Teknologi Tepat Guna Model Chopper dan Mengembalikan Pamor Usaha Ternak Sapi Kota Batu 

0leh Yunan S *

Sektor Pertanian Kota Batu sudah diakui banyak pihak dan kalangan memiliki pamor dan keunggulan. Khususnya tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran. Pamor dan keunggulan itu karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi alam yang mendukung.  

Menjadi wajar, apabila pilihan dan ketergantungan ekonomi masyarakat, pada umumnya, yang berada di kota Batu menggantungkan pada sektor pertanian. Pilihan ekonomi tersebut sudah berjalan puluhan tahun dan dilakukan secara turun temurun. 

Akibatnya, sektor Pertanian memiliki andil yang cukup besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kota Batu yang berbasis sektor primer-tradisonal. 

Perjalanan waktu, sektor pertanian Kota Batu kini bahkan telah mengalami transformasi menjadi agro industri dan menjadi tujuan wisata alam yang diandalkan Kota Batu.

Arah dan kebijakan Agro Industri yang lebih banyak menyentuh di komoditas Buah-Buahan, Sayur-Sayuran dan kini Bunga dalam beberapa tahun terakhir digenjot justru terbalik kondisinya di sektor tradisional lainnya, yakni usaha ternak sapi. 

Usaha Ternak justru kalah pamor dengan sektor pertanian tersebut. Usaha ternak sapi di Kota Batu dalam beberapa tahun terakhir tidak tumbuh signifikan. Idealnya, jika pertanian kuat menjadi rembesan yang bisa memicu usaha ternak sapi di Kota Batu juga bisa tumbuh maksimal. 

Usaha ternak sapi lebih awal berkembang dan dikenal di Pujon Kabupaten Malang. Bukan Kota Batu. Meski begitu sesungguhnya, usaha ternak sapi Kota Batu memiliki potensi dan kekuatan yang bisa dioptimalkan.

Melihat kondisi dan realitas tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang berinisiatif melakukan pendampingan dan pemberdayaan pelaku usaha ternak sapi Kota Batu dengan meluncurkan tehnologi tepat guna (TTG) kali pertama dengan model Chopper. 

Tehnologi Tepat Guna Chopper adalah alat penghancur tanaman sebagai bahan pakan ternak. Model alat tersebut adalah fungsi keekonomisannya dalam penyediaan pakan, dimana konsep yang  ditawarkan kepada masyarakat adalah menimbun bahan pakan berupa rumput yang kemudian dihancurkan, dimana ketersediaan rumput yang melimpah di musim penghujan dapat dimanfaatkan dan diolah untuk disimpan dan digunakan pada musim kemarau di saat ketersediaan pakan mulai menurun.

Masalah lainnya, usaha ternak sapi di Kota Batu adalah ketika bersentuhan langsung dengan usaha ternak yang dimiliki oleh masyarakat yaitu pertama adalah ketersediaan pakan secara konsisten dan pengolahan limbah yang dihasilkan dari budidaya ternak tersebut. 

Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu lembaga institusi pendidikan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian yang telah bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan Diseminasi hasil teknologi kepada masyarakat untuk dapat dimanfaatkan secara baik dan benar. 

Kegiatan Pendampingan dan Pemberdayaan Usaha Ternak Sapi di Kota Batu dipimpin oleh Hendra Kusuma, SE., ME. 

Model Chopper, fungsi keekonomisannya dalam penyediaan pakan, dimana konsep yang  ditawarkan kepada masyarakat adalah menimbun bahan pakan berupa rumput yang kemudian dihancurkan, menjaga saat ketersediaan pakan mulai menurun.

Permasalahan kedua dari peternak adalah limbah kotoran yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada sebagian besar anggota masyarakat yang memiliki ternak masih membuang kotoran di tempat umum seperti di selokan atau dibiarkan begitu saja menumpuk di sekitar kandang yang dimiliki. 

Hal tersebut dapat mendatangkan masalah baik bagi pemilik maupun warga sekitar kandang, dimana potensi terjangkitnya penyakit akibat limbah yang tidak diolah menjadi ancaman bagi warga sekitar. Salah satu program yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang bekerjasama dengan DIKTI adalah pembuatan biogas. Biogas tidak hanya mendorong masyarakat mandiri energi terbarukan namun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan gas yang dihasilkan dari pengolahan limbah ternak tersebut. Gas yang dihasilkan tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti untuk memasak, namun juga dapat berfungsi untuk penerangan dan lain sebagainya. Selain itu hasil limbah pengolahan biogas atau disebut sebagai Slury dapat dimanfaatkan menjadi pakan cacing yang bernilai ekonomis. Sehingga dari program biogas ini terdapat minimal terdapat 2 manfaat yang dapat diterima oleh masyarakat yaitu kemandirian energy dan peningkatan ekonomi dari hasil pengurangan biaya hidup untuk memebli gas dan penjualan Slury yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan cacing ataupun pupuk organic. Dari berjalannya program TTG ini masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang dan Pemerintah karena telah ikut andil secara nyata untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat terutama dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi. (*Dosen UMM) 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.