BATU (SurabayaPost.id) – Pemerintah Kota Batu, melalui Bagian Humas Setda Pemkot Batu bersama puluhan jurnalis melakukan studi tiru ke Pemkab Magelang, Selasa, (27/10/2020).
Rombongan studi tiru itu bersama Kabag Humas Kota Batu Santi Restuningsasi dan Asisten Administrasi Umum, Chairul Sjarif Tartila. Mereka mewakili Pemkot Batu.
Dalam kunjungan itu mereka diterima dengan baik oleh Asisten Administrasi Umum Pemkab Magelang, Asfuri Muhsis di aula Pendopo DRH Soepardi Kabupaten Magelang.
Pada kesempatan itu, Asfuri mengaku ada kesamaan antara Kota Batu dan Kabupaten Magelang. Itu di bidang pariwisata dan pertanian dalam menghimpun pendapatan asli daerah (PAD).
“Di sektor pertanian berkontribusi 40 persen terhadap PAD Kabupaten Magelang. Padi merupakan komoditi utama yang dihasilkan. Sedangkan sektor pariwisata sebesar 20 persen. Total PAD yang dihimpun Kabupaten Magelang Rp 400 miliar,” katanya.
Dari sisi lain yang perlu diketahui untuk di Kota Batu PAD-nya sebesar Rp 200 miliar pada tahun 2019 silam. Dimana sektor pariwisata berkontribusi 80 persen dalam menyumbang PAD Kota Batu, untuk itu, terkait yang di Kabupaten Magelang.
“Respon terhadap perkembangan wisata ditunjukkan masyarakat Kabupaten Magelang dengan sangat baik. Hal itu tercermin dari banyaknya bermunculan rumah-rumah milik masyarakat yang dirancang sangat menarik,” ungkapnya.
Dengan begitu, kata dia, juga membangun home stay yang nyaman untuk wisatawan. Oleh karena itu, kata Asfuri, para wisatawan menjadi betah dan nyaman saat berkunjung ke Magelang.
“Kabupaten ini memiliki dua ikon pariwisata. Wisata Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia dan Gunung Merapi. Promosi wisata kami, sama seperti di Kota Batu yang menggandeng media massa. Dengan memanfaatkan web pribadi yang berisikan seluruh informasi potensi yang ada di Magelang,” ngakunya.
Itu, lanjut, dia, daya dukung stimulus yang diberikan kedua daerah berbeda provinsi ini.Menurutnya sama-sama menyasar di sektor vital. Itu disebutkan dia, seperti pertanian dan pariwisata dengan pemberian pelatihan dan bantuan sarpras.
“Selain beberapa hal yang disebutkan itu, maka kedua daerah itu juga memanfaatkan adanya kelompok seni. Dengan tujuan mendongkrak sektor pariwisata di dua daerah tersebut,” paparnya.
Kesamaan lainnya, papar dia, desa wisata menjadi prioritas pengembangan sebagai upaya pemulihan ekonomi. Itu, dijelaskan dia, bahwa di Magelang terdapat Balai Ekonomi Desa (Balkodes) yang tersebar di 20 desa sekitar kawasan Candi Borobudur.
“Dalam Balkodes terdapat home stay, kuliner dan paket wisata yang dikelola oleh BUMdes. Hal itu ternyata mampu menghasilkan PAD bagi desa tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Pemkot Batu, Chairul Syarif Tartila, yang sapaan akrabnya Syarif, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemkab Magelang. Sebab telah berkenan menerima kunjungan kerja Pemkot Batu hingga beberapa hari ke dapan.
“Kami berharap dengan kunjungan ini dapat memberi transformasi pengetahuan , baik bagi Pemkot Batu maupun Pemkab Magelang. Serta mempererat jalinan silaturahmi antar dua belah pihak. Selain itu, disamping silaturahmi, terdapat keinginan lain yang berusaha digali,” harapnya.
Itu,lanjut dia, pesan dia, mengenai apa yang telah dijalani, dan dibuat dan dikembangkan. Itu, semua bertujuan untuk semakin sempurnanya pelayanan Pemkot Batu terhadap masyarakat,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply