Muda Berprestasi, Cumlaude Jebolan Queen’s University Belfast Irlandia Utara

GRESIK (SurabayaPost.id)-Muda, cerdas, santun, berpenampilan casual khas milenial, tutur katanya tertata dan terukur membuat nyaman lawan diskusinya. Tak nampak pintasan gestur dan wajah garang sebagai sosok pria yang pernah 4 tahun terdidik di Akademi Kepolisian (AKPOL). Generasi milenial cemerlang itu adalah pria yang telah menyandang pangkat IPTU bernama lengkap ‘Joshua Peter Krisnawan’. Pemuda yang baru berusia 28 tahun ini adalah Kepala Unit (Kanit) IV Pidana Ekonomi (Pidek) Satreskrim Polres Gresik. Jebolan AKPOL 2016 ini baru 10 bulan lalu menjabat dilingkungan Kepolisian Resort Gresik.

Joshua ia akrab disapa, ternyata juga alumnus Queen’s University Belfast Irlandia Utara. Gelar Magister luar negeri itu diraih berawal pada 2017 lalu saat ia memutuskan mengambil beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Berbagai ujian dan seleksi ketat sukses dilewati. Meskipun harus bersaing dengan ratusan mahasiswa dari kalangan sipil dan TNI yang ikut mendaftar. Hasilnya, sulung dari tiga bersaudara itu lolos. Dia pun berkesempatan menimba ilmu di Queen’s University Belfast Irlandia Utara. Dan berhasil meraih gelar magister Human Resource Management pada 2019.

Usai menuntaskan pendidikanya ke luar negeri, perwira milenial ini sejatinya mendapat percepatan kenaikan pangkat. Tetapi ia tak mengambil keaempatan itu. Karena pangkat dan jabatan akan mengalir seirama dengan tugas-tugas yang diembanya. Apalagi jenjang kepengkatan di Polri sudah diatur secara jelas, sehingga tidak perlu dikejar-kejar.

“Saya memilih tidak mengambilnya. Karena jenjang pangkat di Polri itu aturanya jelas jadi saya ambil yang normal saja. Fokus menyelesaikan tugas-tugas yang hari ini kita hadapi dan menyiapkan segala sesuatunya untuk membereskan tugas esok,” tutur Joshua diruang kerjanya.

Joshua berfilosofi, jika hujan lebat lalu wadah air yang disiapkan terlalu kecil tidak akan bisa untuk persiapan ke esokan harinya. Jadi sia-sia, karena yang mestinya bisa mengambil banyak manfaat agar lebih memberi banyak hal tetapi tidak siap. Artinya menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) akan lebih penting daripada mengejar sesuatu tetapi tidak menyiapkan kemampuan diri.

“Ini yang selalu saya tekankan kepada anggota. Kita selalu diskusi apa saja utamanya terkait dengan pekerjaan yang teman teman anggota hadapi,” ungkapnya.

Johua menyampaikan, dirinya selalu mendengar dan menampung pendapat anggotanya sebelum mengambil keputusan terkait perkara yang ditangani. Butuh praktek, katanya karenanya Joshua acapkali melakukan terobosan membangun SDM anak buahnya dengan menciptakan iklim akademis. Dengan menggilir anggotanya untuk praktek menjadi pemateri. Dengan tujuan capaian untuk memperdalam pemahaman tentang pidana ekonomi dan modus kejahatan lainnya.

“Bekerja sembari belajar itu akan mengena dan mudah diserap. Proporsional terhadap anggota adalah hal yg harus dilakukan. Karena sinergi untuk belajar bersama agar tersusun dan terstuktur sebuah tim yang kompak tidak bisa dengan jarak. Agar anggota merasa dihargai. Kalau bahasa jawanya di wongke,” tutur mantan Kanit Jatanras Polres Indramayu itu.

Apa yang ia bangun selama 10 bulan di jajaranya, mampu memetik hasilnya. Unit yang dipimpin anak muda kelahiran Jakarta ini telah banyak menyelesaikan perkara besar diwilayah hukum Kabupaten Gresik Jawa Timur. Baru seminggu ditugaskan, dia berhasil membongkar kasus tindak pidana perdagangan orang dengan modus penyelundupan TKI ilegal. Hal itu juga yang mengantarkannya mendapatkan penghargaan dari Kapolres Gresik sebagai polisi berprestasi pada awal tahun lalu.

“Semua berkat kerja tim yang kompak. Menerapkan kekompakan saling mau belajar tanpa melihat jabatan. Yang paling berkesan adalah tempat lingkungan saya bekerja terutama anggota unit yang saya pimpin semuanya memiliki knowledge, skill, dan attidute yg baik, sehingga saya sangat terdukung dalam bekerja,” ungkap Joshua sembari mengaku bangga dengan anggotanya karena memiliki kemampuan dan skilk bekerja dan etika yang menurutnya membuat ia terkesan dengan anak buahnya.

Johua bercerita, sebelum pendidikan AKPOL, ia juga diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 2012. Hanya saja, disaat yang bersamaan, Joshua juga diterima di Akademi Kepolisian (AKPOL). “Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya memilih berkarir sebagai anggota Polisi,” tutur pria 28 tahun itu

Selama 10 bulan menjabat, ia telah menangani berbagai perkara besar. Ia saat ini juga sedang menuntaskan kasus besar dan menurutnya sangat sensitif. Dan saat ini kasus yang ia tangani itu sudah P21. “Ini (kasus) jarang terjadi di daerah. Banyak hal yang rumit dikasus ini untuk diurai. Tapi alhamdulillah bisa kita tuntaskan. Sebentar lagi masuk persidangan,” tuturnya merahasiakan kasus yang membuat penasaran SurabayaPost.id

Sederet kasus besar yang sudah tuntas adalah perdagangan orang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang atau perlindungan pekerja Mingran Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 Jo 69 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Peredaran pupuk ilegal yang tidak terdaftar dan/atau tidak berlabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan. Termasuk penggelapan sebagaimana pasal 372 KUHP 1 perkara. Penggelapan dalam jabatan sebagaimana pasal 374 KUHP 3 perkara.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.