Dukung Diversifikasi Pangan, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Pangan Olahan Berbasis Lokal

Pelatihan Pangan Olahan berbasis bahan lokal yang digelar oleh Dispangtan Kota Malang, Rabu (30/7/2025).
Pelatihan Pangan Olahan berbasis bahan lokal yang digelar oleh Dispangtan Kota Malang, Rabu (30/7/2025).

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya meningkatkan kemandirian pangan masyarakat dengan menggelar pelatihan pangan olahan berbasis sumber daya lokal. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang dan berlangsung selama tiga hari, sejak 29 hingga 31 Juli 2025.

Pelatihan yang digelar di Hotel Atria ini diikuti oleh 240 orang dari tiga kecamatan, yakni Klojen, Sukun, dan Lowokwaru. Pelatihan ini menjadi bagian dari implementasi Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang penyediaan dan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Di dalamnya, Dispangtan Kota Malang juga menanamkan kesadaran untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras.

Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Dr. Elfiatur Roikhah, SE, MM, Ak, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mendukung diversifikasi pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap beras.

Para peserta pelatihan pangan olahan yang digelar Dispangtan Kota Malang tampak antusias mengikuti pelatihan
Para peserta pelatihan pangan olahan yang digelar Dispangtan Kota Malang tampak antusias mengikuti pelatihan

Menurutnya, kegiatan ini merupakan hasil usulan dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat kecamatan. Peserta berasal dari berbagai kelompok tematik seperti perempuan, lansia, dan pemuda.

“Pelatihan ini tidak secara khusus ditujukan hanya untuk pelaku UMKM, karena tujuannya lebih luas, yaitu mendukung diversifikasi pangan. Kami ingin masyarakat memanfaatkan potensi pangan lokal seperti ubi, talas, dan umbi-umbian lainnya sebagai sumber karbohidrat alternatif,” kata Elfi, Rabu (30/7/2025).

Menurutnya, pelatihan ini juga bertujuan memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat. Setelah memahami cara pengolahan, peserta diharapkan dapat menjual produk olahan berbasis lokal tersebut. Jika berkembang menjadi pelaku usaha, maka proses pembinaan selanjutnya akan dilanjutkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

“Kita ingin bahan lokal seperti ubi atau singkong tidak hanya dikonsumsi, tapi juga bernilai jual. Ini bisa jadi awal tumbuhnya wirausaha baru di bidang pangan,” tuturnya.

Kabid Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Dr. Elfiatur Roikhah, SE, MM, Ak, memberikan keterangan kepada wartawan
Kabid Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Dr. Elfiatur Roikhah, SE, MM, Ak, memberikan keterangan kepada wartawan

Selain pelatihan, lanjut Elfi, Dispangtan Kota Malang juga menggulirkan program One Day No Rice atau satu hari tanpa konsumsi beras. Program ini ditargetkan dijalankan setiap hari Jumat oleh kelompok-kelompok binaan yang tersebar di berbagai kelurahan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat Kota Malang dapat lebih mandiri dalam mengelola pangan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan.

Dari hasil kajian internal Dispangtan sejak 2023, tren konsumsi pangan non-beras di Kota Malang terus meningkat setiap tahunnya, minimal dua persen. Hal ini menunjukkan mulai terbukanya pola pikir masyarakat untuk mencoba bahan pangan lain di luar beras.

“Dengan adanya pelatihan dan program One Day No Rice, diharapkan masyarakat Kota Malang dapat lebih kreatif dalam mengolah pangan lokal dan meningkatkan kemandirian pangan,” pungkasnya. (lil).

Baca Juga:

  • Dorong Ekspor Produk Tembakau, Pemkot Malang Gelar Bimtek Bagi Pelaku IHT
  • Viralnya Toko Miras Sari Jaya 25: Pemkot Malang Telusuri Izin dan Evaluasi Ketat
  • Pemkot Malang dan Polresta Gelar Operasi Sadar Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas
  • DPRD Kota Malang Tekankan Kajian Komprehensif untuk Pembentukan Dinas Baru di Pemkot Malang