BATU (SurabayaPost.id) – Untuk membangkitkan kembali dunia wisata di tengah wabah Covid-19, para pelaku wisata kencangkan ikat pinggang agar tidak kolap. Untuk itu, pelaku wisata dan dinas terkait serta instansi lainnya bakal menggelar “Tax Show Reborn”.
Itu, merupakan kebijakan pajak sebagai respon pemerintah dalam recovery sektor pariwisata. Tax show reborn itu akan digelar di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (27/8/2020), mendatang.
Direktur Jatim Park 3 Kota Batu, Ir Suryo Widodo, MArs membenarkan hal itu, Selasa (25/8/2020). Menurut Mahasiswa S2 Unmer jurusan Arsitektur yang sapaan akrabnya Suryo ini, pada tax show reborn mendatang dirinya dinobatkan sebagai narasumber.
Selain dia, juga melibatkan beberapa narasumber yang lainnya. Dia sebutkan seperti Kepala Dinas Perdagangan Daerah Malang Ir Hade Herawan MT dan Dosen Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Nurlita Sukma Alfandia SE, MA. Mahasiswa Perpajakan FIA UB, Rafina Gilang S, bersama Naomi Risa BP.
Dan itu, kata dia, nantinya akan membahas mengenai kebijakan pajak sebagai respon pemerintah dalam sektor pariwisata dalam Covid – 19.
“Karena di pariwisata kan benar – benar tiarap yang luar biasa. Bahkan bukan tiarap lagi dan ini setengah merayap. Maka pada waktu awal PSBB karena tutup total,secara otomatis pendapatannya bukan nya nol lagi, tapi minus,” paparnya.
Untuk itu, papar dia, harus dipulihkan. Pemulihan tersebut, perlu berbagai jurus dan berbagai hal lainnya. Terkait dengan itu, menurut Suryo peraturan dari Menteri Keuangan sendiri, yang kemarin, tengah menurunkan 30 persen tarif pajak.
“Dan minus, dari peraturan Menteri Keuangan mendiskon 30 persen, tarif pajak diturunkan menjadi 22 persen, sudah ada kebijakan baru untuk pemerintah pusat. Dari besaran PPH 25 itu, dipotong 50 persen, dari kepentingan pusat yang pajak pusat,” terangnya.
Kemudian, terang dia,untuk pajak daerah, yang menurutnya terkait pajak parkir dan reklame, PBB, pajak hiburan, pajak makanan,serta pajak hotel dan sebagainya, tinggal menunggu peranan pemerintah daerah.
“Dan itu masih belum ada, di Malang Raya khususnya di Kota Batu maaih belum ada.Didaerah lain yang ada ,baru di Jogja,itu sudah ada, dan disana malah memberi diskon 75 persen untuk wisata,”tandasnya.
Dengan begitu, tandas dia, dari beberapa asosiasi sudah merapatkan diri. Hal itu supaya ada tindakan dari daerah.
“Jadi itu semua, supaya hidup, intinya dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi ini, khususnya di pariwisata itu. Dengan polanya gimana,tentunya banyak cara.Karena setiap instansi dan setiap daerah saya yakini punya jurus – jurus sendiri,” tegasnya.
Kemudian, tegas dia, kalau di perusahaan yang ada, semuanya pasti tengah mengencangkan ikat pinggang, supaya tidak kolep.
“Mulai pengurangan dari berbagai lini, seperti halnya di Jatim Park Group. Satu wahana dibuka dulu, dan nantinya bukanya bertahap. Jadi satu – satu agar ruginya tidak terlalu banyak. Kalau terlalu lama ditutup, pada saat dibuka nantinya bakal banyak terjadi trouble,” tuturnya.
Itu, tutur dia, ada yang kabelnya dimakan tikus. Bahkan ada kotoran atau atapnya bocor serta yang lainnya.
“Harus kita buka meskipun secara bertahap.Untuk Kota Batu ,saya berharap untuk pariwisata agar segera bangkit. Covid – 19 ini juga menakutnkan, jadi semuanya harus tetap melakukan protokol kesehatan,seperti yang disampaikan pemerintah,untuk cuci tangan, dan menjaga jarak dan bermasker yang jadi prioritas utama,” tegasnya.
Terkait itu, tegas dia, untuk membangkitkannya nantinya harus secara seksama, dan semuanya wisata tidak langsung kolep.
“Yang penting saling bahu membahu untuk menangani Covid – 19 ini.Karena kalau tidak ditangani dan dilakukan dengan sembrono,nantinya kos nya bakal tinggi,dan terjadi banyak yang terpapar covid -19, sehingga kantor – kantor tutup dan sebagainya,dan malah melumpuhkan nadi perekonomian, dan bisa di PSBB lagi malah terjadi konyol,” timpalnya. (Gus)
Leave a Reply