BATU (SurabayaPost.id) – Ormas Pemuda Pancasila (PP) Kota Batu menanam pohon dengan cara unik. Sebab Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP tersebut menggunakan tanah urukan dari 19 desa yang tersebar di Kota Batu.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Ketua MPC Ormas PP Kota Batu, Endro Wahyu, saat ikut gerakan menanam 1 nama 1 pohon, Sabtu (17/10/2020). Pohon yang ditanam PP adalah pohon tabepuya.
Pohon tersebut tingginya sekitar 7 meter. Tanaman itu ditanam di Jalan Imam Bonjol, Kota Batu.
Menurut Hendro, prosesi penanaman pohon yang dialukan menggunakan tanah di 19 desa untuk menguruknya. Alasannya karena Kota Batu memperingati HUT ke-19.
Dia meyakini dengan cara seperti itu pohon yang ditanam bakal tumbuh dengan subur. “Artinya, ada makna tersendiri terkait ulang tahunnya Kota Batu yang ke-19. Sebab di Kota Batu ada 19 desa,” paparnya dia.
Itu, kata dia, memiliki nilai sejarah. Apalagi, 1 nama 1 pohon. Diyakini pohon yang ditanam pasti teramat dan terjaga dengan baik.
Dalam gerakan tanam pohon serentak yang digagas DLH dan ATF itu PP menanam 27 pohon. Jenisnya tabepuya dan dua pohon di antaranya sejenis pohon bunga kantil.
“Sejumlah puluhan pohon tabepuya memiliki beragam warna bunga. Ada yang kuning, merah dan putih. Ketinggiannya beragam. Ada yang 3 meter, 5 meter dan 7 meter. Itu sudah ditanam di sepanjang Jalan Imam Bonjol Kota Batu,” ngakunya.
Selanjutnya, Hendro mengaku pula terkait dua pohon bunga kantil tersebut, mitosnya, guna merekatkan para wisatawan yang ke Kota Wisata Batu, diyakini bakal kembali karena rasa cintanya pada Kota Batu. Selain itu, Batu akan terlihat sejuk dan indah.
Diwaktu yang sama, Sekretaris MPC PP Kota Batu yang sekaligus dari anggota DPRD Batu, Deddy Irfan Alwani, mengaku tengah mengerahkan anggota PP sejumlah 60 personil.
“Itu, tergabung dari 6 DPC di 6 Kecamatan yang meliputi,3 Kecamatan di Kota Batu dan 3 Kecamatan lagi, dari Malang barat, Kabupaten Malang,” jelasnya.
Terkait puluhan pohon yang ditanamnya melalui gerakan serentak tersebut,
Alwani berharap masyarakat Batu, maupun pemerintah agar punya tanggung jawab memeliharanya dan saling mengawasi.
“Artinya, gerakan seperti ini supaya tidak hanya sebatas gerakan gebrakan semata, kemudian setelah rampung ditinggalkan begitu saja,” timpalnya. (Gus)
Leave a Reply