Pameran Keramik Bertajuk ‘Genggam’ di Batu di Ikuti 17 Keramikus

BATU (SurabayaPost.id) – Pameran keramik bertajuk “Genggaman” di Studio MataHati Ceramic, Jalan Wastu Asri, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dibuka pada Sabtu ( 15/6/2025).

Dalam pameran ini menghadirkan puluhan karya seni dari 17 keramikus berasal dari berbagai daerah, yakni  Yogyakarta, Solo, Bali, Surabaya, Malang, Kota Batu, Nganjuk, Kediri, hingga Papua.

Hal ini,tak hanya sekadar pamer karya  “Genggaman” dengan banyaknya pengunjung,ternyata menjadi ruang silaturahmi artistik antara generasi, antara seniman pemula hingga maestro. 

Tak hanya itu, ajang pameran ini juga menandai semangat kolaborasi lintas kampus dan komunitas, serta mengajak masyarakat untuk lebih memahami keramik bukan hanya sebagai benda pakai, namun juga medium ekspresi dan refleksi budaya.

Demikian pameran “Genggaman” tengah  melibatkan sejumlah akademisi dan mahasiswa dari berbagai kampus seperti Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Universitas Negeri Surakarta (UNS), Alumni SMKN 5 Malang, dan lainnya.

Praktisi seni sekaligus dosen Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Ponimin menegaskan bahwa seni keramik memiliki akar panjang dalam sejarah budaya Indonesia.

“Keramik bukanlah sekadar produk terapan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan ekspresi personal seniman.Sejak masa prasejarah, kita mengenal terakota atau gerabah. Kini, keramik menjadi media ekspresi yang selaras dengan perkembangan seni rupa kontemporer,” kata ponimin.

Olehkarena itu, pihaknya menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal di tengah arus digitalisasi.Menurutnya tanah liat mampu menghubungkan elemen-elemen dasar kehidupan.

“Tanah, air, api, dan udara. Inilah esensi manusia.Di tengah riuh teknologi, kita perlu ruang yang membumi,dan keramik bisa menjadi jembatannya.Semoga dunia seni dan keramik Indonesia semakin maju, tentu acara serupa seperti ini harus terus digaungkan,” katanya.

Sementara itu,Ketua pelaksana pameran dari UM, Najib Dwiki menjelaskan jika Genggaman merupakan simbol persatuan.Alasan tema ini dipilih sebagai simbol kekuatan kebersamaan.  

“Istilah Genggaman menggambarkan proses kreatif sekaligus filosofi di balik acara. Jadi, awalnya dari aktivitas menggenggam tanah lalu merasakannya, dan membentuknya. Dari situ, muncul kekuatan kolektif. Kami ingin memperkuat jaringan seniman lokal, agar dari kelompok kecil bisa lahir gerakan besar yang mampu menggebrak seni dunia,” paparnya.

Untuk itu perlu haknya berharap pameran ini bisa membuka mata masyarakat luas tentang kompleksitas proses pembuatan keramik dan pentingnya mendukung pelaku seni di bidang ini.

“Termasuk melalui dukungan kebijakan dari pemerintah sehingga para seniman bisa mendapat ruang lebih dalam memamerkan karyanya,” katanya.

Sekadar diketahui, berlangsungnya pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Studio MataHati dengan mahasiswa praktikum Ilmu Komunikasi Public Relation dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Muhammad Rifqy Rahman, selaku koordinator kegiatan dari kelompok tersebut, menjelaskan bahwa acara bermula dari ide sederhana untuk memberikan ruang apresiasi kepada karya mahasiswa, yang kemudian berkembang menjadi agenda berskala besar.

“Kami bukan senimannya,tapi kami penyelenggaranya. Tugas kami adalah merancang, mempromosikan, dan menghidupkan peristiwa ini agar bisa menjangkau publik yang lebih luas,” ujarnya.

Ini ujar dia, sangar luar biasa. Menurutnya pengunjung tidak hanya hadir, mereka benar-benar menikmati dan meresapi acara.Ini bukti bahwa seni tetap punya tempat di hati masyarakat.

Di kesempatan yang sama,owner Studi Matahati Ceramic, Muchlis Arif menyatakan bahwa tujuan utama dari pameran ini adalah menjembatani antar generasi seniman baik pemula, akademisi, maupun profesional.

“Saya ingin mempertemukan yang muda dan yang senior dalam ruang kolaboratif. Mereka berdialog, berdiskusi, hingga terjadi genggaman terbentuk ikatan seni yang hidup,” katanya.

Olehkarena itu,Ia berharap agar Kota Batu tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga tumbuh menjadi ruang wisata budaya yang memperkaya jiwa. Dengan “Genggaman”, seni keramik kembali menjadi medium yang hidup. 

“Pameran kali ini tak sekadar memajang karya, namun menyatukan tangan-tangan kreatif dari berbagai penjuru, membentuk simpul budaya yang kuat. Di tengah era serba digital,” ujar dosen seni rupa Unesa tersebut.

Diketahui,dari puluhan karya ada beberapa yang menarik perhatian antara lain dengan judul “Terbelenggu” karya instalasi dari mahasiswa jurusan Seni Rupa UM, yang mengangkat tema keterikatan manusia terhadap realitas sosial. 

Lalu,karya “Kendali Diri” berupa keramik berbentuk es krim buatan mahasiswa Unesa, sebagai metafora keseimbangan emosi di tengah distraksi zaman serta karya spesial dari seniman Hungaria, Will Rose Reel, yang sengaja diberikan oleh Museum Keramik Taiwan kepada Muchlis Arif dari sebagai bentuk pengakuan internasional terhadap potensi eksplorasi keramik, dan dedikasi Studio MataHati Ceramic.(Gus)

Baca Juga:

  • Pemdes Karangrejo Gelar Rembuk Stunting untuk Turunkan Angka Stunting
  • Diduga Gas Milik PT Linde Bocor, Empat Warga Roomo Dilarikan ke RS
  • Camat Manyar Sukses Mediasi Perseteruan Keluarga Yayasan Al Ibrohimi, Gus Thomi : Terimakasih Pak Camat
  • Proyek Kanopi Kantor Pemdes Cerme Kidul Selesai 100 Persen, Sesuai Dengan RAB