MADIUN – Sekelompok pendekar silat dari perguruan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) terlibat bentrok dengan warga masyarakat, yang diindikasikan sebagai kelompok pendekar asal perguruan lain, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), berlangsung di wilayah Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu dini hari (15/1/2023).
Massa yang terlibat bentrokan diperkirakan berjumlah 500-an orang itu, berakibat melukai seorang pendekar PSHW. Korban mengalami luka senjata tajam di bagian kepalanya.
Selain itu, kekisruhan pagi buta tersebut juga mengakibatkan kerusakan dua unit kendaraan roda empat yang sedang parkir. Kedua mobil itu rusak di bagian lampu sign dan sisi kap atas.
Karena dalam sekejap bentrokan makin panas dan meluas, sebanyak empat unit rumah warga, sebuah gedung pertemuan dan sebuah warung Padang tak luput dari efek negatif bentrokan. Baik rumah warga maupun warung Padang itu mengalami kerusakan di beberapa sisi bangunan, termasuk hancurnya kaca jendela dan etalase.
Peristiwa bentrokan pendekar silat yang terjadi di kota berjuluk ‘Kota Pendekar’ itu, terjadi di Jl. Gajah Mada, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo.
Rilis resmi yang dikeluarkan Batalyon Infanteri Para Raider 501/ Bajra Yudha menyebut, bentrokan berawal saat sekitar 15 pendekar silat PSHW mengemudikan 9 unit sepeda motor melintas di jalan tersebut.
Saat melintas di Jl. Gajah Mada, yang dikenal sebagai basis pendekar silat PSHT itu, kelompok pendekar silat PSHW melakukan aksi blayer-blayer gas. Kondisi itu memicu suara bising, hingga menjengkelkan warga setempat yang dilintasinya.
Merasa geram, beberapa warga mencoba menghadang pihak yang melakukan iring-iringan sepeda motor itu. Saat itu, beberapa pendekar PSHW melarikan diri, menghubungi rekannya di Padepokan PSHW, tawuran pun tak terelakkan.
Beruntung, ‘pertempuran’ tidak meluas kemana-mana. Itu setelah sejumlah ‘Pasukan Langit’ Kostrad TNI-AD, dari Batalyon infanteri Para Raider 501/ Bajra Yudha, langsung turun mendekat di lokasi kejadian dan melakukan pengamanan.
Kecuali pasukan dari Yonif 501, pengaman tawuran juga dilakukan oleh sejumlah personel kepolisian setempat.
Dalam waktu singkat, areal yang menjadi ajang gelut massal itu dapat dipulihkan menjadi kondusif kembali.
“Permasalahan tersebut sebenarnya merupakan ulah oknum. Tapi kemudian dibawa ke ranah perguruan pencak silat. Akibatnya cepat tersulut,” kata rilis itu.
Sementara seorang pendekar yang terluka atas nama Andre Septian Gurning, 18 tahun, warga Desa Moneng, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun, saat ini dalam pengobatan pihak rumah sakit.
Sedangkan dua unit mobil masing-masing bernomor polisi AE 132 BK dan DA 1651 TCB dalam pemeriksaan pihak aparat kepolisian setempat.
Situasi di lokasi bentrokan sudah dingin. Namun, sejumlah aparat keamanan baik Polri maupun TNI nampak berjaga di setiap sudut jalan itu.
Kasus cek cok massal ini tengah didalami petugas kepolisian Polres Kota Madiun. (fin)
Leave a Reply