DPRD Gresik Usulkan Beri Subsidi Migor Pelaku Usaha Mikro

GRESIK (SurabayaPost.id) – Usai melakukan reses di sejumlah wilayah konstituenya Wakil Ketua DPRD Gresik, Mujid Riduan meminta agar pemerintah menyediakan minyak goreng subsidi untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ia mengaku usai menyambangi pengusaha kerupuk di Desa Putat, Kecamatan Menganti. Disana, dia dicurhati pengusaha karena minyak goreng bersubsidi langka.

Politisi PDI Perjuangan itu melihat langsung proses pembuatan kerupuk di tengah langkanya minyak goreng Rp 14 ribu. Para pengusaha kerupuk mencari minyak goreng hingga keluar kota. Harganya berkisar Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per liternya. 

“Harga minyak goreng itu masih di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga biaya produksi kerupuk lebih tinggi dari sebelumnya,” kata Mujid pada Sabtu (16/4/2022).

Mujid berharap Diskoperindag Gresik turun ke pengusaha-pengusaha kerupuk di Menganti. Meski sudah ada harga yang ditetapkan, yakni Rp14 ribu, namun minyak goreng tetap langka dan sulit ditemui.

“Setelah ini saya koordinasi dengan Diskoperindag untuk turun membantu UMKM. Kenyataan di lapangan bahan baku minyak goreng masih langka,” papar Mujid.

Mujid menambahkan, pengusaha kerupuk juga mengeluhkan harga tepung tapioka yang ikut naik. Kondisi ini harus menjadi perhatian. Akibat bahan baku mahal, Mujid merincu sudah ada tiga produsen kerupuk rumahan yang gulung tikar. 

Ke depam, Mujid akan membantu pengusaha kerupuk dengan membantu pengajuan bantuan alat melalui dana hibah sehingga produsen kerupuk bisa bertahan.

“Diskoperindag perlu turun lagi, pengrajin rumahan mulai kerupuk, tahu, tempe biar didata berapa yang kembang kempis, berapa yang berhenti beroperasi itu perlu di data. Kami perlu data itu pemkab harus hadir ke UMKM,” terangnya.

Tidak hanya mengunjungi saja, Mujid ikut memborong dua kantong kerupuk besar. Kerupuk itu kemudian dibungkus dan dibagikan kepada warga.

Salah satu pengusaha kerupuk yang masih bertahan adalah milik Sutino. Lokasinya berada di Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti. Pria berusia 59 tahun itu kurang lebih sudah 30 tahun menjadi pengusaha kerupuk, baru kali ini mengalami situasi paling parah kelangkaan minyak goreng. 

“Kalau saya berhenti produksi, kasihan mereka mau makan apa. Baru kali ini minyak gorenglangka paling parah. Ditambah lagi tepung tapioka harganya juga ikut naik,” kata Sutino, pengusaha kerupuk yang didatangi Wakil Ketua DPRD Gresik. (adv/uki)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.