Warga Miskin di Kota Batu Diklaim Menurun 

Ilustrasi

BATU ( SurabayaPost.id ) –  Jumlah warga miskin di Kota Batu diklaim mengalami penurunan . Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang (Kabid) Kesediaan dan Distribusi Pangan Kota Batu, Supendi, Rabu  (27/11/2019).

Menurut dia  di Kota Wisata Batu masih terdapat banyak  Kepala Keluarga (KK) yang masuk kategori miskin.  Menurut Supendi, dari 24 Desa dan Kelurahan se Kota Batu, masih terdapat 2606 KK miskin.

” Dari angka kemiskinan yang sebelumnya terdapat pada tahun 2017 silam 3100, yang pada tahun 2019 ini, menurun 444 KK. Praktis dari angka kemiskinan sebelumnya itu, sekarang menjadi sejumlah 2606, KK,” kata Supendi.

Dengan begitu, menurut Supendi, bantuan Raskin dari APBD melalui Dinas Ketahanan Pangan Pemkot Batu yang dimaksut, dengan  jumlah ribuan warga miskin tersebut, diakuhi setiap bulannya telah dibantu Raskin, gratis sejumlah 10 Kg. Itu, kata dia, yang mendapat bantuan APBD tersebut, bagi keluarga yang tidak mampu dan yang tidak dibiayai oleh Pemerintah Pusat.

” Dibiayai dari anggaran APBD. Kalau yang dibiayai dari Pusat Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT) sama Program Keluarga Harapan (PKH). Jadi yang tidak dibiayai dari dua itu,  dibiayai oleh APBD. Jumlahnya pada tahun 2017 sebanyak 3100 KK,” paparnya.

Sampai saat ini papar dia, sudah ada penurunan sejumlah 444 KK,maka saat ini masih terdapat sejumlah dua ribu lebih, dan yang .” Ditangani APBD, Instansinya dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Batu,” tandasnya.

Penerima Raskin tersebut, kata fia, kriterianya warga yang tidak mampu. Itu pun, ada berapa tahapan. Yakni, kriteria Desil 1 artinya yang kronis.

“Kronis yang rawan pangan, yang kita bantu ini, kalau orang normal makan tiga kali sehari sehari, namun yang kronis ini, kira – kira hanya satu kali atau dua kali sehari makan.Itulah yang kami bantu beras,” tegasnya.

Artinya, tegas dia, mereka yang benar – benar  memang tidak mampu, dan sesuai hasil survei Dinas Ketahanan Pangan yang bekerjasama dengan pihak desa dan kelurahan setempat.

“Yang kita bantu beras,sifatnya hanya membantu, bukan menjamin sepenuhnya. Jadi sebatas membantu kekurangannya dengan beras premium, beras bagus itu gratis,” terangnya.

Untuk itu, terang dia, program pendampingan itu, menurutnya tidak hanya dibantu beras saja,  melainkan dibantu pula yang produktif nanti.

“Kita kelompok – kelompokkan dan diberikan usaha supaya tidak mengharapkan bantuan saja.Kalau usahanya sudah produktif dan sudah punya penghasilan ya diputus bantuannya,” ujarnya, sembari berharap percepatan penurunan angka kemiskinan terus menurun (Gus)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.