasdem. Pemilik pesanggrahan keramat di Desa Jogodalu Kecamatan Benjeng Gresik ini memang lama dikenal memiliki kelebihan supranatural. Dia dan kelompoknya terlalu kreatif ‘berklenik’ dengan dalih ‘membumikan’ ritual adat jawa, pada 5 Juni 2022 yang lalu menggelar acara ritual yang diakui sebagai perilaku demi menyelamatkan Indonesia dari adudomba dan perpecahan dengan ritual menikahkan manusia dengan domba. Sayangnya ritualnya viral dan justeru ‘meng-adu domba’ dirinya sendiri. Pasalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik menghadihai berupa fatwa kepada kelompoknya melakukan tindakan menista agama Islam.
Berawal dari undangan ‘ngunduh mantu’ berupa visual video oleh Nur Hudi kasus ini bermula. Dalam bahasa jawa, ‘ngunduh’ artinya panen atau memanen, sedangkan mantu yang berarti menantu. Dengan kata lain, ngunduh mantu dapat diartikan sebagai sebuah keluarga yang telah mendapatkan seorang menantu. Bila dalam pesta pernikahan pihak pengantin wanita lah yang akan mengadakan hajat, maka dalam ngunduh mantu, keluarga dari pengantin pria didaulat sebagai tuan rumahnya. Namun menjadi pertanyaan, karena undangan tidak sesuai dengan kenyataan. Ternyata di pesanggrahan milik legislator dari partai besutan Surya Paloh itu bukan ngunduh mantu, tetapi ritual pernikahan antara manusia bernama Syaiful Arif dengan se-ekor domba yang diberi nama Sri Rahayu bin Bejo.
Undangan visual itu sempat membuat bingung sejumlah tokoh yang diundang. Ada yang berfikir bahwa Nur Hudi sedang mantu sungguhan. Ada pula yang menanggapi santai hingga koleganya di DPR ada yang mengaku bersyukur karena ketiduran.
“Selamet..selamet..! aku keturon (ketiduran) karena aku juga dikirimi undangan berbentuk video itu. Bisa kepikiran andai saya hadir, karena urusanya bisa panjang karena kami anggota DPR,” ungkap salah satu anggota DPR setelah kasus ini jadi trending topik di kalangan maayarakat dan netizen.
Seandainya tidak ketiduran, kemungkinan besar dirinya hadir. Ada rasa tidak enak meski hanya berupa undangan video karena sesama anggota DPR. Undangan diluar anggota DPR banyak yang hadir. Ketua MUI Balongpanggang, KH Ahmad Hishol Muttaqin salah satu korban undangan ngunduh mantu. Dia juga dipanggil penyidik sebagai saksi.
“Saya juga merasa aneh. Undangan ngunduh mantu, yang dinikahkan domba. Tapi saya dijemput sehingga tidak bisa meninggalkan acara. Posisi duduk saya saat itu sudah tidak nyaman melihatnya. Tapi apa yang harus saya perbuat bingung juga,” ujar Kiyai yang akrab dipanggil Kiyai Hisol itu.
Nur Hudi sendiri dikenal warga sebagai tokoh paranormal yang pernah menjabat sebagai kepala desa Metatu dua periode. Dan kabarnya banyak calon kades juga minta bantuan spiritual agar memenangkan kontestasi pemilihan orang nomor satu di desanya. Dan kini pesanggarahan keramat tempat Nur Hudi menjalankan ritualisasi sebagai paranormal berubah menjadi meresahkan.
Wargapun menuntut agar polisi menutupnya. Kini pesanggarahan itu sunyi dan pagarnya dililit pita bertuliskan ‘police line’ berwarna kuning. Tidak berlebihan jika undangan ngunduh mantu yang ia tebarkan mengubur dan mengakhiri karir politik pria yang kerap berbicara nyleneh dan berbau klenik ini. Ia kini menjadi tersangaka penistaan agama. Karir politiknya diujung tanduk. Posisinya kini jadi incaran sesama kader Nasdem. Sebab tinggal selangkah, pria berambur kuncir ini bakal menjadi pesakitan dan berakhir di pergantian antar waktu atau PAW.
Undangan ngunduh mantu Nur Hudi juga jadi ‘bencana’ kolega satu partai denganya. Ia adalah Mohammad Nasir. Mantan legislator Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB periode sebelumnya ini baru saja dipecat dari jabatanya sebagai Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Gresik. Akibat diadukan sejumlah aliansi masyarakat karena menghadiri ritual nyeleneh itu. Nasib Nasir mungkin masih menjadi teka teki. Hanya menghadiri atau ikut menginisiasi kasus yang kini sudah ditetapkan 4 tersangka oleh penyidik tersebut ? Masyarakat meminta polisi tegak lurus. Karena ini kasus atensi yang harus dibuka secara transparan.
“Pelaku dan yang menghadiri tokoh dan tidak sedikit yang menyandang jababatan karena dipercaya masyarakat. Kami sudah tidak percaya tokoh maupun pejabat yang hadir dalam acara itu,” ujar Choirul Anam dari Orkesmas Indormasi Dari Rakyat (IDR).
Mereka cacat moral dan sosial. Penyidik jangan berhenti hanya dengan menetapkan 4 tersangka. Karena aliansi yang melaporkan kasus yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan pejabat publik ini sangat ironi dan memalukan.
“Pelakunya anggota DPRD, di hadiri ketua BK DPR. Ada ketua MUI Balongpanggang, ada pejabat Forkompimcam. Lalu kita maafkan begitu saja. Ini moralitas, sangat memalukan. Polisi harus usut semua. Kami akan kawal sampai tuntas. Lain soal jika yang melakukan ini bukan publik figur. Tidak akan ada ruang untuk mereka jika polisi belum usut tuntas kasus ini secara hukum,” ungkap dia.
Untuk ketua BK yang sudah diberhentikan melalui rapat DPRD. Dia telah menggadaikan moralnya sebagai figur baik sehingga dijadikan ketua BK oleh rekan sesama 50 anggota DPR.
“Moralitas anggota DPRD Gresik jadi semakin memburuk akibat perilaku dua orang. Keduanya sudah terbukti melanggar kode etik dan tatib sehingga dipecat dari ketua BK. Artinya sudah terbukti bersalah,” pungkasnya
Leave a Reply