Pemkot Diharap Utamakan Proyek Padat Karya, Investor Dibebaskan Pajak Selama Lima Tahun

Direktur Jatim Park 3 Kota Batu, Ir Suryo Widodo

BATU (SurabayaPost.id) – Pemkot Batu kini sedang membahas tentang Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2020. Untuk itu, Pemkot selama masa pandemi Covid-19 ini diharap mengutamakan proyek padat karya. Sehingga kontraktor kecil, toko bangunan serta para tukang bisa hidup.

Harapan tersebut disampaikan Direktur Jatim Park 3 Kota Batu, Ir Suryo Widodo, Rabu (26/8/2020). Menurut Suryo, melalui proyek padat karya, dampak terhadap ekonomi bakal bagus. Sebab, pemanfaatan tenaga lebih besar daripada materialnya. “Kalau manfaatkan orang banyak, tentu mereka akan bisa hidup,” harapnya.

Diakui dia, padat karya memang agak sulit untuk dilakukan. Tapi menurut dia, pemerintah perlu membuat jurus baru. “Misalnya, yang investasi di masa Covid – 19 ini, selama lima tahun ke depan bebas pajak. Itu harus berani,” kata dia.

Menurut dia, kebijakan seperti itu sama dengan membantu masyarakat. Sebab, jika proyeknya jadi, rakyat juga bisa hidup. “Itu sama dengan mengalihkan pajak langsung kepada masyarakat,” paparnya.

Diakui dia, jika hal itu tergantung Menteri Keuangan (Menkeu). Namun tegas dia, daerah perlu mengusulkan kebijakan semacam itu.

“Contohnya, seperti pemberian sembako. Itu lebih baik jangan dirupakan sembako, tapi uang. Kalau uang, bisa berputar dan mereka bisa makan dan yang jualan di warung juga bisa hidup,” tandasnya.

Makanya kata dia, jangan sampai mereka beli beras kepada pedagang besar. Kalau sudah terkumpul di pedagang besar, Suryo memastikan uangnya bakal ditukar dengan uang dolar lagi.

“Karena tidak mungkin mereka pegang uang rupiah sampai puluhan miliar atau sampai ratusan miliar. Kalau sudah seperti itu,akhirnya dolar naik lagi,” terangnya.

Dari sisi lain, terang dia, kalau hal ini tidak ada duitnya, meski begitu mereka bisa hidup. Alasannya, karena bisa memberdayakan di sekitarnya. Sehingga mereka bisa makan dari bantuan pemerintah tadi.

“Artinya kalau kita disuruh beli beras atau gula dan kebutuhan lainnya pasti beli di distributor dan yang di tengah gak jalan. Jadi sangat tidak mungkin kalau beli beras dan gula secara eceran. Pasti cari distributor padat karya,” terangnya.

Terkait itu semua, terang dia, karena di masa Pandemi Covid – 19 yang repot dan susah hampir semuanya. Itu mulai dari pekerja seni, travel,, dan yang lainnya,.

“Untuk itu, pemerintah harus melihat secara makronya dulu, baru memikirkan mikronya. Dampaknya kemana kemudian harus seperti apa,” jelasnya.

Misalnya, jelas dia, seperti halnya proses pembangunan Pasar Besar Kota Batu, sebetulnya, terlepas yang sempat ada yang protes dengan alasan tidak setuju dan sebagainya.Menurut Suryo sebenarnya pembangunan tersebut pada saat ini àdalah saat yang tepat.

“Karena pasarnya lagi sepi.Misalnya kalau pada waktu ekonomi mulai berjalan, tapi akan terjadi beda pendapat.Ada yang berpendapat pada saat pasar sepi, malah bakal direlokasi dan sebagainya.Tapi semua itu,ya sah – sah saja,” katanya.

Tapi, kalau pada saat pasarnya rame, tentunya mereka langsung bisa siap. Menurut dia, yang namanya proses perlu pengorbanan.

“Kalau ngomong tentang ekonomi, ini yang tepat. Karena sekarang ekonomi turun jadi sekalian, kalau proyek pasarnya sudah berjalan, tentunya kalau pada waktu pasar rampung, kan semuanya sudah siap menempati dan tinggal menikmati saja Karena pasarnya sudah bagus dan sudah tertata rapi,” pungkasnya. (Gus)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.