BATU (surabayapost.id) – Tiga Kepala Daerah di Malang Raya menggelar pertemuan di lobby Balai Kota Among Tani Kota Batu, Kamis (5/3/2020 ) malam. Mereka sepakat bersinergi untuk membangun Malang Raya.
Di antara ketiga kepala daerah itu adalah Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Wali Kota Malang Sutiaji. Selain itu Bupati Malang HM Sanusi yang diwakili Sekda Kabupaten Malang Didik Budi Muljono.
Pertemuan antara tiga pemangku daerah tersebut membahas tentang sinergitas pembangunan di Malang Raya. Mereka bersemangat dalam bersinergi membangun Malang Raya.
Pada kesempatan itu, Dewanti membahas mengenai akses jalan penghubung di tiga daerah. Akses Jalur Lingkar Barat (Jaibar) yang menghubungkan Kota Batu – Dau, Kabupaten Malang – Dieng, Kota Malang.
“Ternyata Pak Bupati tak bisa rawuh dan diwakili Pak Didik. Mudah-mudahan yang jadi bupati nantinya bisa segera membangun dan menyambung akses Jalibar dari Kota Batu – Dau – Dieng sebagai alternatif macet di Malang Raya,” kata Dewanti.
Selanjutnya, menurut Dewanti Pemkot Batu dalam waktu dekat akan ada proyek pembangunan Pasar Besar. Itu akan dibangun di lahan sekitar 4 hektar dengan anggaran APBN senilai Rp 200 miliar.
“Pasar besar di Kota Batu ini menjadi pasar terluas dengan berbagai persiapan. Hal itu, mulai dari lahan dan pemerataan bangunan akhir tahun 2020 dan bakal dikerjakan pada tahun 2021 mendatang,” ungkapnya.
Selanjutnya, ungkap dia proyek besar lainnya, seperti halnya kereta gantung. Menurut dia, Gubernur Jatim dan Menteri sangat mendukung dan menyiapkan aturannya.
Itu karena, kereta gantung baru pertama kalinya di sebuah kota. Sebab menurutnya bukan seperti di tempat wisata – wisata yang lain.
“Kementerian Perhubungan tengah menyiapkan izin khusus. Dengan pembangunan pertama sepanjang 8 Km dari Pendem ke Gunung Panderman,” sebut dia.
Rencananya, lanjut dia, kereta gantung nanti akan mengelilingi Kota Batu sampai Selecta sekitar 12-15 Km. Apa yang dilakukan di Batu ini bisa disinergikan dengan tiga daerah.
“Pak Wali Kota Malang dengan rencana pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT). Itu bisa disinergikan dengan Kota Batu,” mintanya.
Makanya, kata Dewanti, Gubernur Jatim dan Menteri memberikan perhatian khusus. Sebab, proyek kereta gantung itu pembiayaan atau investornya berasal dari masyarakat Kota Batu.
Untuk itu kata dia, OJK akan pelajari penyertaan modalnya. Disebutkan seperti yang dimiliki oleh Taman Rekreasi Selecta Kota Batu.
“Cara mendapat dana ini, sangat mungkin dilakukan pembangunan tanpa dana APBN. Mengingat hampir Rp 300 triliun pembangunan di Jatim yang bisa didanai oleh APBN hanya Rp 40 triliun. Kita disuruh berpikir mencari dana untuk pembangunan dan kereta gantung adalah contohnya yang menggunakan dana diluar APBN,” terangnya.
Pembangunan semacam itu harus dilakukan secara bersinergi. Makanya dia menyebutkan bila sinergitas ini menjadi contoh yang luar biasa.
Alasannya karena ketika tiga kepala daerah di Malang Raya bertemu dan bersinergi, menurutnya bisa dicontoh oleh Kepala Daerah lain di seluruh Indonesia. Pasalnya Kota Batu, diyakini Dewani tidak bisa lebih maju lagi kalo Kabupaten Malang dan Kota Malang tidak bersinergi.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menambahkan tentang rencana investasi dari China dengan pembangunan LRT senilai kurang lebih Rp 40 triliun. Menurutnya masalah transportasi jadi kewajiban yang harus diselesaikan bersama.
“Untuk wilayah Selatan nanti tinggal Pak Sekda dari tiga daerah membahas bagaimana rancang bangun LRT. Kita sudah publish kalau investor dari China, ini jauh sebelum korona masuk Indonesia,” tuturnya.
Selanjutnya, menurut dia, untuk trasenya sekitar 39 kilometer yang menghubungkan perguruan tinggi di Kota Malang. Meski begitu, ia berharap agar tidak hanya di Kota Malang saja, tapi juga ada di Kabupaten Malang.
“Semua yang ada di Malang Raya adalah potensi. Kota Malang tidak ada tanpa Kota Batu atau Kabupaten Malang. Contoh kecil saja hajat hidup orang Malang terkait masalah air masih berkaitan dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang,” timpalnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, kata dia, harus bersinergi. Sebab melihat keluar masuknya orang di Malang Raya ini sangat potensi. Jumlahnya sekitar 2 juta lebih.
“Artinya ini adalah peluang yang besar bagi investor berinvestasi di Malang Raya. Kita memang perlu duduk bersama lagi dengan Walikota Batu dan Bupati Malang,” jelas dia.
Untuk itu, kata dia, tim dari investor sudah diturunkan. Mereka melakukan observasi dalam kurun waktu dua minggu.
Karena itu kata dia, perlu melakukan pertemuan lanjutan. Itu untuk menginisiasi buat spice titik-titiknya nanti di mana. Itu biar digodok oleh Sekda.
“Kalau Kota Malang dan Kota Batu bersama Kabupaten Malang, segera duduk bersama dan bersinergi ini adalah menjadi kekuatan yang luar biasa. Selain itu, ini juga harus bersama sama dengan Kementerian,” pungkasnya. (adv/Gus)
Leave a Reply