GRESIK (SurabayaPost.id)–Diusianya yang ke 47 Tahun, PT Petrokimia Gresik (PG) telah bertransformasi menjadi produsen pupuk terlengkap di Indonesia dengan jumlah 31 pabrik berkapasitas 8,9 juta ton/tahun (pupuk dan non-pupuk). Kesuksesan anak usaha PT Pupuk Indonesia yang berdiri Tahun 1972 ini karena selalu siap dan sukses menghadapai setiap tantangan zaman.
Direktur Utama PG, Rahmad Pribadi mengatakan, sebagai perusahaan milik negara, PG akan terus beradaptasi sesuai dengan tantangan dan peluang bisnis. Arah pengembangan PG tidak sekadar mendukung sektor pertanian dan pangan, namun bertekad untuk memberikan solusi bagi sektor agroindustri di Indonesia.
Untuk mewujudkan langkah tersebut, pada usia 47 tahun ini PG telah siap menjalankan program transformasi bisnis untuk menciptakan kesuksesan baru yang selama 47 Tahun ini telah dinikmati masyarakat Indonesia.
“Saya berharap hari ulang tahun ke-47 ini menjadi landmark program transformasi atau menjadi satu titik awal penciptaan masa depan baru bagi Petrokimia Gresik,” kata Rahmad dalam pres rilisnya, Rabu (10/7).
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa program Transformasi Bisnis diharapkan mampu membawa PG menjadi perusahaan yang paling efisien dan memiliki growth engine (mesin pertumbuhan) baru, sehingga mengantarkan PG sebagai market leader dan dominant player.
“Saya melihat lima tahun ke depan, target transformasi seharusnya sudah bisa tercapai, karena beberapa tahapan atau milestone transformasi telah dicapai dengan baik pada semester pertama tahun ini,” ujarnya.
Rahmad meyakini, transformasi di PG tidak sulit untuk dilakukan karena PG memiliki modal yang kuat, yaitu unggul di bidang pengembangan pupuk non-urea.
Selain itu, telah banyak perubahan besar yang terjadi di PG selama tahun 2018, diantaranya berhasil mencetak laba terbesar, yaitu Rp1,79 triliun atau meningkat 106% dibandingkan tahun 2017 (Rp873,67 miliar). Total aset perusahaan mencapai Rp46,47 triliun atau meningkat 12% dari tahun 2017 (Rp41,05 triliun). Sedangkan total nilai penjualan tahun 2018 mencapai Rp27,67 triliun atau meningkat 17% dibandingkan tahun 2017 (Rp23,64 triliun).
Pada tahun 2018, lanjut Rahmad, perlambatan ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah yang masih dirasakan hingga tahun ini cukup berdampak pada beban operasional perusahaan, mengingat sebagian besar bahan baku PG merupakan barang impor.
Namun demikian, dengan kesatuan tekad dan perencanaan serta tindakan yang matang, PG mampu menutup tahun 2018 dengan berbagai prestasi, yaitu meraih 120 penghargaan, 55 diantaranya tingkat Internasional dan 65 tingkat Nasional.
Program Transformasi Bisnis PG menurut Rahmad Pribadi, moving to the right directon at the right based. Artinya berjalan dengan kecepatan yang kita harapkan dan ke arah yang benar.
Apalagi, jika Insan PG telah terbiasa dengan perubahan dan berpengalaman dalam menciptakan masa depan baru, seperti inovasi pupuk majemuk Phonska dan pupuk organik Petroganik.
“Saya memiliki bayangan jika lima tahun ke depan, Petrokimia Gresik tidak hanya dikenal dengan Phonska dan Petroganik saja, tapi sudah ada hal baru yang se-transformatif kedua produk tersebut,” ungkapnya.
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Selama hampir setengah abad hadir untuk negeri, PG bertekad untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Artinya pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu juga diikuti dengan meningkatnya realisasi bantuan kepada masyarakat.
Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar maka telah dilaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikenal dengan nama “Petrokimia Gresik Peduli dan Berbagi”.
Adapun nilai bantuan CSR tahun 2018 mencapai Rp58,3 miliar, sedangkan untuk tahun 2019 sampai dengan bulan Juni 2019 telah terealisasi sebesar Rp24,2 miliar, yang terdiri dari penyaluran dana untuk Program Kemitraan sebesar Rp15,8 miliar, dan penyaluran dana bantuan Program Bina Lingkungan sebesar Rp8,4 niliar untuk masyarakat sekitar perusahaan.
Kemitraan merupakan pemberian dana pinjaman, pelatihan, serta hibah kepada usaha kecil yang memenuhi syarat. Sedangkan Bina Lingkungan meliputi bantuan bencana alam, pendidikan dan pelatihan, sarana dan prasarana umum, sarana ibadah, kesehatan masyarakat, pelestarian alam dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
Leave a Reply