Pancasila dalam Tarian Nusantara Utama di Samba 2020 IBU Malang

Tim tari beragam daerah pose bersama usai tampil dalam gelaran SAMBA IBU Episode Pancasila Sakti

MALANG (SurabayaPost.id) – Tim Tari Nusantara Utama IKIP Budi Utomo Malang kembali mewarnai pagelaran acara Sambut Mahasiswa Baru (Samba) pada Kamis, (1/10/2020). Pada Samba episode Pancasila Sakti ini, tim Tari Nusantara Utama menyuguhkan penampilan spesial.

Itu karena menampilkan konsep kolaborasi bersama Tim Silat IKIP Budi Utomo Malang, Yongki yang merupakan seorang penari Barongan dari Jawa Tengah. Liukan mahasiswa IKIP Budi Utomo tersebut terlihat lincah dan penuh semangat.

Liukan lincah dan penuh semangat dari para pesilat dan juga penari Barong ini semakin menambah marak dan meriah acara Samba yang diikuti 200 mahasiswa itu. Baik itu secara offline maupun online di Plaza Utama IKIP Budi Utomo Malang kampus C.

Anita, salah satu dosen IBU yang selalu aktif mendampingi mahasiswa berkreasi diseni tari

Menurut Rektor IKIP Budi Utomo, Dr Nurcholis Sunuyeko, konsep kolaborasi yang beragam ini sengaja ditampilkan sebagai media pengingat bagi semua anak bangsa. Khususnya para mahasiswa baru IKIP Budi Utomo Malang tahun akademik 2020-2021.

“Itu mengingat Pancasila bisa menjadi ada dan “Sakti” karena keragaman Indonesia itu sendiri. Baik itu etnis, bahasa, agama dan lain-lainnya,” jelas diq.

Jenis pakaian adat misalnya. Menurut dia, itu berasal dari daerah yang berbeda. Pakai tersebut dipakai oleh para penari untuk menunjukkan keragaman Indonesia tercinta.

Makanya, tutur dia, akhir penampilan tarian kolaborasi itu ditutup dengan pembacaan naskah Pancasila secara bersama-sama. Pembacaan itu dipimpin oleh dua mahasiswa baru dengan diiringi merdunya petikan Sape, alat musik tradisional suku Dayak yang dimainkan oleh Yupen, mahasiswa asal Bengkayang, Kalimantan Barat.

“Dengan konsep kolaborasi ini, Tim Tari Nusantara Utama bermaksud ingin menyampaikan pesan kepada seluruh warga bangsa bahwa segala keragaman itu bisa disatukan oleh Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Sebagai rumah besar seluruh anak bangsa yang berbeda-beda,” pungkas Dr Nurcholis Sunuyeko. (lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.